Review Novel Kresek Hitam Seri Laiqa Elex Media Komputindo
Jika pembaca sedang mencari novel fiksi islami yang menjadikan agama bukan sebagai polesan. Tapi, menjadikannya sebagai pemahaman yang bisa dibagikan pada pembacanya. Maka novel ini aku rekomendasikan untukmu.
Kisahnya sederhana, seorang gadis berusia 19 tahun bernama Maera yang baru saja keluar dari panti rehabilitasi. Mengalami keterasingan di dalam rumahnya, di DO dari kampusnya, dijauhi siapa saja yang mengenalnya bahkan pemberitaan buruk beredar tentangnya.
Bagai jatuh tertimpa tangga, tapi bukan seperti itu memang takdir dalam kehidupan nyata. Kemalangan Maera seolah belum selesai dengan kehadiran sosok lelaki yang justru semakin membuat hancur hidup Maera. Tapi tenang saja, pertolongan Allah nyata sama seperti kisah fiksi. Bahwa Allah mendatangkan kesulitan serta kemudahannya. Dan Maera bukanlah gadis 19 tahun yang menyerah pada hidup, ia bangkit dan melawan. I
Inilah kisah Maera dan bentuk perlawanannya dalam novel berjudul Kresek Hitam.
Kresek Hitam Kisah Gadis Yang Kehilangan Makna Keluarganya
Bentuk kehilangan itu beragam, bukan? Ada yang kehilangan karena ditinggal meninggal. Ada yang kehilangan karena ditinggal begitu saja tanpa bisa diketahui jejak mereka. Ada juga yang seperti Maera, ditinggal dalam artian dikucilkan oleh orang tuanya bahkan keluarganya.
Ia dianggap sebagai nila setitik pada sebelanga susu nama baik keluarganya yang terpandang. Ayahnya seorang pemimpin forum islam terbesar di Samarinda. Ibunya juga sama, mengikuti jalur dakwah dan politik seperti suaminya. Kedua kakaknya Maera, sama juga, ikut serta turun dalam kegiatan dakwah yang berbalut politik.
Kondisi ini kerap menjadikan Maera sebagai anak dari orang terpandang. Yang semestinya tanpa cela. Namun, karena keteledorannya mempercayai seseorang terlalu jauh. Membuat Maera harus merasakan dunia hitam pergaulan dan berkenalan dengan obat-obatan terlarang.
Memang, hanya kali itu saja Maera mencicipinya karena ketidaktahuannya. Setelah itu ia dimasukkan ke panti rehabilitasi dimana selama tiga bulan mendekam tak pernah ia mendengar orang tuanya menanyakan kabar darinya.
Kehilangan ini membuat Maera mendambakan kehangatan keluarga. Ia mencarinya melalui orang-orang yang memperlakukannya dengan baik. Ia bahkan memercayai orang yang sudah ia anggap sebagai sahabat dan keluarga sendiri. Namun, tak disangka justru di sinilah sumber malapetaka ini muncul.
Tak menyerah, Maera yang sudah mendapati tempat ternyaman di pusat rehabilitasi. Bersama kak Sukma yang senantiasa mengajaknya kembali untuk mendekat pada Allah. Membuat Maera kembali bangkit dan yakin dengan teguh bahwa kehidupannya telah dirancang sedemikian rupa oleh Allah untuk satu tujuan. Dan ia yakin tujuan itu adalah untuk kebaikannya.
Kresek hitam ini seperti filosofi pada hal yang ingin ditutupi. Seperti aib. Sebab kresek hitam tak menampakkan barang yang ada di dalamnya. Hanya seperti bungkusan yang bahkan tidak menghadirkan curiga pada orang yang melihatnya. Namun, terkadang isi dalam bungkusan tersebut berisi hal yang tidak diinginkan.
Kartu Tanda Buku
Judul : Kresek Hitam
Penulis : Honey Dee
Tebal : 184
Bahasa : Indonesia
Format : Ebook Gramedia Digital
Diterbitkan oleh Elex Media Komputindo
ISBN : 9786230048364
Review Novel Laiqa Kresek Hitam Honey Dee
Selama membaca novel ini mataku terbelalak dan menggeleng-geleng dari satu lembar ke lembar lainnya. Ceritanya padat, termasuk fast pace, narasinya enak mengalir dan mudah dinikmati. Karakternya kuat dan motivasi setiap tokohnya juga sama kuatnya. Perkembangan karakternya benar-benar logis dan bagus.
Tak heran jika novel ini berhasil menyabet juara satu. Sebab, agama tak hanya polesan dan kesolehan seorang muslimah di sini bukan sekadar balutan saja. Diwakilkan dengan tegas melalui karakter Mahera yang cukup baik.
Membaca setiap konflik yang dialami Mahera membuatku melongo. Sungguh, memang terkadang hidup di dunia nyata pun seperti ini. Saat Allah menginginkan kedekatan dengan hambaNya, tiada lagi yang bisa diperbuat kecuali menjauhkan dunia dari sisinya.
Mengingatkanku pada sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, Abdurrahman bin Auf. Ketika beliau radiyallahuanhu mulai mengenal Islam dan total membersihkan dirinya dari segala macam dosa dari masa lalu. Semua kekayaannya luruh lantak, dibersihkan oleh Allah dari keburukan. Meski setelahnya, beliau radhiyallahu anhu menjadi orang terkaya lagi. Tapi, saat ia terseok-seok dalam kemiskinannya, justru menjadikannya semakin teguh meyakini takdir Allah. Dan tak berhenti berikhtiar, sehingga ia berkata saat ditawarkan kekayaan oleh kaum Anshar, “Semoga Allah memberkahi keluargamu dan hartamu. Cukup tunjukkan kepadaku dimana pasar!”
Demikian juga sikap yang dibuat oleh Maera. Ia menolak untuk tunduk pada desakan orang yang menistakannya. Alih-alih, ia mencoba bangkit dan mencari pertolongan, melalui keyakinannya kepada Allah. Ikhtiarnya ini membawa Maera pada pertemuan dengan banyak orang yang mendukungnya seperti keluarga. Yang membuatnya nyaman meski badai baru saja menghantamnya. Yang memberikan pelukan, dukungan dan tetap menyayanginya apapun yang telah ia alami.
Penyelesaian dalam novel ini cukup baik. Meski memang bisa saja aku meminta lebih pada nasib beberapa orang yang kurasa belum tuntas. Tapi, inilah hidup, kisah fiksi realistis ini menawarkan apa yang terjadi pada kehidupan nyata. Bahwa, yang harus difokuskan adalah bagaimana kita menjalani hidup dengan lebih baik. Tak perlu pedulikan mereka yang telah menganiaya atau menzolimi kita.
Overall, aku sudah meniatkan untuk mengoleksi buku-buku Laiqa ini. Karena, benar-benar bagus cerita yang diangkat. Seperti novel Seberapa Jauh Jarak Antara Luka dan Rumahmu?
Sebelum kututup, ada beberapa kutipan dari novel ini yang kusematkan. Semoga bisa menambah ketertarikanmu, ya.
Kutipan Favorit Novel Kresek Hitam
“Kita memang nggak akan bisa mengatur orang lain agar melakukan hal yang tepat sama seperti yang kita inginkan, Ra. Hidup nggak bisa semudah itu. Kekecewaan demi kekecewaan kepada orang yang kita pikir bisa kita sayangi itu wajar banget, Ra.” - hal 17
“Kalau proses hijrah dibuat mudah, kita nggak akan menghargai semua yang ada. Justru semua kesulitan yang kita hadapi itulah yang menjadi bekal kita untuk mempertahankan iman dalam hati kita. Suatu hari, Allah akan mencatat nama kalian sebagai orang-orang yang hijrah.” - hal 39
“Banyak orangtua yang bangga anaknya bisa menghapal Alquran, tapi amat sangat jarang orangtua yang bangga saat anaknya meminjamkan barang pada teman, melerai teman yang berkelahi atau saat anaknya mengantre dengan benar, padahal justru itu yang menunjukkan kalau anak itu sudah berhasil melaksanakan ajaran dalam Al Quran dengan baik.” - Hal 73