Ulasan Novel Rahasia Gemini Tentang Anak Kembar


Salah satu hal yang membuat aku menyukai novel Rahasia Gemini karya bu Sekar Ayu Asmara. Adalah bagaimana peran serta orangtua mampu membuat anak-anak mereka menjadi pribadi yang kuat dan berkarakter. Bagaimana support system dalam keluarga itu adalah hal yang paling utama dan faktanya memang tidak semua orang mendapatkannya. Bisa dikatakan inilah privilege yang dimiliki dua gadis kembar dari sel telur yang sama.

Selain ide ceritanya yang cukup jarang diangkat, yaitu sosok kembar yang identik dan terlahir ‘dempet’ sehingga harus menjalani operasi. Kemudian, mereka harus menjalani kehidupan sebagai gadis yang kehilangan salah satu kaki mereka akibat pemisahan. Namun, memiliki ketangguhan mental serta kemampuan dalam menghadapi hidup yang cukup baik. Membuat novel ini menjadi novel drama keluarga disertai bumbu romansa yang asik untuk dibaca.

Biasanya, cerita anak kembar terutama yang memiliki kekurangan ini. Sering muncul sebagai tokoh dalam cerita horor. Bahkan, buatku yang masih kurang luas pemahaman literasinya, ini adalah novel pertama dengan tokoh kembar yang difabel yang pernah aku baca. Karena itu, aku benar-benar merekomendasikan novel ini buat kalian baca agar menambah wawasan literasi.


Kartu Tanda Buku

Judul : Rahasia Gemini

Penulis : Sekar Ayu Asmara

Halaman : 310

Format : Buku Fisik

Bahasa : Indonesia

Diterbitkan oleh Penerbit Mekar Cipta Lestari @mclpublisher 

ISBN : 9786235915135

Novel Rahasia Gemini

Secara singkat, novel rahasia gemini ini mengisahkan dua gadis yang merupakan anak kembar. Memiliki zodiak yang sama, yaitu sama-sama Gemini. Dimana konon, orang yang lahir sebagai gemini ini adalah sosok yang sulit ditebak, tidak berpendirian hingga tidak bisa setia.

Pemikiran mengenai sosok gemini ini banyak diwakili oleh karakter Lintang. Saudara kembar dari Wulan yang menjalani kehidupan sebagai seorang ekstrover. Berbeda dengan Lintang, Wulan justru gadis yang sangat introver. Karena itu, Maggie, ibunya si kembar sangat paham kalau kedua anaknya yang kembar ini memiliki kepribadian yang jauh berbeda.

Sebagai seorang Ibu, Maggie termasuk wanita yang cukup berpendirian. Dia sangat disiplin membimbing kedua anaknya agar tetap beraktivitas seperti anak ‘normal’ lainnya. Kemudahan berupa menikah dengan lelaki mapan, membuat Maggie berupaya agar anaknya bisa berkegiatan secara leluasa tanpa tergantung pada orang lain. Ia langsung memesan alat bantu berjalan untuk anaknya yang masing-masing kehilangan satu kaki.

Prinsip hidupnya yang cukup kukuh ini, didukung juga oleh suaminya, Keliek, dengan membangun rumah yang lebar dilengkapi banyak fasilitas yang bisa memudahkan si kembar selama beraktivitas. Namun, ia juga masih menyediakan tangga untuk ke lantai dua, agar dua anaknya ini bisa merasakan menapaki tangga seperti anak lainnya.

Tak hanya itu, keduanya juga dibekali keahlian berolahraga fisik. Baik Wulan dan Lintang, mereka sangat jago berenang. Hingga membuat banyak orang terkejut karena mereka mahir berenang dengan gaya apa saja. Bahkan, salah satunya, Wulan, menyukai laut dan olahraga berenang melebihi saudara kembarnya.

Selain berenang, keduanya juga memiliki impian dan cita-cita yang berbeda. Wulan sangat menyukai dunia kepenulisan. Ia bahkan sudah berkali-kali melahirkan karya yang banyak digemari oleh penggemarnya. Ketekunannya dalam menulis, membawa Wulan berkenalan dengan seorang anak down syndrome yang pandai membuat puisi. 

Di sinilah Wulan merasakan kehidupannya mulai terasa berbeda. Kehadiran Mantra, anak down syndrome ini, membuat Wulan merasa tak perlu lagi bergantung pada Lintang. Ditambah perkenalannya dengan Prapanca, membuat hidup Wulan seolah sempurna. Ia mulai menjejaki hidup dengan lebih semangat.



Berkenalan Dengan Sekar Ayu Asmara

Awal pertama membaca karya beliau, berjudul Pintu Terlarang. Sebuah novel yang menyimpan banyak misteri dan hal menakutkan. Namun, tetap asik untuk diikuti dan dibaca sampai akhir. Dan novel ini sama seperti novel karya bu Sekar lain yang cukup Indonesia banget. Diwakili dengan penamaan tokoh yang namanya Indonesia banget seperti Lintang, Wulan, Keliek dan Prapanca.

Tak disangka, ternyata ibu Sekar Ayu ini selain karya-karyanya sering diangkat ke layar lebar. Beliau juga seorang yang menekuni industri perfilman. Film Biola tak Berdawai nyatanya adalah karya beliau yang cukup fenomenal dan berhasil memenangkan penghargaan di festival internasional.

Itulah kenapa, saat menggambarkan betapa passionate-nya Lintang menjalani kehidupannya sebagai mahasiswi jurusan perfilman. Terlihat sangat detil dan juga menyenangkan. Semua seluk-beluk mengenai industri film dikupas hingga lapisan dalam di novel ini. 

Bukan cuma itu, sebagai penulis yang sudah banyak melahirkan karya yang dikenal banyak orang. Membuat bu Sekar menggarap karakter Wulan yang merupakan seorang penulis juga tak diragukan lagi kemahirannya. Bahkan, dalam novel ini ada satu karya lengkap cerpennya Wulan. Dan setengah cerpen yang belum bisa diselesaikan oleh Wulan. 

Karena profesi kedua anak kembar tersebut, sama seperti profesi yang ditekuni bu Sekar. Sehingga, karakter keduanya tampak berbeda dan cukup kuat. Terutama mengenai profesi yang disajikan dengan detil yang menambah wawasan.



Ulasan Novel Rahasia Gemini

Sebelumnya, aku ucapkan terima kasih banget buat Penerbit Mekar Cipta Lestari karena sudah menerbitkan buku-buku yang menarik juga memiliki muatan lokal yang banyak. Serta, terima kasih untuk kesempatannya bisa membaca novel ini.

Overall, aku cukup senang dengan plot twist yang disajikan di novel ini. Terutama fakta mengenai anak kembar yang memang tidak bisa disangkal lagi. Tapi, aku justru merasa lebih senang mengikuti alur cerita ibu Maggie.

Seorang Ibu yang mampu membuat anaknya yang difabel tetap merasa sempurna dan bahagia. Bahkan, menolak untuk dikasihani. Kedua anaknya pun memiliki impian dan cita-cita yang cukup tinggi sehingga membuatku ingin bertepuk tangan atas usaha bu Maggie.

Sosok Bu Maggie ini juga mengingatkan saya pada Ibunya pak Gola Gong. Yang nyatanya, juga memperlakukan pak Gola Gong sebagaimana anak lainnya. Pernah membaca karya pak Gola Gong berjudul Anak Matahari, dimana dikisahkan sang Ibu bahkan mendorong pak Gola gong untuk bisa bermain bulu tangkis.

Bukan cuma itu, pak Gola Gong juga diwajibkan untuk bisa melakukan aktivitas lainnya secara mandiri. Juga menjadikan rumahnya sebagai tempat untuk menstimulasi pak Gola Gong agar tetap bisa beraktivitas secara mandiri dari kecil.

Demikian pula pasangan suami istri Maggie dan Keliek. Yang membangun rumah tingkat, agar anak kembar mereka bisa merasakan menapaki anak tangga. Tapi, tetap menyediakan kemudahan berupa lift dan tangga seluncur khusus kursi roda. Agar saat anaknya sedang membutuhkan kemudahan tersebut, bisa langsung digunakan. Tak hanya itu, disediakan kolam renang juga sebagai cara agar kedua anaknya yang kembar ini bisa berenang dengan bebas.

Kisah dua gadis kembar yang memiliki impian berbeda serta penyandang difabel ini. Cukup menarik dan berbeda. Banyak mengangkat mengenai perempuan dan perannya dalam sosial masyarakat. Serta, bagaimana kurang ramahnya infrastruktur dan sosial ekonomi masyarakat di Indonesia terhadap para difabel ini. Issue yang diangkat memang cukup mendalam tapi dikemas dengan apik sehingga tidak terasa memberatkan.

Buat kalian yang suka dengan kisah tentang hubungan kekeluargaan, perjuangan seorang perempuan untuk keluarganya hingga kisah romansa yang sederhana tapi manis. Baca deh buku ini, karena akan ditemukan banyak hal menarik, terutama tentang anak kembar, gemini sampai dunia perfilman.


Postingan Terkait