Sunkissed Novel Written by Kasie West
Pernah enggak merasakan, baca karya dari penulis favorit, tapi kok enggak seperti biasanya yang langsung klop, ya? Kalau pernah juga, nah ini yang aku rasakan usai baca Sunkissed karya Kasie West.
Tumben-tumbenan baca novel karya pengarang favorit gara-gara baca P.S I Like You ini, bisa baca ulasan P.S I Like You diklik aja tulisan ini. Terus, ngerasa capek duluan karena agak lambat alurnya. Udah gitu, bangun chemistry-nya lama banget lagi.
Tapi, yang jadi favorit dari novel ini adalah gambaran tempat menginap keluarganya Avery selama musim panas. Bayangin aja selama 2 bulan penuh mereka menghabiskan waktu di penginapan tersebut. Jadi, berasa deep banget eksplorasi tempatnya.
Kartu Tanda Buku
Judul : Sunkissed
Penulis : Kasie West
Halaman : 320
Format : Playbook Ebook
Bahasa : Inggris
Diterbitkan oleh Delacorte Press
ISBN : 9780593176283
Harga : Rp 31.051
Tentang Novel Sunkissed
Cerita sedikit, eh banyak kayaknya, tentang novel Sunkissed ini. Adalah Avery seorang gadis di usia masuk dewasa muda. Sedang merasa galau akibat sahabatnya bersama dengan mantan kekasihnya.
Hatinya Avery menolak hubungan itu. Bahkan, merasa sakit hati. Hingga perjalanan menuju tempat penginapan, yang sebenarnya untuk perayaan sebelum dirinya mulai kuliah di musim berikutnya, tanpa mengelak. Karena, yang ia butuhkan adalah tempat pelarian.
Avery menilai dirinya sebagai orang yang membosankan. Dia berpikir kalau dirinya tak memiliki bakat apapun. Yang dia punya dan sukai adalah dunianya dengan musik.
Bagi Avery, handphone dengan playlist yang ia namai sesuai dengan moodnya itu adalah dunia yang paling menyenangkan. Mendengarkan musik sambil menjalani aktivitas harian, menjadikannya backsound seperti di film-film.
Dia memang bukan seorang yang menyukai dunia film seperti adiknya, Lauren. Yang sangat menyukai membuat vlog. Bahkan, selama di penginapan, ia memulai project baru dengan menggarap kisah tentang band yang tampil di sana.
Namun, satu per satu keahlian Avery lainnya baru disadari. Itupun dengan bantuan adiknya dan eksplorasi tanpa sengaja dari personil band yang manggung di sana. Kemampuan pertamanya yang terungkap adalah Avery pandai merangkai kata dan bisa membantu membuat lirik lagu untuk band tersebut. Wajar, soalnya Avery senang banget nulis puisi di bukunya.
Selain keahlian, ada banyak juga hal terkait kehidupan Avery yang mulai terungkap. Seperti, dia berusaha belajar untuk mengungkapkan kalau apa yang dikatakan seseorang padanya itu menyakitkan. Selama ini Avery selalu berusaha menjadi People Pleasure yang pada akhirnya membuatnya memandang remeh pada dirinya sendiri.
Kenapa Baca Novel Kasie West?
Yang paling utama karena tema yang diangkat ringan. Sama seperti genre Young Adult lainnya, lebih sering mengangkat tema pencarian jati diri, percintaan, persahabatan dan hubungan kekeluargaan.
Kemudian, suka karena beda. Ini yang menjadikan Kasie West sebagai penulis favoritku. Walaupun tema yang selalu sama, tapi kisahnya selalu unik dan berbeda.
Selanjutnya, kusuka dengan penggarapan tokoh, narasi sampai eksplorasi baik latar dan permasalahan tokoh. Semua punya andil untuk saling menguatkan sehingga ceritanya jadi mengalir dan enggak meninggalkan blankspot setelah selesai.
Baca Juga Ulasan Novel karya Kasie West Lainnya :
My Opinion About Sunkissed
Baca novel ini sebenarnya banyak mendalami perkembangan tokoh-tokohnya. Terutama Avery sama Brooks, bukan sekadar kisah cinta keduanya aja sih. Tapi, ke bagaimana kepribadian mereka berkembang ke arah yang positif.
Seperti Avery yang tadinya people pleasure kemudian mencoba untuk belajar speak up terutama tentang perasaannya. Tentunya, bukan hal yang buruk ketika kita mengatakan kalau sesuatu itu menyinggung perasaan kita, tapi dengan penyampaian yang baik.
Enggak cuma itu, Avery juga belajar untuk eksplorasi kemampuan dirinya yang sebenarnya bisa diasah. Jadi, dia selalu berpikir kalau dirinya sendiri enggak punya kelebihan. Enggak punya kemampuan yang akan diasah seperti Lauren adiknya.
Di mata Avery, Lauren itu udah punya passion, padahal dia lebih muda dari Avery. Dan Lauren ini memang ditampakkan seperti sosok anak jaman now yang benar-benar berdedikasi dengan apa yang dia suka.
Lauren suka banget bikin vlog, tentang keseharian dia. Sampai kemudian di camp musim panas ini, dia menemukan ide untuk membuat seperti dokumenter. Tapi, membahas bandnya Brooks. Di sinilah diperlihatkan kalau Lauren memang fokus sama passionnya.
Sementara si Avery ini, selalu ditonjolkan sifat keraguannya. Sehingga dia enggak sadar kalau hobinya menulis puisi itu sebenarnya bisa asah lagi. Apalagi dari menulis dan keisengannya inilah dia membantu bandnya Brooks menyelesaikan satu lagu.
Kemudian, di sisi Brooks, perubahan yang banyak berkembang adalah ia tak lagi ragu untuk bermusik. Bisa dibilang, Avery juga menjadi alasan dia mau fokus karir di musik. Tak hanya itu, Brooks juga jadi mencoba menyukai kehidupannya. Meskipun dalam kehidupan keluarga dia tidak merasa seberuntung Avery.
Ada banyak hubungan antar keluarga yang tadinya kusut menjadi terurai di sini. Tentunya, dengan komunikasi yang seolah digarisbawahi bahwa ini selalu menjadi masalah utama dari setiap hubungan.
Seperti Brooks dan teman-teman satu bandnya. Bersama Kai dan Ian, Brooks ini mencoba untuk terbuka serta bersemangat dengan grupnya.
Sunkissed Novel Ringan Dengan Gaya Cerita Yang Berbeda
Walaupun sejujurnya ada beberapa tokoh yang disebut namanya tapi munculnya hanya sedikit. Sehingga, membuatku merasa seperti disuruh mengingat nama tapi orangnya jarang hadir.
Namun, novel ini tetap jadi novel yang aku rekomendasikan untuk dibaca buat yang mencari novel young adult dengan tema ringan, gaya cerita yang cukup menarik tapi punya bobot konflik yang enggak ngebosenin.
Dan sekali lagi, novel ini walaupun tampak beda. Enggak bikin aku kapok dengan karyanya Kassie West. Justru jadi penasaran ingin baca novel terbarunya.
Oiya, penyelesaian konflik antara Avery sama sahabatnya dan mantan pacarnya juga cukup smooth buatku. Seenggaknya, memang kadang hal yang merusak pertahanan diri atau segala yang enggak sesuai ekspektasi, sering bikin sakit hati. Tapi, ya itu dia, namanya juga hidup.