Review Clara Poole and the Long Way Round

Clara Poole and the Long Way Round merupakan novel middle grade ber-genre petualangan dan aksi yang unik dan menyegarkan. Sekilas, mengingatkanku pada novel Around the World in 80 Days karya Jules Verne. Karena, moda transportasi yang digunakan Clara Poole adalah balon udara.

Menemukan novel ini di deretan judul paling banyak diminati di Netgalley. Dan bersyukur banget, mendapat kesempatan untuk membacanya secara gratis.


Review Ebook Clara Poole and the Long Way Round for Middle Grade

review book


Clara Poole Gadis Yang Senang Berada di Ketinggian

Sedari kecil, Clara senang sekali memanjat. Mulai dari belajar memanjat kursi, kemudian beralih memanjat pohon hingga terakhir adalah kincir angin yang merupakan hadiah anniversary ayahnya untuk pernikahan mereka.

Meskipun Clara senang memanjat, orangtuanya tetap sering mengingatkan agar Clara tidak memanjat kincir angin tersebut. Dan walaupun luka, goresan sampai UGD sudah menjadi teman akrab bagi Clara, tetap saja ayah dan ibunya memastikan agar Clara tidak memanjat kincir tersebut.

Namun, karena rasa bosan terlalu besar. Dan semua benda tinggi di lingkungan rumahnya sudah Clara panjat, sampai bukit pun sudah dijangkau, hanya ada satu benda yang belum ia jajaki. Betul, Clara penasaran dengan kincir angin yang merupakan satu benda yang dilarang oleh orangtuanya.


Kenekatan Yang Membawa Kesedihan

Mengendap-endap, Clara mendatangi kincir angin tersebut setelah memastikan ayahnya belum pulang dan ibunya sedang asik berada di depan televisi. Dan Clara mulai memanjat sedikit demi sedikit sehingga ia hampir sampai di puncak kincir tersebut.

Namun, ada yang aneh, sebab ini baru pertama kalinya Clara merasa sedikit takut menaiki kincir tersebut. Tak lama ketakutan nya bertambah sebab hujan mulai turun sedikit demi sedikit dan akhirnya cukup deras.

Tak hanya itu, petir mulai menyambar. Dan membuat rasa takut dalam diri Clara semakin membesar. Karena ketakutan inilah, Clara jadi tidak bisa turun dari kincir sendiri. Dan saat bersamaan, Ibunya keluar rumah mencari Clara. Dengan suara tercekat dan berusaha untuk berteriak, Clara memberitahu keberadaanya pada sang Ibu.

Melihat anaknya terjebak di atas kincir saat hujan deras dan petir menyambar ke berbagai tempat. Naluri seorang ibu langsung bergerak. Ia memanjat kincir tersebut untuk menolong anaknya. Nahas, di waktu itu pula petir menyambar.

Clara terbangun dan menyadari ia ada di rumah sakit. Dari ekspresi ayahnya pun ia mengetahui bahwa Ibunya meninggal dunia akibat tersambar petir. Karena kejadian ini pula, rambut Clara tampak berbeda warnanya.


Kenekatan Lain Yang Membuat Terkenal

Sejak itu, hubungan Clara dengan ayahnya menjadi dingin. Tidak lagi begitu dekat. Dan ayahnya selalu berusaha menjaga Clara. Ayahnya dibantu sang Ibu, neneknya Clara, dalam menjaganya. Namun, percobaan yang ditawarkan oleh gurunya pada Science Project Fair, mengenai berapa lama kira-kira waktu yang dibutuhkan balon helium mengudara sampai kehilangan kadar heliumnya dan mendarat.

Percobaan tersebut menyediakan ratusan balon helium dengan warna yang menarik. Kemudian, diikat ke kursi dan tali yang mengekang agar balon tersebut tidak terlalu tinggi menerbangkan kursi.

Rasa penasaran Clara kembali hadir, ia duduk di kursi tersebut. Kemudian mengulur tali pengekang sehingga balon menerbangkan kursi ke ketinggian yang sudah diatur. Karena merasa kurang, Clara menambah ketinggian hingga akhirnya tali pengikat tidak kuat menahan tarikan ratusan balon yang tertiup angin. Membuat ikatannya lepas dan Clara terbang melambung tinggi.

Masih ingat dengan film Disney berjudul UP? Persis seperti itu! Clara terbang dengan berbekal duduk di atas kursi yang terikat ratusan balon warna-warni. Terbang melintasi Michigan. Dan Clara merasakan kebebasan yang selama ini sangat ia rindukan.

Saat mendarat, jangan ditanya, tentunya Clara mendapat hukuman dari ayahnya. Dan hubungan keduanya agak sedikit memburuk. Clara bahkan menjadi terkenal seantero Michigan dengan berita yang banyak dimodifikasi. Ketenaran ini membuat penerus WOOBA CORP terbang dari Paris, mendatangi rumah Clara dan meminta ayahnya untuk mengizinkan Clara mengikuti pertandingan balapan balon udara.


Balapan Balon Udara Keliling Dunia

Apakah permintaan dari penerus WOOBA yaitu Mr. Hamberdish disetujui ayahnya Clara? Jawabannya TENTU TIDAK. Tapi, Clara sedikit tertarik dengan undangan tersebut. Apalagi, nyatanya, terdapat dua tiket yang sudah disediakan untuknya dan ayahnya.

Sayangnya, di saat bersamaan sang Ayah mengumumkan kalau mereka sekeluarga akan pindah ke California. Dan ide ini membuat Clara sedih dan merasa kecewa. Kesedihannya ini membuatnya nekat menyetujui tawaran WOOBA tanpa persetujuan dari ayahnya. Bahkan, Clara berbohong kalau ayahnya akan menyusul ke Paris. Meski bukan kebohongan sejati, karena Clara meninggalkan catatan bahwa ia pergi ke Paris dan ayahnya pasti menyusulnya untuk memberi hukuman pada Clara.

Di Paris, tepatnya di kantor WOOBA, Clara baru mengetahui bahwa balapan balon udara ini sudah ada sejak lama. Bahkan, sudah turun temurun sejak WOOBA dipegang oleh kakek buyutnya Hamberdish. Dan sebelum memulai balapan, Clara diwajibkan untuk menandatangani dokumen persetujuan, saat ia menyetujui ini, Clara belum tahu betapa tinggi resiko mengikuti balapan balon udara.

Pada perlombaan kali ini, Clara dinobatkan sebagai Icon dari lomba balon udara yang baru. Gara-gara berita ia terbang dengan balon helium, membuatnya terkenal seantero negara. Dan pada perlombaan tersebut, direncanakan agar Ayahnya dan Clara bisa mengikutinya. Sayangnya, ayahnya tidak bisa ikut karena takut ketinggian dan ini membuat Clara harus bergabung dengan pilot bernama Greta dan monyet-monyetnya sebagai asisten.


Persiapan Sebelum Pertandingan

Sebelum pertandingan dimulai, Clara diwajibkan mengikuti pelatihan Aeronauts sebagai bekal dasar pemahaman menjadi co-pilots. Pada latihan tersebut, Clara menyadari kalau pertandingan yang akan ia hadapi benar-benar serius dan beresiko tinggi. Bahkan, berita mengenai kecelakaan yang menyebabkan banyak orang kehilangan kesadaran sudah bukan rahasia lagi. Clara hampir ingin berhenti, namun ia sudah menandatangani kontrak dan ia tak bisa mundur.


Insiden Selama Pertandingan Balon Udara

Ada banyak kecelakaan terjadi selama persiapan hingga pertandingan usai. Insiden pertama adalah pilot yang dijadwalkan mendampingi Clara dan Ayahnya, mengalami insiden dan masuk ke rumah sakit. Sang pilot juga mengalami kondisi kehilangan sedikit kesadaran dan harus berada di rumah sakit dalam waktu lama.

Kemudian, Clara dan Greta mendapati bahwa Amelia (nama balon udara mereka) terjebak di gurun. Mereka bertemu dengan blue people yang merupakan pengembara terkenal di gurun tersebut. Dan di sini, Amelia direparasi oleh mereka. Sebab, blue people rupanya kumpulan orang yang mengenal Greta dengan baik.

Insiden berikutnya adalah saat balon udara yang mereka kendarai, mengalami kecelakaan bersama dengan peserta lainnya. Beberapa bisa melepaskan diri dari serangkaian tabrakan. Sayangnya, salah satu balon udara mengalami kerusakan parah, yaitu milik Ophelia.

Yang paling parah adalah saat Clara serta teman-temannya berusaha melepaskan monyet-monyet milik Greta yang disekap. Saat itu, Clara mengalami kecelakaan yang parah sehingga ia kehilangan kesadaran sampai empat hari. Bahkan, sampai gagal mengikuti perlombaan dan digantikan oleh sang Ayah.

Kejadian berlanjut dan kini korbannya adalah Greta bersama Ayahnya Clara. Akibat kecelakaan balon udara saat cuaca sedang buruk. Membuat pencarian keduanya sempat terhambat dan Clara yang akhirnya membantu menemukan keduanya. Dari kecelakaan ini, Greta akhirnya tidak bisa mengikuti perlombaan tapi digantikan menjadi pasangan Ayah dan anak. 

Ada banyak sekali kecelakaan yang terjadi dan membuktikan bahwa perlombaan balon udara ini bukan main-main.


Perlombaan Balon Udara dan Kesempatan Memaafkan

Selama mengikuti pertandingan, Clara mendapatkan banyak pembelajaran. Bukan saja mengenai Aeronauts. Tapi, juga pengalaman tentang hidup dari Greta dan Sway. Pelajaran pertama adalah sikap Clara pada Ayahnya. Pelajaran kedua adalah tentang memaafkan diri sendiri dan masa lalu terutama insiden yang telah terjadi. Pelajaran ketiga adalah memvalidasi rasa rindu meski rasa bersalah lebih menguasai.

Bahkan, dalam perlombaan inilah hubungan antara Clara dan Ayahnya membaik. Bukan hanya Clara yang mendapat pembelajaran dan menyadari segala khilafnya. Tapi, juga ayahnya yang menyadari perilakunya selama ini pada Clara yang terasa kurang adil. Dan keduanya, mau mengakui kesalahan masing-masing serta memperbaiki hubungan mereka. Dan pada akhirnya, memaafkan adalah jalan keluarnya.

Seperti kutipan yang dikatakan Greta pada Clara di bawah ini.


Kutipan Favorit

“When you’re as old as I am, you start to see the things people do in a different light.”

“You can still forgive. Maybe one day, you’ll even learn to forgive yourself.”

“Do you mean the hurt? Sometimes the hurt is the only thing that helps us remember how good it all once was.”


Informasi Novel Clara Poole and the Long Way Round

Judul : Clara Poole and the Long Way Round

Penulis : Taylor Tyng

Halaman : 384

Format : Digital Copy for Advance Reader

Bahasa : Inggris

Penerbit : Pixel + Ink

ISBN : 9781645951599


Pendapat Tentang Novel Clara Poole

Saat pertama kali mencoba mengajukan proposal di Netgalley, aku tertarik dengan gambar sampul novel ini. Terus, saat membaca deskripsi blurbnya, semakin pula aku penasaran. Sebab, waktu itu rasanya sedang membutuhkan bacaan yang bisa membawaku pada petualangan yang mendebarkan.

Benar saja, aku dibawa mengelilingi dunia dengan perlombaan yang cukup seru. Meski waktu awal membaca halaman pertama, aku seperti agak kesulitan beradaptasi. Sebab, ada beberapa hal yang tampak terlalu mendadak sehingga aku berusaha merilekskan diri selama membaca halaman berikutnya.

Ternyata tidak sesulit itu dan aku berhasil menikmati bacaan ini tanpa kesulitan. Untuk bahasa inggrisnya sebenarnya bisa dikatakan untuk menengah. Jadi, agak kurang cocok sepertinya, kalau dibaca oleh pembaca yang ingin mencoba baca buku english version. Soalnya, banyak istilah dalam dunia penerbangan yang membutuhkan kamus sebagai pendamping.

So far, petualangan Clara Poole ini menyenangkan. Tapi, aku masih agak ragu apakah akan berlanjut jika ada buku selanjutnya. Soalnya, buatku novel ini sudah cukup menjelaskan banyak hal. Dan cukup dengan cerita perlombaannya.


Postingan Terkait