
Buku elektronik SIBI ketiga yang saya baca bulan ini. Termasuk buku pertama SIBI yang awalnya saya ingin baca tapi kemudian tersela dengan buku lain. Rasanya senang sekali karena ternyata ceritanya memang menghangatkan hati dan juga memberi kesan yang cukup mendalam buat saya.
Sebab, ini sepertinya cerita tentang rempah pertama karya penulis Indonesia yang saya baca. Selain buku resep minuman rempah dan buku dokter Zaidul Akbar, ini adalah buku fiksi pertama tentang rempah yang saya baca.
Blurb
Arumi seorang gadis remaja yang sangat bermimpi menjadi seorang desainer produk. Namun, mimpi dan kenyataan sangatlah berbeda dari harapannya. Di mata Ibunya, semua yang dilakukannya kurang pas terutama yang berhubungan dengan wedang dan rempah. Setelah kematian ayahnya, Ibunya sangat berharap Arumi dapat menjadi penerus toko rempah warisan keluarganya. Dengan segala upayanya, dapatkah Arumi meraih mimpi dan memenuhi keinginan serta membahagiakan ibunya? yang sangat ia hormati dan sayangi?
Gadis Rempah Overview’s
Rempah memang cerita balutan untuk tema inti tentang hubungan ibu dan anak setelah sang Ayah meninggal dunia. Bagaimana keduanya menunjukkan kasih dan sayang serta cinta satu sama lain.
Bahasa cinta yang berbeda kerap membuat keduanya tampak kesulitan untuk bisa menikmati kebersamaan. Bahkan, untuk hal penting seperti Arumi yang ingin meyakinkan ibunya bahwa ia ingin mengambil jurusan yang sesuai impiannya.
Juga seperti Naning, ibunya Arumi, yang punya keinginan juga agar anaknya mencintai rempah seperti dirinya. Apalagi, bisnis rempah yang ia jalani ini merupakan bisnis turun-temurun yang sudah ada sejak kakek-nenek Naning masih ada.
Kartu Tanda Buku
Judul : Gadis Rempah
Penulis : Musrifah Medkom
Halaman : 185
Bahasa : Indonesia
Format : Ebook
Penerbit : Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi
ISBN : 978-623-118-030-8
Daya Tarik Novel Gadis Rempah
Hal pertama yang membuatku penasaran dan ingin lanjut membaca novel ini adalah prolog yang mengambil sudut pandang seorang Gadis Rempah. Gadis ini terpukau dengan keahlian penjual rempah saat ia dan ibunya belanja di pasar.
Sebagai seorang anak, ia benar-benar kagum dengan cara kerja pedagang rempah. Ibunya dan pembeli lain hanya cukup mengatakan butuh bumbu untuk masakan apa? Bahkan, sering juga mereka menanyakan berapa banyak atau porsi yang dibutuhkan dari masakan tersebut.
Setelahnya pedagang rempah akan menyiapkan rempah sesuai untuk masakan tersebut. Keterpukauan sang Gadis Rempah juga masih kurasakan hingga saat ini setelah menjadi ibu-ibu.
Setiap kali ke pasar dan hendak membeli bumbu untuk masakan tertentu. Saya juga merasa kagum dengan pedagang bumbu yang sudah tahu memasukkan bumbu apa, seberapa banyak dan disesuaikan juga dengan jumlah takaran bahan mentah utamanya.
Selain kekaguman gadis rempah, saat memasuki bab awal, saya sudah tahu bahwa ini adalah pertentangan visi masa depan antara ibu dan anak. Tapi, saya berharap banyak, apalagi sudah beberapa kali membaca novel SIBI. Semuanya memiliki pesan moral yang cukup baik. Jadi, saya juga punya ekspektasi bahwa novel ini akan memberikan jalan tengah untuk ibu dan anaknya.
Dan ternyata memang benar, setelah mencapai hampir setengah novel. Saya sangat puas ketika mencapai akhir dan mendapati jalan tengah untuk konflik ibu dan anak ini dengan keputusan yang dewasa. Bahkan sama-sama menguntungkan serta mampu mendekatkan keduanya lagi.
Di tengah konflik perbedaan visi, kelelahan Naning sebagai ibunya sempat menjadi pemicu konflik. Yaitu kehadiran seorang lelaki muda yang ingin melamar Arumi.
Bayangkan saja, Arumi masih SMA dan punya cita-cita yang tinggi. Tiba-tiba saja ada yang mau melamar putrinya dan sempat membuat Naning goyah. Ia berharap pernikahan anaknya akan membuka jalan kedekatan antara Arumi dan Naning.
Menariknya dari novel ini adalah kedua perempuan, baik ibu dan anak ini masing-masing memiliki bahasa cinta berbeda. Tapi, keduanya termasuk perempuan yang mandiri dan punya keinginan yang teguh untuk menggapai cita-cita mereka.
Meski seorang ibu tunggal, Naning bahkan selalu mencoba mendukung impian putrinya. Apalagi, pesan terakhir Handoko, suaminya, sebelum meninggal untuk menjaga Arumi dan tidak memaksakan kehendak pada anak mereka. Naning tidak mau kepercayaan suaminya ini dirusak, karena itu dia berusaha memenuhi janjinya.

Kutipan
“Kafe rempah buatanku ini adalah kafe yang kukonsep untuk tempat yang nyaman bagi siapa pun untuk menikmati kuliner rempah kekinian. Ada banyak produk minuman rempah dan makanan ringan dengan cita rasa rempah berkualitas. Setiap produk kubuat bisa dinikmati di tempat ataupun dibawa bepergian” - 82
Pasar Pabean masih menjadi pasar rempah terbesar dan terlengkap di Jawa Timur. Pasar ini seolah tak pernah tidur. Pagi, siang, sore, bahkan malam hari masih tampak hilir mudik pedagang rempah, pembeli hingga para kuli yang mengangkut rempah-rempah. - 70
“Aku ingin pengunjung yang datang bukan hanya menikmati kuliner rempah atau melepas penat di kafe rempahku, tapi aku berharap mereka mendapat inspirasi dari kebaikan rempah yang mengalir di tubuh mereka” - 83
“Ning, jangan kau cintai rempah dengan buta. Jangan kau cintai apa pun dengan buta. Bukan ini yang diharapkan orang tua kita” - 145
Penutup
Buat yang butuh novel ringan tapi konfliknya cukup baik dengan pesan moral yang baik juga. Bisa coba pilih bacaan di website SIBI https://buku.kemendikdasmen.go.id/ . Bisa pilih kategori Non Teks kemudian pilih jenjang Mahir (E).
Semoga website SIBI bisa menambah judul bacaan dengan tema yang beragam dan tentunya cerita yang menarik untuk jenjang Mahir. Soalnya, memang seru-seru cerita dan tema yang disediakan di SIBI ini.