Review Novel Places We've Never Been

Akhirnya, seperti menemukan kembali ciri khas karya Kasie West di novelnya yang berjudul Places We've Never Been. Setelah sebelumnya baca Sunkissed dan merasa kalau itu seperti bukan karyanya. Karena, tidak terasa sentuhan ciri khas Kasie. Sampai-sampai novel tersebut membuatku sempat malas membaca karyanya.

Buatku pribadi ciri khas penulis itu seperti nyawa. Entah apa karena Kasie sedang melakukan percobaan sampai-sampai novel Sunkissed terasa sangat berbeda. Atau karena memang dia mempersembahkan secara khusus novel tersebut untuk seseorang sampai akhirnya tidak terasa seperti Kasie West.

Aku malah punya pemikiran kotor yang teramat tercela. Sempat terpikir, kalau karya Kasie selama ini ditulis ghost writer. Nah, terus si ghost writer-nya ini mengundurkan diri sehingga dia harus mencari penulis lain untuk karyanya. Ah, ini sebuah konspirasi yang jahat dan bisa dibilang fitnah karena enggak terbukti. Kenapa enggak terbukti? Karena bukti kuatnya justru dia bisa mengeluarkan karya lagi yang muncul kembali sebagai sentuhan Kasie seperti sediakala. Jadi, ini hanya pikiran kotor yang tercampur fitnah dariku karena saking kesalnya dengan novel Sunkissed.

Buat yang belum kenal dengan Kasie West, bisa membaca beberapa ulasan novelnya yang sudah aku tulis di Ulasan Novel-novel Kasie West. Biar kenalan sekalian tahu, seperti apa ciri khas Kasie yang mungkin belum banyak yang mengenal.

Review novel


Novel Places We've Never Been

Bertemu sahabat semasa kecil semestinya menjadi hal yang paling ditunggu. Apalagi, kalau sempat terpisah jarak akibat kepindahan sahabat terdekat yang tahu segala hal tentang kita. Tentu, ketika ada kesempatan untuk bertemu kembali, akan membangkitkan semangat dan keinginan untuk merajut kembali persahabatan yang sempat terhenti.

Begitu pula dengan Nora yang tak henti-hentinya menunjukkan bahwa dirinya sangat excited sebelum bertemu Skyler. Willow, sahabatnya di sekolah menengah atas, sempat khawatir karena kegembiraan tersebut akankah membuat Nora mengabaikannya atau tidak. 

Sambil tertawa, Nora mengatakan justru dia akan mengenalkan Skyler pada Willow dan berharap mereka bertiga bisa menjadi sahabat. Apalagi, pertemuan mereka bukan sekadar bertemu sesaat. Tapi, dipertemukan dalam satu momen traveling bersama keluarga tapi tanpa ayah. 

Ibunya Skyler dan Ibunya Nora bersahabat juga sejak kuliah. Keduanya merencanakan traveling bersama anak-anak mereka tapi tanpa suami. Demi keleluasaan berbincang dan bercanda sesama wanita. Juga agar rencana perjalanan bisa sesuai dengan tujuan mereka. Ditambah, perjalanan mereka juga sambil mengantarkan Nora untuk menghadiri interview di universitas terkemuka yang berada di luar Fresno.

Tentunya, rencana perjalanan yang sangat membuat Nora bersemangat. Hingga tiba waktu ia bisa bertemu sahabatnya itu. Namun, kesan pertama setelah hilang kontak selama 4 tahun lebih. Justru membuat Nora sedih dan galau. Karena, Skyler tampak tidak bersemangat bertemu dengannya. Justru Skyler terlihat menghindar dari Nora, membuat gadis itu merasa sedih. Beruntung rencana perjalanan menuju kampus impiannya yang membuat Nora kembali bersemangat.

Selama perjalanan, Nora berusaha untuk melebur bersama Skyler dan saudara-saudaranya seperti dulu. Ada rahasia yang sedikit tersingkap, alasan Skyler menolak dan seperti enggan mengikuti perjalanan tersebut. Nora mendengarnya dari adik perempuan Skyler bernama Paisley. Yang mengatakan bahwa Skyler malas bertemu dengan gadis yang sangat tergila-gila padanya.

Nora menjadi overthinking, sebab selama persahabatan mereka berlangsung. Ia benar-benar menganggap Skyler sebagai sahabatnya. Sampai detik itu pun ia masih menganggap cowok itu sebagai sahabat. Dan pernyataan tersebut membuat perasaan Nora terluka.

Tapi, Nora adalah gadis yang kuat, berpendirian yang dibuktikan dengan usahanya agar perjalanan tetap menyenangkan. Ia berusaha melebur bersama mereka. Berusaha menyingkirkan overthinking-nya dan ikut nimbrung bersama kakak dan keluarga Skyler.

Ketika mereka menginap di van yang memang dipersiapkan untuk perjalanan mereka. Nora tidak sengaja mendengar Ezra, kakaknya, menelpon seseorang dan mengatakan bahwa tidak ada yang tahu tentang sesuatu hal. Dan itu membuat Nora penasaran sampai berpikir buruk bahwa ada sesuatu yang terjadi pada ibunya. Namun, Ezra menolak untuk memberitahu bahkan mengatakan ia tak tahu apa-apa.

Selama perjalanan mereka mengunjungi beberapa tempat sebelum sampai ke kampusnya Nora. Ia dan Skyler mulai kembali dekat. Ketegangan antara mereka mulai mencair. Ia mengetahui bahwa Skyler merasa cemburu sebab Nora berhenti menghubunginya. Dan disinilah awal mula kedekatan keduanya. Kedekatan yang jauh lebih rekat dari sebelumnya.

Baik Nora maupun Skyler akhirnya mengeksplorasi diri mereka masing-masing dalam setiap kebersamaan. Versi dewasa keduanya yang ditunjukkan satu sama lain. Hingga puncak konflik adalah ketika rahasia yang sebenarnya ditutupi oleh keluarga mereka akhirnya terbongkar. Rahasia yang cukup menyedihkan. Ditambah hasil interview Nora yang membuatnya harus berjuang lebih keras demi mencapai impiannya sebagai game developer.


Kartu Tanda Buku Karya Kasie West

Judul : Places We've Never Been

Penulis : Kasie West

Halaman : 336

Format : Ebook Playbook

Bahasa : Inggris

Terbit : 31 Mei 2022

Diterbitkan oleh Delacorte Press

ISBN : 9780593176320


Review Novel Places We've Never Been

Seperti novel Kasie yang lain. Tokoh karakter cewek yang selalu jadi tokoh utama, memiliki karakter cewek berpendirian. Meski memasuki usia dewasa muda dengan segala problematika yang baru bagi mereka. Dan harus dihadapi dan dicari solusi. Karakter ceweknya selalu sama, bukan tipe yang menye-menye dan tentunya enggak manja.

Beberapa novel yang aku ingat, selalu cewek tokoh utamanya ini punya kakak cowok. Dan hubungan keduanya cukup baik selaiknya kakak beradik. Membuat cerita jadi terasa hangat, apalagi hubungan keluarga mereka juga harmonis.

Kasie berhasil membuatku menyukai karyanya karena konflik yang ia kemas cukup relatable tanpa menyajikan kondisi keluarga yang buruk. Cukup dengan permasalahan tokohnya yang masuk usia dewasa muda. Tentang keputusan dalam hidup, tapi selalu berbeda di setiap ceritanya.

Dengan gaya menulis yang khas, kisah ceritanya membuatku penasaran sampai tak mau berhenti membaca novel Places We've Never Been ini. Apalagi ada cerita romansa yang selalu manis dan sederhana. Dari proses pedekate yang perlahan tapi pasti. Membuat pembaca sepertiku berkali-kali tersenyum dan merona.

Teman pembaca yang butuh bacaan genre New Adult. Dengan konflik kehidupan problematika keluarga. Dimana karakternya punya keahlian yang membuat pembaca eksplorasi sedikit mengenai game developer. Bisa memilih novel Places we've never been ini. Sampulnya yang manis dan menggambarkan big picture dari cerita. Menjadi daya tarik yang membuatku puas, karena sebelumnya, sampul novel Kasie selalu agak kurang sesuai dengan seleraku.

Untuk pembaca yang penasaran, novel ini masih dalam versi bahasa inggris dan belum ada terjemahan. Bagi yang kesulitan membaca novel english, bisa menunggu semoga nanti ada penerbit Indonesia yang akan mengalihbahasakan novel ini. Tapi, kalau tidak masalah, silakan langsung saja pesan bukunya dan dibaca sesegera mungkin. Mumpung mau akhir tahun, siapa tahu jadi senang juga sama karyanya Kasie.





Postingan Terkait