Mengenal Lahan Gambut Yang Mampu Cegah Perubahan Iklim Ekstrim
Keberadaan lahan gambut itu sangat vital, sebab dapat menjaga kestabilan iklim dan menahan laju perubahan iklim yang ekstrim hingga mengurangi pemanasan global.
Faktanya, pada setiap lapisan gambut, dari permukaan sampai bagian terdalam, mampu menyerap karbon hingga 60% dari bobotnya. Tak hanya itu, saat musim hujan, gambut bisa menyerap banyak air sehingga bisa mencegah terjadinya banjir. Dan ketika musim kemarau tiba, air simpanan yang ada di gambut akan terlepas sedikit demi sedikit sehingga mencegah kekeringan.
Namun, manfaat lahan gambut yang besar ini justru sering diabaikan. Di Indonesia sendiri sudah banyak lahan gambut yang rusak, baik itu untuk pembukaan lahan maupun kerusakan akibat kurang terawat.
Dan kerusakan berupa kebakaran pada lahan gambut justru bisa membuat emisi gas karbon dan metan yang tersimpan terlepas kemudian merusak lapisan ozon sehingga mempercepat pemanasan bumi.
Lahan Gambut Menjadi Pusat Kehidupan
Gambut tak hanya ada di hutan saja. Ada beberapa jenis gambut yang dibedakan sesuai lokasinya. Ada gambut pedalaman, gambut transisi dan gambut pantai.
Di sekitar jabotabek, mungkin mengenal dan tahu mengenal hutan mangrove. Nah, gambut pantai ini memang didominasi oleh pohon mangrove yang terbentuk di dekat pantai dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Pada gambut pantai ini terdapat banyak fauna yang hidup di dekatnya. Dan banyak didapat flora dan fauna yang mulai langka bergantung pada keberadaan lahan gambut ini.
Secara umum, lahan gambut selain mampu menahan laju perubahan iklim yang ekstrim. Juga memiliki fungsi sebagai pengatur hidrologi, biogeokimia sampai ekologi yang sangat berarti bagi ekosistem. Bahkan, mampu memberikan manfaat juga bagi masyarakat adat yang tinggal di sekitarnya.
Ada banyak fauna yang sering ditemui pada hutan gambut seperti siamang, kera ekor panjang, orang utan, bekantan hingga rusa dan kancil. Di hutan primer gambut pada tahun 1997, tercatat 104 satwa liar yang terdiri dari 32 jenis mamalia hingga 60 jenis burung yang dilindungi.
Keanekaragaman dan kelestarian lahan gambut pedalaman ini sangat berpengaruh terhadap keragaman jenis biota air. Dan berkaitan dengan rantai makanan. Ekosistem yang ada di lahan gambut memiliki hubungan timbal balik antara unsur hayati dan non hayati.
Keduanya saling memengaruhi sehingga kerusakan salah satu unsurnya bisa menimbulkan masalah dan kerusakan yang besar. Karena itu harus benar-benar tepat penanganannya. Sebab lahan gambut ini memiliki peranan sangat besar sebagai wilayah penyangga lingkungan.
Asal Muasal Lahan Gambut
Beberapa waktu lalu, aku mengikuti live zoom bareng #EcoBloggerSquad dan @pantaugambut untuk mengenal lebih baik apa itu gambut dan apa saja manfaat lahan gambut. Kegiatan ini justru banyak memberikan wawasan baru khususnya untukku.
Berkenalan dengan gambut berarti juga mengenal bagaimana proses terbentuknya lahan gambut ini. Gambut yang ada di Indonesia saat ini, terbentuk sejak ribuan tahun lalu. Berasal dari tumpukan bahan organik seperti kayu - kayuan yang tidak terurai dengan cepat.
Gambut pedalaman masih bisa ditemui di Kalimantan dan Sulawesi. Ketebalannya bisa mencapai 15 m di pesisir pantai Sulawesi. Keberadaan lahan ini memberikan manfaat sebagai penjagaan ekosistem global.
Sayangnya, sudah banyak lahan gambut yang rusak. Karena itu, untuk mencegah terjadinya perubahan iklim yang semakin buruk. Perlu adanya dorongan pada pemerintah untuk melakukan restorasi lahan gambut dan pemeliharaan lahan yang masih ada dengan tepat.
Dari penelitian yang dilakukan tahun 2004 oleh Saharjo, diketahui bahwa kerusakan gambut setebal 10 cm seluas 1 Ha karena pembakaran. Mampu menghilangkan kapasitas air sebesar 650 m3Ha-1. Jadi, kalau lahan gambut yang dibakar atau terbakar seluas 3000 Ha maka setara dengan penghilangan air sebesar 1.950.000 m3.
Tidak heran jika banyak terjadi banjir dan kekeringan yang ekstrim. Sebab, simpanan air pada gambut mencapai 88,60 juta liter. Sementara kebutuhan harian air mencapai 85 liter. Dengan begitu, restorasi dan pemeliharaan lahan gambut yang ada sudah mencapai tingkat kebutuhan yang urgensinya tinggi. Demi mencegah terjadinya bencana alam yang lebih banyak lagi.
Kesimpulan
Pembentukan gambut terutama di wilayah Kalimantan dan Sulawesi ini terbentuk sejak 4000 - 5000 tahun lalu. Terbentuk sejak masa glasial dimana es mencair yang menyebabkan peningkatan muka air laut hingga banyak terbentuk cekungan berisi air.
Vegetasi yang terbenam dan mati inilah yang kemudian mengalami proses dekomposisi secara lambat sehingga bahan organik terakumulasi. Penumpukan inilah yang membuat lapisan tebal pada lahan gambut.
Karena proses pembentukannya yang cukup lama. Maka sudah semestinya, pemeliharaan lahan gambut ini menjadi prioritas dan tingkat urgensi untuk segera ditangani sangat tinggi. Sebab, manfaat keberadaan lahannya yang besar mampu menjaga laju perubahan iklim hingga bencana alam dan kerusakan lingkungan menjadi lebih lambat.
Dari perbincangan kemarin bersama teman-teman #EcoBloggerSquad dan @pantaugambut demi menjaga agar #SelimutPolusi tidak semakin meningkat. Ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh masyarakat umum dalam menjaga keberlangsungan lahan gambut. Caranya :
1. Ikut mendukung program pelestarian lingkungan dengan berdonasi pada lembaga yang terpercaya dalam menjaga lahan gambut hingga eksistensi hutan di Indonesia.
2. Tetap menjaga lingkungan dengan mengurangi penggunaan produk sekali pakai, seperti sedotan, plastik, tisu dan beralih ke penggunaan produk reusable.
3. Ikut serta jaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan bertanggung jawab terhadap sampah kita. Misal, memisahkan sampah organik dengan anorganik.
4. Bisa juga dengan mengirimkan sampah anorganik seperti kardus, botol, kemasan produk lain ke tempat khusus yang menangani pengolahan sampah anorganik ini.
5. Menanam tanaman di rumah meski lahan sempit. Walaupun rumah yang ditempati lahannya sempit, tidak ada salahnya untuk ikut serta menanam tanaman apa saja yang sesuai dengan kondisi di tempat Anda.
Dengan ikut serta menjadi bagian masyarakat yang mau berkontribusi menjaga lingkungan. Insya allah kedepannya Indonesia bisa menjadi negara dengan lingkungan yang terbaik. Apalagi kalau kesadaran ini menjadi gaya hidup yang tak hanya sehat tapi juga bermanfaat bagi keberlangsungan kehidupan.
Referensi :
1 Memetik Manfaat Lahan Gambut, Redaksi Trubus, dibaca pada 24 oktober 2022
2. Tantangan Pengembangan Lahan Gambut, Tejoyuwono Notohadiprawiro dkk, dibaca pada 24 oktober 2022
3. Valuasi Ekonomi Lahan Gambut, Tim Penulis BPPT, dibaca pada 25 oktober 2022