Take Me For Granted Menikahlah Karena Menerima Apa Adanya


Take me for granted


Take Me for Granted karya kak Nui, kembali mengisahkan pasangan sejoli yang hampir gagal nikah. Kalau di buku As Always I Love You, tokohnya beneran gagal nikah demi orang lain. Di sini baru hampir gagal nikah meski udah mengatakan putus.

Alasannya tentu dijelasin dong. Walaupun termasuk cerita yang mungkin sudah bisa ditebak endingnya. Tapi, keputusan demi keputusan karakternya ini yang bikin beda. Enggak sekadar gagal nikah biasa. Tapi, ada alasan khusus yang cukup masuk akal.

Oiya, buku ini termasuk genre Young Adult, ya. Jadi permasalahan percintaannya pun enggak cuma sekadar gara-gara lupa enggak pake baju couple-an. Tapi, lebih kompleks dan pastinya lebih beragam.


Kartu Tanda Buku

Judul : Take Me For Granted

Penulis : Nureesh Vhalega

Halaman : 216

Format : Ebook Gramedia Digital

Bahasa : Indonesia

Diterbitkan oleh Elex Media Komputindo

ISBN : 9786020457895


Take Me For Granted

Seperti judulnya, intinya keinginan dua tokoh yang saling mencintai ini untuk menerima masing-masing apa adanya. Walaupun, buatku pribadi sosok Fathan bukan tipe cowok aku banget (lah elu sape heh?). Tapi, kegigihan dan keseriusan dia sangat diacungi jempol.

Berawal dari ketidaksengajaan Elya membawa tas Disha. Membuat Elya bertemu dengan Fathan untuk pertama kalinya. Dan membuat cowok ganteng itu mau menjemput adiknya, Disha, terus-menerus padahal sebelumnya selalu menolak. Apa lagi alasannya kalau bukan karena ingin ketemu Elya?

Lantas hubungan mereka pun berlanjut hingga berjalan sampai 7 tahun. Huwow kan? Pacaran sampai tujuh tahun, apalagi yang ditunggu? Yaudah, pembaca tetap harus nunggu. Karena, salah satunya masih belum selesai dengan masa lalunya.

Kegalauan Elya ini akhirnya menjadikannya berbincang dengan Rayen. Sosok cowok yang hadir di As Always I Love You ini. Memang paling paham banget sama cewek. Enggak diragukan lagi pokoknya. Sampai-sampai Ellya berusaha berpikir dengan kepala dingin atas kejadian sebelumnya yang dia lihat di dekat restoran siap saji.

Ngomongin Rayen, memang buku ini masih satu dunia sama buku As Always I Love You. Mau baca buku ini dulu atau buku satunya, bisa. Tetap sama saja, malah bisa dibilang jadi tau nantinya alasan Rayen deket sama Ellya kenapanya. Di sini, aku jadi semakin jelas mengenai sosok Rayen yang emang ternyata usilnya ke semua orang.

Kehidupan Ellya dengan adik dan Ibunya pun terbilang baik. Mereka termasuk keluarga yang saling menjaga satu sama lain. Terutama Arya, walaupun tampilannya reseh, bawel dan seneng godain kakaknya sampai marah. Arya termasuk adik yang perhatian banget sama Ellya. Dia bahkan rela campur tangan kalau sampai kakaknya kenapa-kenapa.

Ellya pun beruntung memiliki sahabat bernama Disha, adiknya Fathan. Disha termasuk sahabat yang nyablak. Bucin banget sama cowoknya, tapi kasihan juga karena akhirnya cintanya kandas. Sampe nangis di toilet mall terus sedih pake banget. Dan akhirnya, Ellya menyeritakan sesuatu yang selama ini dia simpan sendiri.

Cerita ini dari awal udah dipenuhi konflik Ellya dan Fathan. Dimana Ellya menolak memberi penjelasan kenapa menolak menerima lamaran Fathan. Alasan yang membuat Fathan masih belum bisa menerima adalah karena Ellya hanya mengatakan dirinya butuh waktu. Tapi, enggak dijelasin kenapanya? Membuat Fathan geregetan dan selalu bertanya - tanya jadinya.

Yah, awalnya memang tampak seperti Ellyanya sendiri yang cari masalah. Tapi, pas tahu alasan di balik diamnya Ellya, semua jadi masuk akal, kok.

Satu lagi, lucunya Fathan ini menerapkan pola hidup sehat garis keras. Dia enggak pernah mau lagi makan junk food dan memilih masak. Tapi, apa daya kalau hati sekarat, mie instan emang jadi obatnya, ehe!


Review Buku Take Me For Granted

Buat yang suka baca buku di toilet. Baiknya jangan sampai baca buku ini pas lagi mules. Apalagi kayak aku yang lagi mules terus tanggung karena udah sampe pertengahan. Eh, pas lanjut baca ternyata sampai di momen mengharukan antara Arya sama Ellya.

Bayangin, perut mules di toilet sambil mengharu-biru karena Arya bilang gini ke kakaknya "Kakak selalu ada buat aku. Kakak alasanku berhenti menyalahkan hidup". Coba tolong kasih tau, gimana caranya enggak melting dan ikutan terharu pas bagian ini? 

Alhasil, emang harus ditunda bacanya. Sampai selesai urusan pertoiletan. Dan yes, kulanjut lagi dan beruntunglah momen mengharu-biru-nya masih bisa dapet. Dan momen Arya bilang "Kakak berhak bahagia. Kakak berhak hidup tanpa bayang-bayang luka." Duh, ya sebagai anak pertama rasanya ambyar tembok pertahananku.

Enggak sampai nangis, sih. Cuma jadi ikut terbawa suasana. Jadi mellow gitu. Dan kerennya, Arya ini terus berusaha meyakinkan kalau mereka akan bahagia selalu.

Dari dua novel karya kak Nui. Ada persamaan yang kental yaitu anak-anak korban orang tua. Pada umumnya, memang menyimpan luka yang begitu dalam. Bahkan, bisa membuat mereka mengalami trauma yang berkepanjangan. Dan ini sering tak disadari oleh orang tua. Karena, mereka pikir, anak-anak akan mengerti dan memahami tanpa diajak berbicara dan diberi penjelasan dengan baik. Padahal, anak-anak ya sama dengan orang dewasa. Sama-sama manusia yang butuh diberi penjelasan yang baik meski rasanya menyakitkan.


Penutup

Buku ini cocok buat pembaca untuk memahami tentang pernikahan. Bagaimana terkadang menjadi orang tua bukan hal yang mudah. Jadi, pikirkan baik-baik sebelum tergesa memilih menikah dan menjadi orang tua. 

Menurutku, pendapat bang Muiz yang mengatakan kak Nui emang paling tega bikin tokohnya gagal nikah, benar adanya. Eits, maksudnya karena tokoh-tokoh ini berhak bahagia loh. Bukan menikah karena enggak tega atau alasan lain seperti karena enggak ada pilihan.

Tapi, maksud kak Nui adalah menikahlah karena memang kamu mencintai pasanganmu apa adanya. Bisa menerima kekurangan dan sisi jeleknya. Tanpa menghakimi. Tanpa memaksa apalagi dipaksa. Gitu.

Kalau disuruh milih antara buku ini atau satunya? Aku milih yang satunya. Soalnya, konfliknya itu njelimet banget tapi penyelesaiannya mulus. Ceweknya juga enggak drama queen banget kayak Ellya. 

Tapi, kalau ditanya apa kelebihan karya kak Nui? Yang pasti plotnya oke dan penyelesaian masalahnya bagus.


Postingan Terkait