Review Novel Storial If We Never Met



If we never met

If We Never Met adalah kalimat yang sering diucapkan ketika harus menerima kenyataan pahit. Seperti Vienna yang berharap tak pernah bertemu apalagi mengenal lelaki bernama Irham. Namun, hidup sering menyajikan meja yang dipenuhi coklat, kue, pil pahit serta kerikil untuk ditelan bersamaan.

Seram juga kalau membayangkan menelan kerikil, ya? Kalau pil pahit, tentu hanya akan bertahan sebentar. Bagaimana dengan menelan kerikil? Baru masuk di mulut saja sudah terasa kasar. Kemudian nyangkut di kerongkongan dan menyisakan luka di sana. Luka gores atau justru luka mendalam. Persis seperti itulah kehidupan yang kadang meninggalkan luka mendalam dan bisa dirasakan terus akibatnya.

If We Never Met

Ini adalah karya kak Nureesh Vhalega atau biasa dikenal di akun instagramnya bernama Nui Febrianti, yang ketiga yang sudah aku baca. Memutuskan membaca karya fiksi ini di aplikasi Storial setelah mengalami hiatus panjang dari dunia perfiksian.

Sedikit tentang aplikasi Storial ini. Jujur saja, ini juga kali pertama aku membaca ebook di aplikasi ini. Namun, sayangnya masih jauh dari kata nyaman. Untuk user interface nya sudah lumayan cukup. Tapi, navigasi saat membaca sering mengalami bugs sehingga harus kembali ke menu awal yaitu tampilan informasi buku. Kemudian, memilih bab terakhir yang sudah dibaca untuk melanjutkan. Ribet sekali jadinya.

Sehingga, emosi yang sudah dibangun oleh cerita. Menjadi terganggu dengan ketidak-stabilan aplikasi storial ini. Sangat disayangkan mengingat banyak penulis bagus memercayakan aplikasi ini sebagai tempat berkarya. Sudah gitu, karyanya pun berbayar. Seharusnya ada dong ya, biaya untuk perbaikan aplikasi. 

Kembali ke novel If We Never Met yang kembali mengangkat kisah gagal nikah. Seperti karya sebelumnya di Take Me For Granted dan As Always I Love You. Karakter dalam ceritanya selain gagal menikah, juga memiliki luka batin akibat hubungan keluarga yang tak harmonis. 

Uniknya, walaupun kita bisa membayangkan bagaimana bentuk hubungan keluarga yang kurang harmonis. Namun, tetap kita enggak bisa menentukan, kasus apa yang menjadi ketidakharmonisan itu? Kan ada banyak, mulai dari perselingkuhan, kematian atau hal lain yang ketika dipikir kembali ternyata banyak sekali.

Walaupun tema tentang konflik keluarga selalu menjadi bumbu penyedap di novel kak Nui. Tetap saja, sebagai pembaca, aku bahkan enggak bisa langsung menebak apa sesuatu yang akan terjadi selanjutnya. Satu-satunya yang bisa kutebak adalah kisahnya akan berakhir bahagia. 

Tapi, walaupun tahu akhirnya. Tetap saja enggak akan menarik kalau tak dirunut sejak awal kisah seperti apa yang mereka jalani. Serta konflik yang bagaimana yang harus dihadapi oleh para tokohnya. Mari aku ceritakan sedikit.

Keputusan Sepihak

Enggak enak pasti kalau menjalin komunikasi kemudian diputus secara sepihak. Misal, sedang asik mengobrol tahu-tahu diputus sambungannya entah karena apa. Pastinya dongkol dong ya.

Atau contoh lain seperti jaringan listrik diputus langsung dari PLN tanpa pemberitahuan sementara kita belum siap. Apalagi kalau batre handphone belum diisi ulang dayanya. Pasti bakalan makin bete, ya kan?

Begitu juga nasib Vienna yang harus mengalami pengalaman pertama kali ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. Apalagi itu adalah pengalaman pertamanya. Sampai-sampai, Vienna mengalami hari yang buruk hingga berbulan-bulan.

Arini, sahabatnya, yang paling tahu betapa terpuruknya Vie ketika itu. Begitu pula kedua kakak lelakinya. Terutama kakak sulungnya, yang selalu khawatir jika ada sesuatu yang terjadi pada Vie. Soalnya, kondisi Vie saat itu benar-benar drop. Hingga akhirnya, mereka sepakat untuk tak lagi menyebut nama lelaki itu di depan Vie.

Merajut Hubungan Kembali

Bangkitnya Vie dari keterpurukannya justru saat ia mulai aktif kuliah di jurusan kedokteran. Tumpukan tugas dan hapalan serta praktik yang membuatnya tak lagi perlu mengingat sosok Irham. Akhirnya membawa Vie pada kehidupannya kembali.

Apalagi, kini dia sudah memiliki kekasih bernama Dani. Cowoknya ini merupakan anak pemilik rumah sakit tempat Vie bekerja. Gimana? Beruntung banget ya si Vie ini?

Namun, saat ia ingin melangkah ke jenjang yang lebih serius dengan Dani. Tiba-tiba saja ada banyak keraguan melanda. Dan tak lama setelahnya, ia kembali bertemu dengan Irham. Duh, gimana enggak sobek-sobek itu hatinya Vie yang sebenarnya masih rapuh gitu.

Konflik Keluarga Yang Rumit

Ada banyak konflik yang disajikan dalam novel ini. Semuanya merupakan anak mata air yang kemudian berkumpul ke dalam satu wadah hingga membentuk konflik puncak.

Salah satu konflik yang berkaitan dengan keluarga. Yaitu, kondisi Vie yang diacuhkan oleh Ayahnya. 

Sedih enggak sih, kalau satu-satunya orangtua yang kita punya justru mendiamkan kita dalam waktu lama? Bahkan, bertahun-tahun sejak kepergian Mamanya, Vie tak pernah disapa apalagi disadari kehadirannya.

Ayahnya selalu menganggap Vie tak ada. Bahkan, ketika ia berada di titik terendah dalam hidupnya. Sang Ayah tetap cuek padanya. 

Tentunya, ada alasan yang kuat di setiap keputusan, iya kan? Begitu pula alasan Ayahnya Vie ini mendiamkan sang anak hingga ia dewasa. Beruntungnya, kak Nui menyajikan alasan tersebut sedemikian kuat dan masuk akal sehingga pembaca sepertiku ini enggak bisa berkutik lagi.

Betul, manusia memang sering terlampau egois dan gengsi untuk menghadapi kehidupan. Namun, ternyata yang lebih parah adalah egois dan gengsi ini digunakan sebagai plester penutup luka. Yang mana luka tersebut enggak akan pernah pulih kecuali dengan penerimaan.

Review Novel If I Never Met

Kehidupan keluarga yang ruwet juga sebenarnya dialami Irham. Tapi, silakan kalian baca sendiri. Soalnya ruwet banget beneran deh. Cuma, meskipun ruwet bukan berarti bisa menguras emosi. Soalnya, dikemasnya dengan ringan banget.

Ibaratnya kayak kandungan MSG di makanan ringan. Kan ada yang kandungannya tinggi, ada yang sedang dan ada yang rendah. Buatku, kandungan MSG alias konflik yang disajikan masih terbilang nilai kandungannya sedang. Masih bisa diikuti tanpa perlu ikut stress.

Apalagi kalau yang suka dengan sosok cowok dingin, misterius namun bisa bikin jantung berdebar. Sepertinya bisa kenalan sama salah satu tokoh di sini.

Buat yang enggan membaca melalui aplikasi Storial. Kak Nui juga membuka PO untuk pemesanan buku fisiknya. Silakan DM aja langsung di akun ig @nuifebrianti.

Kalau dibandingkan dengan kedua buku sebelumnya. Sebenarnya, aku termasuk gregetan tingkat dewa sama Irham. Dan merasa si Irham ini banyak buang waktu dan inkonsistensi nya parah banget. Bikin kesel juga kalau dipikir-pikir. Cuma, balik lagi, karena ini fiksi jadi enggak ada yang bisa dijenggut beneran ginjalnya. Maka dari itu, lebih baik take a deep breath and let Irham go.



Postingan Terkait