Review Novel Tukar Tambah Nasib
Novel Toko Tukar Tambah Nasib ini enggak hanya punya judul yang membuat penasaran. Tapi, juga menyediakan cerita yang bahkan membuatku penasaran dan sulit untuk berhenti. Itulah kenapa, aku bisa menyelesaikannya dalam satu hari.
Sedikit perkenalan dari blurb di cover belakang. Kisah dalam novel ini tentang pencarian kehidupan yang sesuai untuk tokoh utamanya, bernama Naya. Ia diberikan peluang untuk mengganti hidupnya dengan orang lain.
Kehidupan demi kehidupan orang yang ia tunjuk. Diperlihatkan di hadapannya. Ada yang membuat Naya menggeleng, ada pula yang membuatnya terlena dan ingin segera mengganti hidupnya dengan kehidupan itu. Tapi, di balik pemilihan kehidupan tersebut, Naya dihadapkan pada pilihan lain.
Naya Seorang Gadis Minimarket
Dia berusia 20 tahun dan bekerja di minimarket. Dengan gaji yang tidak besar. Dan kehidupan yang bisa dikatakan memang menyedihkan.
Gadis minimarket ini adalah Naya. Ia anak sulung dan memiliki 2 orang adik, dan adiknya ini kembar. Bernama Kila dan Kenzie. Di rumah, Naya bahkan tidak memiliki kamar tidur. Ia tidur di sofa ruang tengah.
Setiap hendak tidur bersama Kila. Adiknya akan mengusir Naya karena sleep apnea yang diderita Naya membuatnya mengorok dengan kencang. Dan itu sangat mengganggu Kila.
Sementara itu, Kenzie, adiknya yang satu lagi. Menggantikan peran Naya sebagai tulang punggung keluarga. Sebab, gaji Naya yang kecil tidak bisa digunakan untuk kebutuhan keluarga. Karena gaji Kenzie yang cukup besar, membuatnya menggantikan peran Naya sebagai tulang punggung.
Naya sering mengeluhkan tentang kehidupannya pada Aji. Pacarnya Naya yang bekerja di perusahaan logistik. Kantor Aji letaknya berada di seberang minimarket tempat Naya bekerja. Bersama Aji, Naya menghabiskan banyak waktu yang cukup membuatnya bisa tertawa dan bersenang-senang.
Kehidupan Empat Orang Teman
Saat Naya mulai merasa tak lagi semangat dengan hidupnya. Ia mendapat tawaran dari Toko Tukar Tambah Nasib untuk mengganti kehidupannya. Saat ditanya, ia ingin sekali memilih kehidupan dari empat orang temannya.
Kehidupan Lala yang amat memukau bagi Naya. Sebab, Lala adalah seorang pebalet ternama yang memiliki wajah cantik serta tubuh yang proporsional.
Naya melihat kehidupan Lala amat sangat sempurna. Kehidupan yang sangat diidamkan oleh Naya sebab ia tau, jika menjadi Lala maka ia tak perlu lagi bersusah payah bekerja di minimarket. Ia sudah memiliki tujuan dan impian yang terwujud dalam kehidupan Lala.
Ada juga Sato, teman Naya yang mewarisi perusahaan kosmetik besar dan terkenal. Kehidupan Sato membuat Naya yakin ia tak perlu mencari pekerjaan lagi. Sebab, ia sudah bisa bekerja dan fokus mengembangkan perusahaan kosmetik tersebut.
Kehidupan Meri juga sangat menarik. Naya berpikir, memang enak menjadi Ibu rumah tangga. Apalagi Meri mendapat suami yang tampan, kaya raya dan sangat memanjakannya. Tak hanya itu, Meri juga dianugerahi dua anak yang lucu sekali. Naya sampai tergiur ingin menjalani kehidupan sempurna seperti Meri.
Tapi, ada lagi pilihan lain yaitu kehidupan Riko. Yang menjadi koki terkenal dan kaya raya di usia muda. Bagi Naya, kehidupan Riko ini sangat mulus dan sempurna. Ia tak harus membebani keluarganya lagi.
Namun, satu per satu ketidak sempurnaan kehidupan mereka mulai tampak. Membuat Naya gamang dan bimbang. Bukan apa-apa, justru dia masih berpikir tentang kesempurnaan yang ada dari kehidupan tersebut. Hanya saja, kebimbangannya muncul akibat harga yang harus dia bayar demi mendapatkan kehidupan itu.
Kartu Tanda Buku
Judul : Toko Tukar Tambah Nasib
Penulis : Lia Seplia
Halaman : 328
Ilustrasi Sampul : Abdul M.
Format : Buku Fisik
Bahasa : Indonesia
Diterbitkan oleh Falcon Publishing
Cetakan pertama, September 2022
ISBN : 9786026714749
Review Toko Tukar Tambah Nasib
Buat pembaca yang membutuhkan ulasan jujur. Tenang saja, aku akan menuliskan sejujur-jujurnya. Meskipun novel ini aku dapatkan dari hasil kerjasama dengan pihak penerbit.
Novel ini buatku pribadi sesuai isinya dengan komentar yang ada di sampulnya. Premis bagus, ceritanya bikin mikir tentang hidup dan alurnya mengalir serta asik diikuti. Jadi, komentar tersebut bukan sekadar pendapat yang asal tempel. Tapi, memang menggambarkan isi dari novel ini.
Untuk sampulnya, lucu dan enak dipandang. Bahkan, termasuk bagus terutama buat dijadikan objek foto yang tampil di feed instagram. Kombinasi warnanya lembut, mengingatkanku pada nuansa anime.
Masuk ke cerita, yang aku dapat sebagai pembaca adalah cerita ini relate dengan kehidupan. Begini, aku mendapatkan bahwa ada banyak kehidupan orang di sekitarku yang juga sama seperti Naya. Tampak tidak memiliki keberuntungan dalam hidup. Bahkan, tampak tidak menarik oleh orang lain yang melihatnya.
Namun, kehidupan Naya yang buatku memang kasihan dan menyedihkan. Menyimpan banyak hal yang bisa dijadikan pertimbangan dalam menjalani hidup. Bahwasannya kebaikan yang kita rasakan dan dirasakan pula oleh orang terdekat kita. Adalah hasil dari kebaikan yang kita lakukan. Dan ini pesan yang aku dapat dari kak Lia Seplia untuk "Jangan Berhenti Berbuat Baik". Sekalipun kebaikan itu tidak langsung berpengaruh dalam hidup kita.
Aku juga mendapatkan wawasan mengenai marketing secara singkat dan lumayan dari cerita kehidupan Naya. Ketika ia berbincang dengan presdir perusahaan kosmetik yang meminta pendapatnya. Di sini Naya menjabarkan sedikit tentang produk dan bagaimana promosi yang tepat sesuai target market.
Namun, di novel ini nuansa dan suasana 'Indonesia' nya masih kurang kuat. Aku justru merasakan seolah latar cerita dan tokohnya adalah orang asing. Bukan di Indonesia. Memang, dialog dan beberapa hal ada yang unsur Indonesianya. Tapi, masih terasa vibes seperti di luar negeri. Analisaku bukan dari percakapan atau gaya menulisnya. Tapi, kurangnya sisipan 'budaya' yang khas Indonesia.
Kemudian, ada yang harus ditambahkan pula. Untuk penularan HIV bukan hanya itu tapi juga dari darah. Ini yang aku tahu melalui video seorang Ibu yang tertular HIV dari suaminya. Dan si Ibu ini terlambat mengetahuinya.
Dia menjelaskan di video tersebut, kalau ketika ia sedang berdarah orang yang membantu menanganinya juga harus hati-hati. Sebab jika darahnya terkena ke luka orang yang sehat, bisa menyebabkan terjadinya penularan juga.
Overall, pendapatku selesai membaca novel ini aku sangat suka dengan isi ceritanya. Mengingatkanku pada novel The Midnight Library. Di novel ini juga mengajarkan untuk melihat kehidupan dengan skala yang lebih luas. Dan berikan alasan pendukung untuk terus melanjutkan hidup seperti novel Reasons To Stay Alive. Kemudian, lakukan terus kebaikan meskipun kebaikan itu bisa jadi hal yang membuatmu merasa tak nyaman. Seperti di novel The Hate You Gave untuk tidak berhenti berbuat baik.
Novel ini memang menyajikan pemikiran tentang hidup. Mungkin, teman pembaca sudah tahu kalau hidup orang lain belum tentu cocok dengan kita. Tapi, di novel ini bukan sekadar itu. Di novel tukar tambah nasib ini, kita juga diajak untuk tetap bangga dan bersyukur menjalani kehidupan kita sendiri.
Akupun ketika ditanya ingin hidup seperti diriku lagi atau tidak? Aku akan menjawab YA. Karena, meski tak sempurna dan banyak air mata, aku tahu bahwa hanya menjadi aku inilah hidupku akan terasa nyaman dan cocok untukku.
Kemudian, ada juga hal yang mengingatkanku agar menghentikan kebiasaan yang berakar di sekitarku. Yaitu, menjadikan anak sebagai tulang punggung keluarga. Buatku, ini terasa kurang pas. Sebab, anak tidak seharusnya menjadi tulang punggu selama orang tuanya mampu. Ini yang aku pikirkan dan hal ini juga yang menjadi pesan di novel tukar tambah nasib.
Oiya, informasi tambahan untuk kalian yang masih ragu mau baca novel ini. Jadi, beberapa kehidupan yang ditawarkan di novel ini. Ada yang sangat mirip dengan kehidupan orang terdekatku. Karena itu, aku berpendapat kalau novel ini memang relate sekali dengan kehidupan yang ada.
Dan juga, aku sudah pernah membaca novel karya kak Lia Seplia yang lain. Judulnya Bingkai Kenangan dan aku juga menyukai novel tersebut.
Jadi, tak perlu ragu buat segera menjemput novel ini di toko buku offline atau online.