Dukung Transisi Energi Di Indonesia Agar Maksimal

Sumber energi


Piala dunia yang berlangsung di Qatar tahun 2022 ini sangat menarik perhatian. Bukan saja dengan peraturan ketatnya. Tapi, juga pembangunan stadion yang dijadikan tempat bertanding laga sepak bola dunia ini. Ada apa dengan stadion di Qatar?

Rupanya, Qatar membangun stadion yang ramah lingkungan. Energi listrik yang digunakan sumbernya dari penyerapan panas yang berlimpah di Qatar. Betul, Qatar sudah menerapkan transisi energi yang bisa dijadikan contoh untuk pembangunan ruang publik yang rendah emisi gas rumah kaca.


Apa Itu Transisi Energi?

Singkatnya, transisi energi adalah perpindahan penggunaan sumber energi dari satu sumber ke sumber yang lain.

Kalau di Indonesia, transisi energi ini juga sudah diterapkan. Yaitu perpindahan dari sumber energi fosil ke sumber energi non fosil. 

Lebih jelasnya, sumber energi fosil ini yang masih sering digunakan hingga saat ini. Seperti batu bara, minyak bumi, gas alam, dll. Sementara sumber energi non fosil seperti cahaya matahari, angin, air dan sampah.


Kenapa Harus Melakukan Transisi Energi?

Meningkatnya penggunaan kendaraan bermotor hingga menyebabkan selimut polusi semakin menebal. Disertai juga peningkatan gas rumah kaca yang membuat perubahan iklim semakin ekstrim.

Karena itu juga, transisi energi menjadi perbincangan saat perhelatan G20 kemarin di Bali. Agar negara-negara yang ikut hadir dalam acara ini ikut serta dalam menjaga agar lingkungan tidak semakin rusak dan selimut polusi tidak semakin menebal.

Salah satu penerapan transisi energi saat ini adalah dengan mendorong industri kendaraan menggunakan kendaraan bermotor dengan energi listrik. Ini adalah cara untuk mencegah polusi agar tidak bertambah.

Walaupun sebenarnya masih ada kendala ketika peralihan sumber energi untuk transportasi ini beralih ke energi listrik. Sebab, pembangkit listrik di Indonesia masih tetap menggunakan sumber energi fosil.

Untuk beralih ke energi terbarukan seperti sumber energi non fosil memang masih perlu ditingkatkan lagi. Sebab, masih ada banyak tantangan yang belum bisa 100% dapat dikendalikan. Dan tantangan ini masih berupa kendala yang membuat sumber energi untuk transportasi masih belum beralih ke sumber yang benar-benar ramah lingkungan.

Energi terbarukan


Tantangan Apa Yang Dihadapi Dalam Penerapan Transisi Energi?

Tantangan yang ada saat ini memang seperti kendala dalam proses transisi energi. Namun, sebagai masyarakat, kita harus mau mendukung upaya pemerintah dalam menerapkan transisi energi ke energi yang bersih dan ramah lingkungan.

Hal paling utama yang saat ini menjadi tantangan penerapan transisi energi adalah kurangnya SDM. Sebab, kurikulum mengenai energi terbarukan yang ramah lingkungan ini belum ada materinya di perguruan tinggi.

Karena itu, ilmu mengenai pengolahan sumber non fosil menjadi energi masih terbilang belum banyak dipahami. Kekurangan SDM ini juga yang membuat limpahan energi non fosil yang ada belum bisa digunakan sebagai pengganti sumber energi fosil.

Tantangan berikutnya yaitu pemanfaatan sumber cahaya matahari menjadi energi listrik. Tidak seperti di Qatar, Indonesia yang merupakan negara beriklim tropis. Sering dihadapi kondisi sinar matahari yang kurang maksimal. Sehingga, masih kurang cukup jika langsung dibebankan sebagai pengganti sumber energi yang ada.

Demikian juga sumber energi dari air. Walaupun Indonesia disebut sebagai negara kepulauan yang banyak dilewati aliran air. Tapi, faktanya, air yang ada belum bisa masuk pada kriteria aliran air yang bisa digunakan untuk sumber energi. Sebab, yang dibutuhkan adalah aliran air yang ekosistem di dalamnya terjaga dengan baik.

Dari sini bisa langsung tampak ya, kalau sumber energi terbarukan yang ada masih belum bisa dikelola dengan maksimal. Sebab, sumbernya saja masih belum terjaga dengan baik. PR kita sebagai masyarakat masih banyak, salah satunya menjaga agar sumber energi ramah lingkungan ini bisa dimanfaatkan sebagai pengganti sumber fosil.


Sumber Energi Dari Sampah

Ini adalah sumber energi yang terbilang masih sangat baru. Tapi, sudah ada beberapa daerah yang bisa mengolah sampah menjadi energi listrik. Jadi, sampah-sampah yang bersumber dari rumah kita ini bisa diubah menjadi sumber energi listrik.

Di dekat tempat tinggalku, kalau kalian pernah mendengar TPA Bantar Gebang. Itu daerahnya dekat sekali dengan rumahku. Di sekitar TPA besar tersebut ada beberapa industri rumahan yang sudah menerapkan transisi energi dari sampah yang ada.

Bahkan, sudah ada rencana untuk memanfaatkan gunung sampah yang semakin bertambah. Untuk dijadikan sumber energi listrik agar tidak sekadar menumpuk. Namun, bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Upaya ini selain untuk mengurangi beban dari sumber energi fosil. Juga untuk mengurangi beban daerah sekitar TPA Bantar Gebang agar daerah di sekitarnya tidak terganggu semakin parah. Terutama kualitas udara dan air di sekitar TPA ini yang termasuk sangat tidak layak.

Karena itu, meskipun prosesnya masih membutuhkan waktu untuk menjadikan sampah sebagai sumber energi terbarukan. Sebagai masyarakat yang masih ingin bumi terjaga dengan baik. Kita harus mau membantu dan mendukung gerakan baik lingkup kecil maupun pemerintah dalam mengolah energi terbarukan.

Transisi energi


Apa Yang Bisa Kita Lakukan Dalam Mendukung Transisi Energi?

Bersama teman-teman #EcoBloggerSquad beberapa hari yang lalu. Kami membahas mengenai peran serta masyarakat awam dan juga blogger dalam mendukung gerakan transisi energi ini.

Caranya bagaimana? Cukup sederhana sebenarnya.

  1. Menghemat penggunaan listrik agar beban listrik yang saat ini masih bersumber dari sumber energi fosil tidak bertambah.
  2. Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan transportasi umum. Guna mengurangi selimut polusi dari kendaraan pribadi yang tidak ramah lingkungan.
  3. Terlibat dalam pengumpulan limbah rumah tangga. Seperti limbah minyak jelantah. Sampai limbah sampah yang masih bisa didaur ulang.
  4. Ikut serta mengkampanyekan program transisi energi ini agar tidak berakhir sekadar wacana.
  5. Ceritakan pengalaman menggunakan pemanfaatan energi terbarukan.


Kalau cerita versiku mengendarai mobil listrik. Rasanya sama seperti kendaraan mobil lainnya. Bedanya, kita bisa berhenti dan charging mobil sambil minum kopi di beberapa SPBU rest area terdekat.


Dan saat menggunakan mobil listrik ini, rasanya seperti berada di masa depan. Iya, masa depan itu adalah sekarang dan esok hari.


Kalau ceritamu bagaimana?


Postingan Terkait