Review Buku Ego is the Enemy Ryan Holiday
Patuh Adalah Jalan Menuju Kemajuan
Buku ini menyajikan pembahasan tentang Ego yang merupakan musuh bagi kesuksesan. Ada banyak orang penting yang sudah meraih kesuksesan. Kemudian hancur karena tak mampu mengendalikan Ego yang ada dalam dirinya. Karena itu, Ryan Holiday membagikan ilmu tentang Ego dan kenapa harus menjauhkan diri dari Ego.
Ego yang diangkat dalam buku ini merupakan sisi dari seseorang yang memilih melakukan sesuatu hanya berdasarkan keinginan sesaat di atas segalanya. Sebuah perasaan superior dan keyakinan yang bahkan melebihi kepercayaan diri dan kemampuan diri seseorang. Ego bukanlah kekuatan yang harus dipuaskan pada setiap kesempatan. Ego dapat diatur dan dapat diarahkan.
Ego itu berpusat pada diri sendiri dan kesombongan adalah kecerdasannya. Contohnya seperti keinginan mencapai sesuatu untuk mendapat pujian, pencapaian yang diupayakan untuk menunjukkan bahwa ia mampu dan bisa. Serta usaha yang dikerahkan hanya berdasarkan keinginan tampil menakjubkan. Dan Ego inilah yang seringnya membuat kesuksesan tidak berumur panjang.
Orang-orang yang mampu mempertahankan kesuksesan mereka hingga akhir hayatnya memiliki tujuan yang kuat, sikap berhati-hati dan realistis. Mereka tahu cara meredam, menyalurkan dan melepaskan Ego yang ada dalam diri mereka. Ketika Ego sudah tersingkirkan, maka yang hadir adalah realitas. Dalam realitas inilah ada satu lawan dari Ego yang cukup dahsyat pengaruhnya yaitu Kerendahan Hati. Rendah Hati mampu meningkatkan kepercayaan diri seseorang dan juga bisa membawa kesuksesan seseorang bertahan lama.
Buku Dengan Pembahasan Rendah Hati Yang Komplit
Jika pembaca membutuhkan buku dengan penjelasan yang mudah dimengerti, disertai contoh dari pengalaman orang lain kemudian dijabarkan secara runut. Ego is the Enemy bisa menjadi jawaban yang tepat. Terutama jika ingin mengetahui lebih dalam perilaku Rendah Hati itu seperti apa saja?
Karena ternyata, rendah hati itu ada banyak contohnya. Tidak hanya sekadar sombong saja. Pun sombong juga ada banyak, sehingga saat dijabarkan per poin menjadi lebih mudah untuk dipahami. Setiap bab membahas hal berbeda dan tentunya dengan penjelasan yang mudah diterima.
Buku bersampul merah ini terjemahannya juga nyaman. Enak untuk diikuti dan pastinya tidak membuat kepala pusing untuk memahaminya. Apalagi ditambah buku ini bisa dibaca gratis di aplikasi Gramedia Digital jika berlangganan Premium. Oiya, saya akan sematkan beberapa kutipan menarik dari buku ini. Siapa tahu bisa jadi bahan pertimbangan untuk membulatkan tekad membaca Ego is the Enemy.
Kutipan Buku Ego is the Enemy
Aku sertakan juga kutipan menarik dari buku ini. Ada banyak pelajaran yang aku dapatkan setelah menyelesaikan Ego is the Enemy. Salah satunya adalah cara berpuas diri yang baik dan benar. Ternyata, berpuas diri akan hasil yang sudah diraih bisa berbeda wujudnya. Dan Ryan membedakannya dengan hanya satu kalimat saja, Pekerjaan yang kita lakukan dengan baik ternyata sudah cukup. Dari kalimat inilah kesadaranku merekam satu hal baru lagi untuk kujadikan pembelajaran bahwa cukup dan berpuas diri bukan ketika benar-benar sudah selesai dan mencapai apa yang diinginkan, tapi justru saat sudah mengerjakannya dengan maksimal dan baik, ini sudah cukup.
Keberhasilan dalam berjuang merupakan alasan terbesar mendapatkan kesuksesan yang akhirnya mengubah hidup.
Sekalipun kita berpikir besar, kita harus bertindak dan hidup sederhana agar bisa mendapatkan apa yang kita cari.
Meningkatkan kemampuan dengan cara belajar dari orang lain adalah bagian dari keahlian.
Anda tidak dapat belajar jika Anda berpikir Anda telah mengetahui semuanya.
.webp)
.webp){kind=logo}
.webp)
.webp)
.webp)
.webp)