Ulasan Novel Doki Doki Game : Over

Buku kedua dari dwilogy Doki Doki Game akhirnya memberi banyak jawaban dari misteri-misteri yang terselip di buku pertama.

Mulai dari jawaban akan teka-teki enam tahun lalu. Kemudian, alasan Kuon tak bisa mendengar detak jantung Runa. Mimpi buruk yang sering Kuon alami. Alasan kenapa Runa sering berperilaku seperti ingin membela banyak orang dengan mengorbankan diri sendiri. Sampai maksud dari debar jantung orangtua Kuon.

Selain itu ada juga beberapa hal menarik lainnya yang membuatku baru paham. Dan pastinya, semua jawaban teka-teki tersebut dibuka sedikit demi sedikit. Tidak berurutan tapi terselip di antara tabir rahasia lainnya. Salah satunya, rahasia kenapa adanya Doki Doki Game.


Review novel


Novel Doki Doki Game : Over

Dengan sangat misterius, pembicaraan paman Kaze dan bapaknya Runa, Tuan Yamane. Mengangkat perbincangan tentang sosok Kuon. Menandakan keduanya mengenal bocah itu meski belum tampak secercah jawaban dari mana dan mengapa keduanya bisa mengenal Kuon.

Menariknya, setelah Runa berhasil mengalahkan adiknya Ririka, Tomiya. Ia menjadi master dengan pilihan hukuman yang cukup menggemparkan. Karena, Runa justru memilih dirinya sendiri memasuki Nero Class.

Nero Class adalah kelas khusus untuk menghukum mereka yang terpilih. Juga merupakan kelas yang dijadikan alasan balas dendam bagi sebagian murid terhadap temannya. Bisa karena dendam akibat bullying atau karena rasa sakit hati. Dan di Nero Class semua hukuman tak meninggalkan bukti kecuali rasa sakit akan ketakutan yang menghantui.

Runa menjadi terkenal seantero sekolah dan menjadi pahlawan. Kebanyakan murid berupaya untuk memberi dukungan pada Runa agar mereka tak perlu lagi bersusah payah maksimal dalam permainan Doki Doki Game.

Demikian juga saat bermain pada permainan Doki Doki Game yang kedua. Runa berhasil mengalahkan senpai. Dengan pertandingan yang cukup mengejutkan karena Runa bisa berpikir lebih detil. Dari kemenangan kedua ini, Runa berhasil mendapat predikat Special Master dan hendak memilih hukumannya sendiri.

Namun, siapa sangka justru Ousama sudah mengetahui akan tindakan Iwate Maki. Yang kemudian memilih dirinya menggantikan Runa masuk ke Nero Class. Padahal hari itu adalah hari ulang tahunnya. Runa sendiri tak paham kenapa Maki bertindak demikian.

Setelah itu, Maki tidak masuk selama 3 hari. Dan ketika ia masuk kembali, Runa meminta Maki untuk memberitahu padanya hadiah apa yang ia inginkan. Persahabatan mereka kembali terjalin dengan baik. Meski ada beberapa hal yang terjadi pada Maki namun tidak diketahui Runa.

Pada pertandingan ketiga ini, cukup menegangkan. Karena, sebelum bertanding Ousama bertemu dengan Kohei dan mereka sepakat untuk melakukan sesuatu. Itupun karena memang Kohei benar-benar Master yang hebat. Dibuktikan pada pertandingan antara Kohei dan Runa, akhirnya Kohei yang menjadi pemenangnya. Dengan cepat Kohei sudah menemukan jawaban saat Runa masih memikirkan teka-teki email dari Ousama.

Hubungan antara Ousama dan Runa memang semakin dekat. Keduanya sering bertemu terutama saat Runa sedang menyendiri, Kuon selalu bisa menemukannya. Ada banyak hal yang mereka bicarakan. Hingga suatu hari, Runa menyeritakan pada Kuon siapa ayahnya sebenarnya. Di buku pertama, Runa bilang pada Kuon saat di depan rumah sakit. Kalau Ayahnya adalah seorang Sherlock Holmes dari Jepang. Dan di buku kedua, ia menguak sosok Tuan Yamane yang belum pernah ada yang tahu sebelumnya.

Selain itu, ada banyak kilas balik yang membuka rahasia lain. Berawal dari rasa penasaran Kuon, mengapa paman Kaze mengenalnya. Hingga kenekatan Kuon berkunjung ke rumah Tuan Yamane dengan bantuan Ririka yang membawa Runa pergi selama Kuon berada di rumahnya. 

Hingga kedekatan Runa dan Kuon yang semakin bertambah. Namun, keberadaan Kohei sempat membuat hubungan ketiganya terasa aneh. Bukan karena Kohei yang merusaknya, tapi karena hal yang terpendam dalam diri Kohei. Selain itu, Runa pun baru menyadari bahwa Kohei adalah sosok yang sebenarnya paling difavoritkan oleh Kuon.


Kartu Tanda Buku

Judul : Doki Doki Game : Over

Penulis : Ran Orihara

Halaman : 260

Bahasa : Indonesia

Format : Digital

Terbit : 2015

Diterbitkan oleh Penerbit Ice Cube

ISBN : 9786024817718


Favorit Quote Doki Doki Game

"Kemarin adalah kemarin, besok adalah besok, dan hari ini adalah perjuangan." - 175



Pendapat Tentang Novel Doki Doki Game

Semua berkelindan dan membentuk satu gambaran besar. Semua teka-teki yang tadinya menyembunyikan potongan fakta. Kini semua menyatu dalam satu buku meski penambahan karakter yang tiba-tiba ada membuatku sempat berpikir akan ada buku terbaru dalam seri Doki Doki Game.

Yang paling menarik adalah saat fakta mengapa Kuon bahkan bisa membuat semua aparatur sekolah sampai kepala sekolah bungkam saat ia menjalankan Doki Doki Game. Semua alasan yang membuat Sheisin Gakuen yang menyimpan banyak kebobrokan. Justru perlahan berkurang dengan hadirnya Doki Doki Game.

Di satu sisi, Doki Doki Game tampak seperti permainan ala gladiator yang membuat siswanya menjadi seorang penjilat antara satu dengan yang lain. Demi tidak dipilih saat Fortune Roulette tentunya. Namun, memang mengerikan jika pengaturan kedisiplinan dan kemanusiaan diberikan dengan menjadikan mereka seperti dalam arena permainan yang mendebarkan ini.

Setelah Runa melangkah lebih jauh pun mulai terbuka bagaimana sosok Ousama membuat banyak orang berhenti membully terang-terangan. Bahkan, banyak mereka yang lemah terbantu sedikit dengan keadilan yang diberikan oleh Doki Doki Club.

Namun, tentu semua itu memang cukup menakutkan. Apalagi terjadi di tingkat sekolah. Dan tentunya penyelesaiannya cukup baik. Bahkan, meski bullying masih ada di sebagian siswa tapi tidak separah sebelumnya.

Membaca novel ini seperti membaca adaptasi manga. Kalau pernah membaca Detektif Yakumo versi novel nah yang seperti ini vibesnya. Benar-benar terasa banget 'Jepang'nya. Bersyukur juga kak Ran Orihara alias Aranindy lihai sekali mengemas cerita. Sehingga selama membaca novel ini yang kurasakan adalah seru, penasaran, terasa manis dan tentunya lucu.

Yang kurang menarik dari novel ini dan novel sebelumnya cuma satu. Penampakan sampulnya yang entah kenapa jadi terkesan 'murahan' seperti bukan desain serius. Sayang banget dan berharap bisa diterbitkan ulang dengan sampul yang lebih eye-catching.

Satu lagi, buat teman-teman yang nyariin akun penerbit Ice Cube. Aku juga lagi nyari sih. Tapi yang ketemu Penerbit POP. Sepertinya, ganti nama ya. Jadi, aku tak menemukan akun Instagram official Ice Cube. Tapi, yang jelas masih imprint dari penerbit Gramedia sih.

Buat teman-teman yang belum pernah membaca karya kak Aranindy. Coba deh dibaca series Doki Doki Game ini atau Broadcasting Series. Nah, kalau aku ingin coba baca Amazing Guardian series dulu. Biar puas dengan tulisan kak Aranindy.


Postingan Terkait