Ulasan Buku Heteronomia Karya Fuad Hassan

Ulasan Buku Heteronomia Karya Fuad Hassan


ulasan buku


Heteronomia adalah sebuah buku yang berisi kumpulan tulisan Dr. Fuad Hassan yang mengangkat gejala-gejala yang dialami oleh suatu masyarakat dalam peralihan kondisi atau ketika menghadapi proses pembaruan. Dalam proses tersebut, biasanya terdapat kejutan-kejutan mental disebabkan oleh proses yang dimaksud kadang kala tidak berlangsung luwes dan tenang.

Istilah Heteronomia ini merujuk pada dinamika masyarakat terhadap kehidupan yang menolak statisme dimana ini dianggap sebagai penghambat inovasi dan kreasi meskipun dalam prosesnya, hal ini tentu mengandung resiko. Karena itulah, dalam buku ini memuat materi-materi yang diharapkan mampu merangsang minat pembacanya agar bisa menangkap, mengerti dan memikirkan penanganan perkara-perkara masyarakat dalam lingkup kecil atau besar.


Kartu Tanda Buku


Judul : Heteronomia
Penulis : Fuad Hassan
Halaman : 92
Cetakan kedua : 1992
Format : Buku Fisik
Bahasa : Indonesia
Diterbitkan oleh Pustaka Jaya
ISBN : 9794191051



Ada 8 esai yang termuat dalam buku ini. Saya hanya akan mencoba merangkum atau menceritakan kembali dengan bahasa saya mengenai isi tiap-tiap tulisan di dalamnya. Karena, bagi saya, buku ini terlampau bagus hingga membuat saya kebingungan menuliskan kesan apalagi ringkasan mengenai buku ini.


Saya membaca buku ini sekitar tahun 2014. Dan tahun ini, saya berjanji untuk menuliskan sedikit rangkuman isi dalam buku ini.


1. Beberapa Persoalan Masa Transisi (Tradisionalisme versus Modernisme)



Seperti tampak pada judul, tentunya tulisan ini berisi tentang bagaimana masyarakat di Kota besar seperti Jakarta mulai mengalami pergeseran-pergeseran yang sebenarnya terjadi serentak di seluruh wilayah Indonesia. Yaitu kondisi dari tradisional-agraris menjadi modern-industrial. Pada kalimat pembuka, Pak Fuad menyimpulkan bahwasannya, masalah-masalah yang akan mendesak tata hidup masyarakat Indonesia berasal dari akibat dan konsekuensi ikhtiar-ikhtiar dalam pembaruan pada umumnya.

Pada paragraf selanjutnya, berisi langkah apa saja yang seharusnya ditempuh oleh setiap lapisan masyarakat dan pemerintah dalam proses perkembangan ini. Apa-apa saja yang sebaiknya tidak dilakukan, dan apa yang memang sudah semestinya dilakukan. Namun, Pak Fuad juga mengingatkan tentang akar bangsa Indonesia dalam tulisannya, “Kesemuanya ini menunjukkan bahwa bukan sekadar perubahan sosial yang memang kita kehendaki, melainkan juga pembaruan tata cara hidup kita secara menyeluruh, tanpa mengabaikan apa-apa yang khas melekat pada eksistensi bangsa Indonesia.”

Selanjutnya, Pak Fuad menjelaskan secara rinci mengenai eksperimen-eksperimen yang ada dan pernah dilakukan mengenai sistem Tata Krama dalam masyarakat kita yang masih mencampur bersama perubahan norma sosial lain. Ada juga pembahasan standar ganda mengenai pemilihan keputusan-keputusan dalam masyarakat. Contoh tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa dalam perubahan kondisi sosial secara individual maupun kolektif diperlukan pengelolaan khusus yang baik sebagai sarana untuk memperkenalkan konsep baru yang nantinya akan ditanamkan pada budaya kita.

Dalam kasus masyarakat maju pun, meski sudah terdapat modern management tersendiri, tidak luput dari kegagalan-kegagalan serta frustasi-frustasi yang pernah dituliskan dalam buku tentang modern management yang menunjukkan masih belum adanya kepastian tentang cara atau model pengelolaan seperti apa yang terbaik. Namun, Pak Fuad tetap menekankan bahwa perkembangan modern-industrial tidak boleh luput dari historis-kultural suatu bangsa.

“Yang menjadi tantangan ialah bagaimana kita bisa mengambil alih produk-produk dunia maju itu dan melakukan modifikasi-modifikasi yang perlu agar yang kita alihkan ke dalam masyarakat kita itu bisa mantap atas fondasi-fondasi yang cukup kukuh.” ~ Hal 11


2. Pengaruh Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Terhadap Kemanusiaan (Pengaruh Penerapan Teknologi Terhadap Tata Masyarakat Indonesia)



A.Montagu mengemukakan betapa berubahnya suatu masyarakat purba - dalam gaya dan cara hidupnya - segera setelah ditemukannya roda sebagai suatu bentuk fungsional. The invention of the wheel ini telah membuat suatu masyarakat meningkat dalam mobilitasnya sehingga perpindahan tempat bermukim pun lebih meluas jaraknya dan bersamaan dengan itu juga, cara-cara bertahan diri dan berperang pun banyak ditentukan oleh fungsi roda itu. (Hal 13)

Pak Fuad melakukan pendekatan dalam tema mengenai pengaruh teknologi dalam masyarakat dengan mengenalkan sifat dasar manusia terhadap apa yang ada di sekitarnya. Berkaitan dengan Ilmu Pengetahuan yang membuat manusia senantiasa menggali dan menyelidiki apa-apa yang masih belum tersentuh oleh ilmu pengetahuan. Disertai beberapa contoh dari penemuan Columbus, Franklin sampai Einstein. Yang berujung pada Revolusi Industri sebagai pengaruh secara menyeluruh perkembangan teknologi di abad 19.

Revolusi industri telah membangkitkan suatu mobilitas kemasyarakatan yang akhirnya berakibat tumbuhnya kultur perkotaan (urban culture) dengan segala konsekuensinya yang tidak dapat dihindari, suka ataupun tak suka. ~ hal 15

Teknologi bukan saja telah menelan manusia dalam suatu proses berlarut yang rutin dan monoton, tetapi juga telah mengakibatkan dehumanisasi terhadap manusia sendiri meskipun manusia pulalah yang mengembangkan teknologi itu. ~ hal 18

Penjelasan terkait hubungan antara teknologi dan manusia ini pun membahas dalam bentuk lain seperti penciptaan bom, penciptaan persenjataan dan eksperimen lainnya yang ternyata tidak hanya memiliki nilai manfaat tapi juga memiliki nilai destruktif bagi manusia itu sendiri. Bahkan, menurut Pak Fuad, kemampuan destruktif pada teknologi ini mampu memengaruhi perubahan status mental manusia tanpa mereka sadari.

Faktanya, pemaknaan antara ruang dan waktu masyarakat modern ini telah menciptakan kondisi yang radikal dalam penghayatan kehidupan dibanding manusia tradisional. Kepadatan yang menyesakkan dan kecepatan tempo hidup yang kian meninggi menyebabkan manusia urban makin terletak di bawah tekanan yang menggelisahkan. Kondisi under stress ini menjadi penyebab timbulnya gejala neurosis dan kecenderungan meningkatnya agresivitas. Manusia urban dituntut untuk mampu bertahan dalam kehidupan dengan penyesuaian diri yang maksimal dengan mengorbankan kepribadiannya sendiri.

“Harus kita pertimbangkan manfaat dan jasa apakah yang mungkin diperoleh dari penerapan teknologi modern itu. Juga pertimbangn manfaat dan jasa teknologi jika dipandang dari sudut kehidupan bersama.” ~ 26




3. Catatan-catatan Tentang Masalah Sosial Dan Budaya Kini Serta Pengaruhnya Terhadap Manifestasi Artistik


Untuk tulisan berisi ceramah yang disampaikan oleh Pak Fuad di Taman Ismail Marzuki pada tanggal 18 Februari 1974, akan saya sampaikan dalam bentuk ringkasan dan kutipan.

Masalah sosial adalah semua masalah yang menyangkut kehidupan bersama manusia sejauh ia menghayati dirinya sebagai masyarakat.  Juga memuat arti bahwa masalah individu tidaklah sepenuhnya masalah pribadi, melainkan sebagai pemantulan masalah sosial secara umum. Jika diringkas lagi dan dipersempit, maka, masalah manusia Indonesia dewasa ini didasari oleh masalah-masalah sosial yang manifestasinya diamati dan dihayati oleh warga masyarakat meskipun dengan berbagai variasi kecil. (32)

Gagasan untuk memulai ikhtiar modernisasi sosial tidaklah selalu harus dibayangkan sebagai usaha ke arah kemajuan semata, melainkan juga akan terpaksa memuat kekecewaan-kekecewaan. Proses perubahan ini membawa kandungan yang bisa melahirkan harapan-harapan dan tantangan-tantangan secara sekaligus. Ada situasi dimana masyarakat berniat untuk mencairkan kebekuannya, menggoyahkan statisme yang melekat, membuka diri untuk menerima pengaruh luar, apalagi untuk secara sadar mengambil prakarsa demi meninggalkan statuskuonya, maka masyarakat tersebut memiliki pengharapan dan seketika itu juga mendapat tantangan baru dengan atau tanpa persiapan. (33)

Kemajuan teknologi memang telah membawa manfaat banyak bagi kemanusiaan pada umumnya. Akan tetapi, sebaliknya kemajuan itu sendiri seringkali membuat pola-pola baru yang tidak melekat pada masyarakat sebagai suatu induk yang memiliki daya rekat bagi warga-warganya. Kita harus menyadari bahwa pembaruan bukanlah selalu merupakan sesuatu yang bulat-bulat diterima dan diintregrasikan ke dalam kualitas kehidupan manusia. Sesuatu yang baru memang memikat dan keingintahuan merupakan salah satu daya tarik yang kuat.(34)


Salah satu dari fenomena sosial yang menarik perhatian dewasa ini ialah adanya gerak urbanisasi yang disebabkan oleh tampilnya kehidupan kota menjadi kekuatan sentripetal. Lepas dari salah tidaknya pengamatan atau gambaran umum, kota tampil sebagai pusat-pusat dinamika baru dan akibatnya adalah tumbuhnya struktur demografi kota dengan berbagai ciri-ciri khasnya. (35)

Berikut ini adalah susunan pemahaman Tipologi manifestasi artistik yang bermanfaat untuk menemukan adanya korelasi tertentu antara situasi sosial dan budaya pada masa ini, dalam bentuk kreasi para senimannya. Percobaan penyusunan tipologi ini dipengaruhi oleh dinamika kehidupan manusia pada umumnya. Dan mungkin bisa digunakan untuk menemukan korelasi antara karya artistik dengan situasi sosial budaya saat ini.

Pertama, tipologi dalam kreasi artistik yang diilhami oleh realitas masa kini dan mempunyai kualitas kontemporer. Beberapa jenis kreasi seni jenis ini adalah keringkasan, skematisme yang esensial dan ketidak-selesaian. Dilihat dari segi perasaan, kualitas emosi yang lebih melekat pada kreasi ini cenderung negatif. Negatif di sini berarti “menolak” atau “ingkar”. Kreasi jenis ini cenderung dangkal, amat segera jadinya tanpa melalui elaborasi dan tampil sebagai sesuatu yang mentah.

Kedua, tipologi kreasi artistik yang ditandai oleh kerinduan pada masa lalunya. Karya jenis ini masih mempunyai landasan empiris yaitu pengalaman-pengalaman dan kenangan masa lalu, yang kini terasa begitu mesra sehingga si seniman merasa terdorong untuk mengungkapkannya kembali. Jenis kedua ini cenderung mencapai kelengkapan detil dan jauh dari skematisme belaka serta melalui unsur penghayatan. Kreasi ini cenderung positif dan penuh perasaan.

Ketiga, tipologi ini merupakan kreasi artistik yang ditandai oleh keinginan untuk memberi bentuk pada angan-angan tentang masa yang akan datang. Pada dasarnya keinginan ini adalah pengingkaran terhadap apa yang ada pada masa kini. Di sini seniman melakukan transendensi terhadap realitas dan menjelmakan dunia yang penuh kemungkinan-kemungkinan. Dalam kreasi ini hampir tidak bisa dibedakan antara apa yang mungkin dan apa yang mustahil. Kualitas kreasi ini didasarkan pada harapan dan kebebasan.


“Berbagai ketidak-puasaan terhadap kenyataan-kenyataan dewasa ini akan menimbulkan dua kecenderungan lain, yaitu keinginan untuk kembali ke masa lalu yang dihayati lebih mesra sehingga sekali lagi menimbulkan kerinduan dan di lain pihak kemungkinan untuk mentransendensi masa kini dengan jalan proyeksi ke masa depan.” ~ 41



4.Pengindonesiaan Wayang Kemungkinan Dan Keterbatasannya



Beberapa pembatasan pada esai ini melingkupi :


  • Pengindonesiaan wayang diartikan menjadikan wayang sebagai manifestasi artistik dan kultural yang melekat pada identitas Indonesia.
  • Pengindonesiaan wayang diartikan bahwa bahasa Indonesia digunakan sebagai medium verbal dalam pewayangan.
  • Pengindonesiaan wayang diartikan bahwa pewayangan sebagai pola pengungkapan menggunakan cerita rakyat dari berbagai subkultur daerah di Indonesia.



Ikhtiar dalam mengindonesiakan wayang mungkin sekali akan menghadapi rintangan psikologis dari warga masyarakat yang bukan pendukung kultur pewayangan. Bagaimanapun, menurut Pak Fuad, pewayangan harus tetap dipertahankan dalam bentuk dan bahasa aslinya. Demikian pula cerita-cerita yang disampaikan, dongeng rakyat yang diangkat dari berbagai subkultur di Indonesia, sejauh mungkin harus dipertahankan dalam bentuk keasliannya.



5. Saling Pengaruh Antara Karya-karya Sastra Indonesia Dan Belanda Serta Catatan Khusus Mengenai Karya-karya Yang Khas “Indisch”



Mengingat hubungan antara Indonesia dan Belanda yang memiliki sejarah yang khas dan meninggalkan bekas pada kedua masyarakatnya, hubungan tersebut senantiasa dipandang sebagai hubungan ‘kolonial’ akibat sejarah masa lalu. Namun, juga merupakan hubungan dimana pertemuan antar budaya terjadi dalam artian yang luas. Dengan begitu, tidak perlu lagi diragukan alasan mengapa pada masa itu, banyak masyarakat Indonesia yang mahir berbahasa Belanda. Pun demikian dengan kesusastraan Belanda yang kemudian menjadi sasaran bacaan mereka.

Dan, dalam esai ini, Pak Fuad membahas bahwa ada kalanya perlu juga menerjemahkan dan membaca karya-karya dari Belanda, baik karya sastra tentang hindia belanda atau yang ditulis oleh orang Belanda kelahiran Indonesia.


6. Catatan Buat Penulis Sastrawan Muda Pengisi Horison


Dalam tulisan kali ini berisi kesan-kesan yang tampil usai membaca majalah sastra Horison. Seperti sebuah ulasan yang cenderung umum mengenai kehadiran Horison ini. Di sini pun, pak Fuad ikut memberikan kritik dan saran tentang para pengarang muda yang masih memerlukan ketekunan membaca, baik membaca karya sastra maupun karya yang membahas kesusastraan. Mereka tidak boleh beranggapan bahwa menulis karya sastra tidak ubahnya dengan mengarang belaka, karena tentu ini sangat berbeda.

“Seni memang senantiasa tertunjang bakat-betapapun kaburnya batasan mengenai hal ini-tetapi pengandalan pada bakat semata adalah kepasrahan yang tidak menjamin akan tumbuhnya seseorang menjadi seniman. Seni adalah manifestasi sikap aktif terhadap hidup, sedangkan pasivisme tidak mungkin menggejalakan seni dalam bentuk apa pun.” ~ Hal 82



Penutup


Masih ada dua tulisan yang tidak saya sertakan di sini. Berjudul “Beberapa Catatan Buat Eksperimen W.S Rendra BipBob” dan “Jakarta : Mekar Atas Kemekarannya Sendiri”. Di dua tulisan tersebut, saya menyukai tulisan mengenai kota Jakarta yang wajahnya digambarkan pada masa-masa ketika saya masih kecil. Jadi, semacam rekam jejak untuk generasi mendatang. Serta beragam alasan dari teori yang dijabarkan pak Fuad mengenai kehidupan masyarakat yang menghuni kota Jakarta.

Sejauh ini, membaca buku Heteronomia tidaklah semenyulitkan itu. Tinggal bagaimana kita mengatur persepsi sebelum membacanya. Karena, sayang sekali jika tidak disentuh dan dicoba bacaan menarik tentang manusia dan budayanya.

Postingan Terkait