The Lazy Genius Way Book Review by Kendra Adachi

Buku The Lazy Genius Way sangat cocok bukan saja dibaca untuk mereka yang sedang bosan dengan aktivitas monoton. Tapi, juga sesuai bagi semua orang, terutama para Ibu atau perempuan yang sudah menikah, untuk melepaskan sejenak tuntutan dari netizen atau orang di sekitar tentang hidup yang dijalani.

Jika sering mendengar kalau makan di luar merupakan pemborosan. Kendra justru menyampaikan untuk "jangan merasa bersalah untuk hal yang menurut Anda penting." Menurut Kendra, kalau makan di luar saat itu sambil menikmati pemandangan adalah hal penting buat pembaca, maka jangan pernah merasa bersalah. Apalagi kalau dengan aktivitas tersebut membawa kebermanfaatan bagi diri sendiri dan orang terdekat. 

"Jangan sekali-kali merasa itu hal yang salah karena membandingkan dengan kehidupan seseorang."

Buku ini benar-benar membawaku pribadi, sebagai pembaca, melangkah menjauh dari stereotype yang ditanamkan oleh orang lain dalam kehidupanku. Kemudian, mendekat pada keteraturan hidup versiku sendiri yang lebih seimbang dan mampu membawa perubahan signifikan untuk masa depanku dan keluarga.

Jika penasaran dengan apa isi buku ini? Silakan dibaca sampai tuntas.


The Lazy Genius Way Book Review

“Jadilah Genius untuk hal-hal yang penting dan jadilah malas untuk hal yang tidak penting” 

Ini adalah sebuah buku yang berisi 13 prinsip yang mengajak pembaca untuk tetap beraktivitas dan waras meski rutinitas tampak membosankan. Dan memberikan pilihan solusi bagi kesemrawutan hidup agar tetap bisa berlangsung tanpa membuat stress bertambah.

the lazy genius way


Tidak Perlu Menjadi Sempurna

Ini adalah topik pembahasan favoritku yang menjadi alasan kenapa aku menyukai buku ini. Kendra menyeritakan perjuangannya untuk bisa diterima oleh banyak orang sekaligus. Dan usahanya ini sampai mengorbankan dirinya sendiri dengan berusaha mengikuti apa kata orang. Berusaha menjadi orang yang sesuai dengan kriteria orang lain. Hingga suatu hari, ia merasa kelelahan yang luar biasa. Dan dari pengalamannya inilah Kendra mengajak pembaca untuk “melepaskan kesempurnaan yang terkadang membuat diri kita menjadi palsu.”


“Jangan pernah mencari kekurangan pada orang yang tampak sempurna hanya demi merasa lebih baik.”

“Tetap menjadi diri sendiri saat hidup teratur maupun ketika berantakan. Hidup itu indah dalam kedua kondisi tersebut.”

Pada pembahasan lain yang menurutku juga sejalan dengan topik mengenai kesempurnaan ini. Kendra menyisipkan satu nasihat yang sangat penting mengenai permintaan maaf. Dan aku sangat menyetujui mengenai “Tidak ada permintaan maaf, tidak perlu mengejar kesempurnaan dan tidak perlu berusaha terlalu keras untuk kebersamaan itu, tetapi selalu ada hubungan yang tercipta.”


“Jangan meminta maaf untuk rumah Anda, makanan Anda, atau ketidaksempurnaan yang Anda rasakan.”

“Kita sepertinya terlalu keras pada diri sendiri ketimbang pada orang lain, tetapi tak seorang pun mengetahuinya.”

Tujuan Kendra menuliskan ini merupakan salah satu hasil ilmu yang juga dia dapatkan dari The Nesting Place karya Myquillyn Smith. Dimana dijelaskan bahwa meski kita tidak puas dalam menjamu tamu, kita tidak perlu meminta maaf untuk hal tersebut. Sebab, itu berarti kita menjaga penilaian orang lain terhadap kita dan apa yang sudah diusahakan.


Membangun Kebiasaan Rutin Untuk Mempermudah Aktivitas

Pada tema ini, Kendra menyarankan agar kita setidaknya bisa membangun rutinitas yang nantinya akan membantu kita menemukan ritme sehingga saat beraktivitas meskipun tengah repot, tetap bisa dikerjakan.

Seperti rutin meletakkan barang pada tempatnya. Jadi, walaupun baru pulang dari bepergian, kita bisa langsung menempatkan barang-barang bawaan ke tempatnya. Tapi, di sini, Kendra tidak menyuruh kita untuk memposisikan barang tersebut sehingga tetap tampil estetik. Tidak. Kendra mengatakan bahwa yang penting semua barang tersebut masuk ke dalam tempat yang memang disediakan untuk penyimpanan.

Juga menerapkan kebiasaan semisalnya bepergian ke luar kota. Kendra menyarankan agar membiasakan diri memisahkan pakaian kotor ke dalam kantung terpisah (yang mana sudah diterapkan karena enggak betah mencampur pakaian bersih dengan yang kotor), sehingga saat sampai di rumah tinggal memasukkan ke bak cucian saja. Atau penerapan rutinitas untuk membersihkan dapur setiap selesai memasak. Agar meringankan tugas sehingga saat selesai memasak semua tampak tetap bersih. Dan Kendra tidak mengatakan agar dapur tampak lebih instagramable, tapi hanya agar tampak tidak terlalu berantakan.

Dalam penjelasannya ini Kendra juga menerapkan apa yang dibahas pada buku Atomic Habit yaitu memulai semuanya dari hal kecil. Ia menyeritakan pengalamannya membiasakan olahraga Yoga di rumah. Dengan memulainya satu gerakan setiap hari dengan durasi yang sebentar. Ia melakukan itu terus sampai beberapa bulan hingga tubuhnya terbiasa dengan gerakan tersebut. Kemudian, barulah ia menambahkan dengan gerakan lain.


Batas Ruang Dalam Rumah

Ini pembahasan yang paling menyenangkan buatku. Sebab, Kendra tidak memaksa kita untuk menjalani hidup minimalis. Dia tidak mendiskreditkan orang yang menyukai punya pakaian banyak, punya buku banyak atau benda lain yang membuat mereka senang dalam jumlah banyak. Alih-alih, Kendra mengingatkan untuk “Hidup dalam batas ruang yang kita miliki. Tidak peduli seberapa besar atau kecil, semua rumah pasti memiliki batasan.”

Nasihat itulah yang membuatku merasakan aura positif dari buku ini. Sebab, dibanding harus merelakan semua barang demi memberikan banyak ruang kosong. Kendra hanya memberikan pilihan untuk menyortir sedikit untuk memberi ruang bagi barang yang lain. Pun ini dilakukan agar tidak ada kesemrawutan atau barang yang berantakan karena tidak punya ruang penyimpanan.

“Singkirkan satu barang. Lakukan lagi besok.”


Informasi Buku The Lazy Genius Way

Judul : The Lazy Genius Way (Seni Hidup Apa Adanya Untuk Menciptakan Kebahagiaan dan Mengurangi Stress)

Penulis : Kendra Adachi

Halaman : 320

Cetakan : Pertama, February 2022

Diterbitkan oleh Penerbit Renebook

ISBN : 9786236083277


book review


Pendapat Tentang Buku Seni Hidup Apa Adanya

Sejujurnya ada banyak lagi hal yang kusukai dari buku ini. Beberapa sudah aku berusaha terapkan, seperti food prep dan meal prep. Yang ternyata memang mempermudah aktivitas di dapur setiap hari. Bahkan, menghemat waktu meskipun saat menyiapkan food atau meal-nya membutuhkan waktu satu hari. Jadi, seperti habiskan satu hari khusus untuk kemudahan beberapa hari ke depan.

Demikian juga dalam hal sudut pandang mengenai diri sendiri. Kendra juga menyisipkan bagaimana kita sebagai perempuan memang tidak semestinya membandingkan diri kita dengan orang lain. Sebab, kita pasti punya perubahan dan kebutuhan yang berbeda. Seperti dalam ceritanya, kalau ia pernah memulai hari dengan olahraga cardio dan hanya meminum segelas air lemon. Kemudian, ia mengatakan bahwa hal itu tidak mendatangkan kebahagiaan dalam dirinya. Ia tetap berolahraga, tapi memilih olahraga yang sesuai dengan yang ia suka, yaitu yoga. Dan Kendra mengatakan, ia tetap meminum sesuatu saat pagi sebelum aktivitas, yaitu secangkir kopi dengan creamer tanpa gula. 

Hal tersebut membuktikan bahwa kita bisa loh memulai gaya hidup sehat sebagai bentuk self love. Tapi, tidak harus plek-ketiplek mengikuti saran orang lain. Bisa dimodifikasi sesuaikan dengan hal yang disukai sehingga tidak menjadi rutinitas yang memberatkan. Karena itu, aku sangat menyukai dan merekomendasikan buku ini untuk teman-teman baca.

Karena, kita jadi ingat untuk mencintai diri sendiri tanpa mengabaikan tanggung jawab dan kewajiban yang ada. Bahkan, tidak perlu menjadi sempurna dalam setiap hal, asalkan tidak menjadikan hal tersebut rusak, itu sudah termasuk usaha yang patut diacungi jempol.



Dapatkan buku original di sini

Postingan Terkait