Lara Rasa Karya Nureesh Valhega

Aku menghela napas dengan embusan yang keras. Menekan tombol e-reader Boox-ku sehingga masuk ke mode standby. Meletakkannya perlahan padahal jauh dalam lubuk hatiku ingin sekali membantingnya ke atas kasur. Menyelesaikan novel Lara Rasa karya Nureesh Vhalega ternyata bisa membuatku sedikit tersulut. Sumbu kompor milikku pendek dan penulis perempuan satu itu tahu bagaimana cara membakarnya habis dalam semalam.

Aku tahu, selayaknya manusia di dunia nyata. Alara, tokoh dalam novel ini, memiliki hak untuk diberikan waktu sebelum memberikan keputusan. 

Tapi, kesabaranku yang seperti sehelai tisu dibagi dua kemudian dibasahi ini, menolak untuk memberikan waktu padanya. Bahkan, ini terkesan tak adil bagiku. 

Aku meluruskan kakiku dan melemaskan jemari kaki yang sedikit tegang. Selama membaca Lara Rasa, ternyata tanpa sadar aku melipat kakiku dalam waktu yang cukup lama. Sehingga, tak heran akhirnya jari kakiku seakan mati rasa. 

Sambil meregangkan otot kaki, kubuka aplikasi Instagram melalui ponselku. Melirik instastory milik penulis Lara Rasa. Ternyata ia sedang menghabiskan waktu bersama dengan temannya. Rasanya ingin muncul secara tiba-tiba di hadapannya. Menyeret paksa tubuhnya ke depan laptop. Dan memaksanya dengan wajah bengis untuk memberikan takdir yang nyata bagi Alara. 

Tapi, kuingat kembali sepertinya perasaanku ini dan keinginanku untuk memaksa seperti penggemar Christina Grimmie yang menembak mati idolanya karena cemburu. Tidak sampai seperti itu sebenarnya. Hanya saja, rasa penasaran ini juga bisa membayangiku dalam waktu yang lama.


Novel nureesh


Lara Rasa Sebuah Novel Karya Nureesh Vhalega

Ada perasaan berjengit yang menjalar dari lubuk hatiku ketika mengetahui novel terbaru kak Nui akan segera terbit. Baru beberapa penulis lokal wanita yang membuatku ingin menyegerakan membaca karyanya. Selain Aranindy, Nuifebrianti ini sudah lebih dulu memoceli hatiku dari novel Take me for granted.

Disusul komentar yang diberikan oleh bang Muiz mengenai sosok kak Nui yang sering membuat tokohnya Gagal Nikah. Aku menganggapnya sebagai suatu ciri khas yang masih jarang kutemui dari beberapa penulis wanita lain. 

Itupun karena aku belum banyak mengenal penulis wanita lokal. Hanya sedikit pula karya yang aku baca dari penulis lokal. Tapi, aku mengatakan ciri khas ini untuk genre buku urban romance orang dewasa. Sebab, tokohnya lebih banyak berisi wanita dan pria yang berada di usia menjelang 30 an.

Gaya penulisan dan bercerita kak Nui sudah sangat sesuai dengan seleraku. Seperti karya Kasie West yang juga menjadi penulis wanita favoritku bergenre romance young adult. Karya keduanya sudah masuk ke dalam radarku dan sesuai dengan seleraku. Karena itu, aku tak ragu untuk mulai berburu Lara Rasa setelah beberapa pembaca tampak sudah menyelesaikannya.


Sekilas Tentang Lara Rasa

Kehidupan Alara di mataku tampak seperti dunia nyata. Tipe hidup yang benar-benar bersisian antara kesedihan, kebahagiaan, kebangkrutan, usaha keras sampai pelarian-pelarian dari masalah yang dihadapi. Memang, beberapa orang mengatakan ini adalah ciri khas penduduk usia produktif yang tinggal (maupun tidak tinggal) dan yang bekerja di Jakarta.

Sebelum ku mulai lagi, ada sedikit peringatan untukmu kalau buku ini memuat kekerasan dalam rumah tangga, luka masa lalu, luka inner child dan pengkhianatan.

Gadis yang hampir memasuki usia 30 tahun itu memiliki mimpi untuk membeli rumah sebelum ia berusia 30. Ia sudah menabung tapi sayangnya tabungannya belum mencukupi untuk bisa membuatnya mewujudkan impian tersebut.

Tinggal di kawasan Jakarta yang padat penduduk bersama kedua orangtuanya. Keluarga Alara, dalam hal ini Mama dan Papanya, bukan tipe pasangan yang romantis, harmonis dan jauh dari kata cocok. Justru sehari-hari ia terbiasa melihat keduanya cekcok, melempar barang, berteriak dan saling menghina.

Selama hampir dua puluh tahun, Alara terbiasa dengan pertengkaran kedua orangtuanya. Jangan ditanya sudah berapa kali ia berusaha mengajak Mamanya untuk pergi dan berpisah dengan sang Papa. Tapi, selalu ditolak oleh Mamanya dan keduanya akan kembali seperti pasangan usai pertengkaran yang hebat.

Pihak keluarga besar dari Papanya Alara sudah sangat muak dengan kelakuannya. Bahkan, pernah suatu ketika Mamanya Alara berusaha diselamatkan oleh saudara suaminya. Namun, berakhir keduanya kembali satu rumah.

Pernikahan yang buruk ini membawa pengaruh buruk juga pada Alara. Tak sedikit luka yang tertoreh dalam diri Alara yang kemudian menjadi bom waktu. Membuat Alara tak lagi bisa mengenal dirinya, tak bisa memaafkan dirinya dan tentunya ini juga menjadi petaka yang membuat masalah selanjutnya menjadi semakin besar.

Bukan hanya kehidupan keluarganya yang rusak. Bayangkan saja, saat ia hendak mencapai goal terbesarnya dengan berusaha menyukseskan acara besar perusahaan tempat ia bekerja. Kemudian, muncul masalah yang justru menjadikan Alara sebagai tokoh utama yang disorot oleh netizen Indonesia.

Jangan ditanya bagaimana kondisi mental Alara. Rusak. Pecah. Bahkan, hatinya seperti serpihan kayu yang keluar saat tukang kayu menggergaji. Berhamburan kesana kemari terlebih ini berhubungan dengan perasaannya.

Kehidupan Alara terus berlanjut memang. Satu-satunya keberuntungan yang ia miliki adalah sepupunya yang bernama Tiana dan satu-satunya sahabat bernama Kevan. Hanya kedua orang itu yang ia miliki. Dan keduanya juga yang berhasil membuat Alara bertahan.

Nureesh valhega


Mengapa Aku Menyukai Novel Lara Rasa Karya Kak Nureesh Vhalega?

Aku akan menjawabnya dengan mulai membagikan kutipan favorit dari novel ini. 


Kadang, kita lupa buat menyayangi diri sendiri karena terlalu fokus sama orang lain - hal 49

Bagaimana bisa membahagiakan orang lain jika diri sendiri tidak bahagia? - hal 49

Nggak peduli apa kata orang, jangan menyalahkan diri sendiri terlalu lama. Setiap manusia pasti pernah ngelakuin kesalahan. Karena di hari kita berhenti bikin kesalahan, berarti kita berhenti hidup. - hal 147

…lo cuma perlu menerima dan memaafkan diri lo sendiri. Hidup sambil terus-terusan lari dari kenyataan itu bikin capek, Al. - hal 165



Sudah bisa dibayangkan tentunya, novel ini mengangkat tema apa? Tema besar dari kisah hidup Alara adalah self love. Perjuangan Alara lepas dari lingkaran buruk hubungan toxic di keluarganya inilah yang sebenarnya menjadi daya tarik tersendiri. Aku menyukai cara Alara melepas lingkaran toxic tersebut tanpa membenci orangtuanya.

Memberi batasan tanpa membenci itu tentu sulit. Sangat sulit bahkan. Terutama bagi seorang anak yang sudah berpuluh tahun terbiasa hidup di lingkungan toxic tersebut. Jangankan melepas, untuk tidak terpengaruh saja sudah cukup berat. Tapi, dari pengalaman Alara tentu ini sebagai bukti bahwa tidak ada yang tidak mungkin.

Penyelesaiannya juga bukan sekadarnya. Bahkan, Alara baru bisa memberi batasan pada Mamanya setelah dia menjalani proses treatment konsultasi ke psikolog. Ini yang lebih masuk akal dan tentunya menjadi pengaruh yang bisa membawa kebaikan bagi pembaca. Karena, pengalaman Alara bisa saja menjadi dorongan bagi pembacanya yang sedang merasakan hal yang sama untuk melangkah dan mencari pertolongan. Bukan sekadar duduk, menunggu pangeran berkuda untuk menyelamatkannya.

Meskipun kisah Alara adalah karya fiksi. Tapi, justru banyak pembaca yang bisa belajar melalui pengalaman sang tokoh. Beberapa sumber mengatakan bahwa karya fiksi memungkinkan pembacanya belajar : membuat keputusan, menimbang sebelum membuat keputusan, berpikir, berempati dan bersimpati hingga belajar memahami mengenai kehidupan dan variabel apa saja yang menjadi pembeda antar manusia melalui sandiwara yang diciptakan oleh sang penulis.

Dari beberapa karya kak Nui lainnya seperti As Always I Love You dan If We Never Met. Keduanya pun memuat keputusan-keputusan tokoh yang sudah melalui tahap pertimbangan. Juga memuat perkembangan karakter yang baik. Dengan kisah cinta yang bisa membuatku senyum manis, merasakan berdebar tapi tidak begitu berlebihan. 

Dan inilah yang terjadi, saat aku membayangkan banyak hal saat Alara beranjak ke lift menuju lobi. Otakku langsung mencerna dan menebak, apakah Alara berhasil mengacak-acak hidup lelaki manis itu. Apakah Ara bisa membuat si lelaki yang masih fresh from the oven ini merasakan sensasi kecupan yang manis? Astaga, sangat disayangkan justru imajinasiku tinggal imajinasi. Melebur dan menguap bagai kamper yang sudah habis masa baktinya.


Inilah alasanku mengamuk sengit karena imajinasiku buyar seketika. Jadi, apa yang harus kulakukan untuk lepas dari harapan ini?


Update : Setelah tantrum dan menumpahkan segala keresahan hati ke penulisnya langsung. Tanpa kusangka, kak Nui memberiku kejutan. Kalau ada Bonus Chapter dari Lara Rasa ini yang tayang khusus di Karya Karsa. Sekejap saja aku langsung memburunya dan menuntaskannya tanpa berlama-lama. Dan penilaianku, PUAS. Buat yang kepo, bisa cek di karyakarsa akun Nureesh ya.


Kartu Tanda Buku

Judul : Lara Rasa

Penulis : Nureesh Vhalega

Halaman : 212

Format : Buku digital

Bahasa : Indonesia

Terbit : 2023

Desain sampul : Amalina Asrari

Diterbitkan oleh Elex Media Komputindo

ISBN : 9786230046315

Postingan Terkait