Klan Otori : Across the Nightingale Floor

Lantai burung bulbul merupakan novel yang mengangkat kisah tentang intrik politik, kisah cinta dan kesetiaan dengan latar Jepang. Meski, penulisnya, Lian Hearn mengakui bahwa cerita ini merupakan fiksi. Hanya ada beberapa saja yang sesuai dengan kondisi Jepang, seperti pemandangannya dan musim-musimnya, serta beberapa tempat bernama Hagi dan Matsue. Sisanya adalah fiksi. Jadi, komposisi sejarah dalam novel ini hanya sedikit dan tidak terlalu banyak, namun kisah di dalamnya seolah menyiratkan bahwa perjuangan mereka benar terjadi.

Begitu lihainya gaya penulisan Lian Hearn, mungkin karena memang aku mudah terbius dengan cerita seperti ini. Membuatku mempercayai bahwa klan otori itu nyata dan Lord Shigure itu ada. Padahal, keduanya, bahkan sampai klan Tribe, semuanya adalah fiksi. Ketika aku mencari tahu kebenarannya di google, hanya muncul pencarian tentang buku ini.


Book Review Lantai Burung Bulbul

ulasan buku klan otori


Sinopsis Cerita Klan Otori

Di kastilnya di Inuyama, Lord lida Sadamu — pemimpin klan Tohan yang kejam — memandangi nightingale floor miliknya yang megah. Tak seorang pun mampu melintas di atasnya tanpa membuat lantai itu bernyanyi.

Namun ada seorang anak muda yang memiliki kemampuan luar biasa: pendengaran yang sangat tajam, mampu berada di dua tempat sekaligus, serta mampu menghilang. Ia berhasil melintasi lantai itu tanpa berbunyi, bukan hanya untuk membalas dendam atas kematian keluarganya, tetapi juga untuk menyelamatkan gadis yang ia cintai.

Sebuah kisah di jaman feodal Jepang tentang peperangan antar klan, pengkhianatan, pembalasan dendam, kesetiaan, dan juga kehormatan dengan latar belakang cinta.


Kisah Perebutan Kekuasaan dan Kesetiaan

Alkisah di suatu tempat dengan berlatar negeri Jepang, ada beberapa klan yang berusaha untuk menjadi pemimpin tersohor. Salah satu klan yang saat itu cukup membahayakan berada di daerah Tohan yang dipimpin oleh Lida Sadamu. Dan sebuah klan yang dipimpin oleh dua bersaudara, namun penerus waris klan yang seharusnya ini yang ternyata sangat dicintai rakyatnya, bernama Lord Shigeru Otori, berasal dari klan Otori.

Antara kedua klan ini kondisinya masih bersiteru sebab klan Otori masih menolak berdamai dengan klan Tohan. Bahkan, masih menolak untuk bekerjasama demi terciptanya hubungan antar klan yang tampaknya memang hanya untuk menguntungkan sebelah pihak yaitu kekuasaan Lida Osamu.

Kekejaman Lida salah satunya adalah yang membuat pertemuan antara Tosamu dan Shigeru terjadi. Ketika Lord Lida membantai semua warga Hidden hanya karena keyakinan mereka yang bertentangan dan masyarakat Tohan yang membenci kaum Hidden. Mereka membantai semua warga dengan cara yang sadis dan hanya ada satu anak yang saat itu bisa lolos dari cengkraman Lord Lida. Bahkan, bisa membuat Lord Lida terjatuh dari kudanya, ia bernama Tosamu.

Bocah lelaki yang sudah remaja itu akhirnya ditolong oleh Shigeru saat melarikan diri di dalam hutan. Berkat bantuan lord Shigeru inilah ia bisa hidup, bahkan berada dalam perlindungan seorang pewaris sah klan Otori. Namun, karena intrik politik yang kuat membuat Lord Shigeru tidak bisa mendapatkan haknya sebagai pemimpin. Alih-alih, kedua pamannya yang menggantikan kedudukannya.

Bersama Shigeru, Tosamu yang diganti namanya menjadi Takeo dan berniat untuk menjadikannya anak angkat. Demi mewujudkan keinginannya dan melindungi Takeo, Shigeru membawa remaja lelaki itu ke kediamannya di Hagi. Di tempat inilah ia diajari banyak hal yang justru membuka sesuatu yang tersembunyi dalam dirinya.

Karena kesetiaan Takeo pada Shigeru, membuat Lord Otori ini selalu takjub dengan perkembangan keahliannya. Kemajuan yang pesat terjadi usai ia berhasil menggagalkan pembunuhan secara tersembunyi yang mengincar nyawa Lord Shigeru. Tidak disangka, semua orang berpikir yang diincar adalah Takeo karena berhasil meloloskan diri. Padahal, incaran utamanya adalah Shigeru.

Tanpa pertolongan dari Shigeru, Takeo berpikir, ia tidak akan pernah bisa hidup. Juga tidak mungkin bisa memiliki keinginan untuk membalaskan dendam kaum Hidden yang sudah dibunuh oleh Lida. Karena itu, ia dengan takzim, patuh pada apa yang Shigeru rencanakan untuknya. Selain rasa terima kasih, kasih sayang Shigeru pada Takeo juga membuat bocah lelaki itu bisa kembali merasa hidup.

Sebenarnya, baik Takeo maupun Shigeru, keduanya seolah dipertemukan oleh takdir. Dengan nasib yang hampir sama. Takeo kehilangan keluarganya karena dibunuh oleh Lida. Dan Shigeru juga kehilangan adiknya yang sama dibunuh oleh orang-orang Tohan. Mereka berbagi rasa sakit yang sama akibat kehilangan. Bahkan, rasa sakit itu menuju satu orang yang sama, yaitu Lida Sadamu. Dan keinginan keduanya juga sama, yaitu membalaskan dendam pada Lord Lida dengan membunuh orang itu.

Namun, intrik politik yang ketat. Penjagaan yang super. Membuat keduanya harus berlatih dan menyusun strategi dengan matang. Agar tidak ada kekeliruan dalam melangkah. Sebab, jika salah langkah maka ribuan nyawa akan terkorbankan. Sebab itu, Lord Shigeru dengan sabar mendidik Takeo sehingga ia bisa secara matang memahami posisinya dan tugas penting baginya.

“Perhatikan bangau itu, Ichiro. Lihat kesabarannya, lihat betapa lama dia berdiri diam untuk mendapatkan keinginannya. Aku memiliki kesabaran yang sama dan simpanan sabarku masih amat banyak.” - hal 61


Kemampuan Tersembunyi Bocah Pendiam

Setelah menyaksikan keluarganya serta semua kaum Hidden di Mino dibantai oleh Lida. Tosamu alias Takeo mengalami trauma yang membuatnya berhenti bicara. Ia seperti tidak memiliki kekuatan untuk hanya sekadar menjawab pertanyaan.

Ada satu keahlian yang dirasakan oleh Takeo semenjak ia berhenti bicara. Yaitu, pendengarannya lebih sensitif. Ia bahkan bisa membedakan suara-suara yang didengarnya tapi tidak didengar oleh orang lain. Seperti suara langkah, ia bisa mengetahui apakah langkah tersebut berasal dari pelayan perempuan tau lelaki. Juga bisa tahu, langkah prajurit dan langkah lain yang lebih halus.

Karena pendengarannya yang tajam inilah, Takeo bisa mengetahui ada kejanggalan pada malam saat seorang pembunuh bayaran menyelinap masuk ke rumah Shigeru di Hagi. Ia mendapati tidak ada suara langkah pengawal. Tidak ada suara gonggongan apalagi napas dari anjing penjaga. Dan ia juga mendengar suara berdesir halus dan membuatnya langsung membangunkan Shigeru. Dari kejadian inilah ia akhirnya banyak melatih pendengarannya.

Tak hanya itu, sejak kedatangan Muto Kenji, Takeo kembali dilatih dengan banyak keahlian dari klan Tribe. Salah satunya dengan berada di dua tempat berbeda dalam satu waktu. Hingga bagaimana membuat orang lain tertidur dan banyak lagi keahlian yang diasah dan bisa dikuasai dalam waktu yang cepat.

Percepatan ini membuat Shigeru semakin bangga dengan Takeo. Dan membuat kesedihan Shigeru menghilang usai kehilangan adiknya yang tercinta.


“Pendengaran tajam ini, yang lambat laun semakin tajam sejak aku berhenti bicara, kini menyerbuku dengan banjir suara” - Hal 22


Kisah Cinta Dalam Diam

Ada kisah romansa yang bisa dikatakan tidak berjalan mulus. Tapi, bentuk cinta yang diberikan sangat tulus. Ketidakmampuan kedua insan melawan takdir hingga tak mampu untuk melepas diri dari tuntutan hidup. Mengalah hanya jalan satu-satunya yang bisa ditempuh.

Seperti cinta Shigeru pada Lady Maruyama, keduanya pernah menikah. Bahkan, Lady Maruyama sudah memiliki dua putri. Kisah cinta mereka benar-benar terwujud dalam diam dan rahasia. Mereka memang bertemu, namun hanya sesekali saja karena kehidupan tak mengizinkan keduanya untuk bersama.

Bukan. Bukan karena perselingkuhan, tapi karena urusan politik. Lady Maruyama merupakan wanita tersohor karena daya tariknya. Membuat Lida Sadamu tergila-gila padanya, meski saat itu istri Lida masih hidup walaupun dalam kondisi kritis. Tapi, demi cinta Lady Maruyama pada Shigeru, ia sering menolak, karena memang ia tak menginginkan dirinya berkoalisi dengan Lida yang dikenal super kejam.

Ada lagi kisah cinta dua remaja yang baru mengenal seperti apa ketertarikan lawan jenis. Yaitu Takeo dan seorang gadis yang menginginkan kebebasan. Kisah cinta keduanya, hampir mirip dengan cinta Shigeru, bapak angkatnya Takeo. Meski tidak setragis kisah Lady Maruyama dan Shigeru. 

Melalui kisah cinta dalam diam yang seperti tidak ditakdirkan untuk bersama. Menjadi bumbu yang cukup berpengaruh menambah manis cerita di dalamnya.


“Takdir menentukan hidup kita, tak peduli apa yang kita pikir sedang kita rencanakan.” - hal 86


Apa Itu Lantai Burung Bulbul?

Baiklah, ini adalah salah satu hal yang nyata dan bisa dicek keberadaannya dalam kisah Klan Otori. Seperti yang pernah kusebut sebelumnya, tidak semua dalam cerita ini nyata tapi juga tidak sepenuhnya fiksi. Salah satunya Lantai Burung Bulbul atau disebut Uguisubari.

Lantai ini digunakan di banyak tempat seperti kastel dan kuil, contoh yang sudah menggunakan teknik Uguisubari ini yaitu di Kastel Nijo dan Chion’In. Fungsi utama penggunaan teknik Uguisubari adalah untuk mengetahui kedatangan tamu tak diundang melalui bunyi yang merupakan bentuk sinyal kehadiran tamu tersebut.

Sistem lantai ini menjadi alarm bagi penyusup. Lantai ini disusun dengan teknik tertentu sehingga saat diinjak, bahkan dengan langkah ringan sekalipun, akan menimbulkan suara berdecit. Sesuai dengan berat tubuh yang menginjak, terkadang decitannya bisa kencang. 


“Aku dengar Lida memesan lantai yang dapat berkicau seperti burung bulbul. Tapi, siapa yang butuh membuat lantai bernyanyi seperti burung kalau lantai itu sudah punya lagunya sendiri? Dia takut pada pembunuh bayaran. Lantai itu adalah pelindung tambahan. Tak seorangpun dapat melintasinya tanpa membuatnya berkicau.” - Hal 117


Informasi Buku Tales of the Otori 

Judul : Lantai Burung Bulbul 1

Penulis : Lian Hearn

Halaman : 368

Format : Buku Digital

Bahasa : Indonesia Terjemahan

Baca di : Gramedia Digital

Diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama

ISBN Digital : 9786020624266


Alasan Kenapa Suka Dengan Lantai Burung Bulbul

Ada alasan kenapa memilih novel kisah Klan Otori yang sepertinya 80% merupakan fiksi. Pertama, setelah membaca novel Yu Hua berjudul Kisah Seorang Pedagang Darah. Aku mengalami hangover dan kesulitan menikmati bacaan fiksi lain kalau tidak sejenis. Maksudnya, tidak mengangkat entah itu sejarah Cina atau Jepang dan kehidupan masa lampau. Kedua, saat aku mencoba membaca bab-bab pertama, kisah tentang Takeo dan kaum Hidden sepertinya menarik. Sehingga aku lanjutkan hingga kemudian, aku menyukai cerita ini.

Kisah historical fiction seperti ini pernah juga diangkat oleh penulis berkebangsaan non Jepang. Seperti cerita Sinju (Sano Ichira #1) yang mengangkat latar Jepang meski tidak semua ceritanya sesuai dengan fakta yang ada. Sinju dan Klan Otori ini ditulis oleh orang yang bukan berasal dari Jepang. Seperti Lian Hearn, wanita berkebangsaan Australia yang menulis novel ini. Ia lahir di Potten End, UK. 

Namun, kedua novel berlatar Jepang tersebut, memiliki pengemasan cerita yang cukup menarik. Membuat penasaran dalam setiap intrik politik yang disajikan. Hingga akhirnya, serial yang berkaitan dengan Ninja atau Samurai atau apa saja ini menjadi daya tarik yang cukup memesona.

Untuk novel yang aku baca ini memang terbitan GPU. Sementara untuk versi full sudah pernah diterbitkan oleh penerbit Matahati yang sepertinya sudah agak susah didapat. Padahal di penerbit Matahati, novel ini sudah lengkap lima buku alias satu series diterjemahkan. Semoga saja nantinya GPU akan menerjemahkan secara keseluruhan novel di seri Klan Otori ini.


Postingan Terkait