Resensi Buku Over Love Weight


Resensi novel over love

Kalau dilihat dari sampul buku Over (Love) Weight ini, calon pembaca pasti udah bisa mengira kisah di dalamnya tentang perempuan yang punya tubuh gemuk. Terus baca sekilas tentang buku ini di sampul belakangnya bisa menegaskan kalau ini juga tentang sahabat jadi cinta. 

Tapi, buku bersampul pink ini ternyata enggak sekadar kisah cinta yang menye-menye loh. Ada narasi yang enak dibaca dan mengalir sampai lupa daratan dan akhirnya menyelesaikan buku ini tanpa beban. Sampai plot cerita yang ringan tapi tetap menyenangkan untuk diikuti. Terus, perkembangan karakter tokohnya juga oke. Ketika peralihan pov dari dua tokoh utama di novel ini, kita sebagai pembaca tetap bisa mengetahui perbedaannya.

Ini adalah kali pertamanya aku kenalan sama karyanya kak Desy Miladiana. Bersyukur ikutan event pencarian booktour yang malah bikin jadi kenalan sama karya penulis lokal. First of all, thank you kak Rizky Mirgawati untuk kesempatannya, sehingga aku bisa ikutan book tour ini.

Kartu Tanda Buku

Judul : Over (Love) Weight

Penulis : Desy Miladiana

Halaman : 270

Bahasa : Indonesia

Format : Buku Fisik

Diterbitkan oleh Elex Media Komputindo

ISBN : 9786230027697

Dijodohin Sama Sahabat Kecil

Saking khawatirnya orangtua Desya dan Deon, mereka memutuskan untuk menjodohkan keduanya. Kekhawatiran mereka ini berawal dari usia keduanya yang sudah menginjak kepala 3. Kemudian, keresahan hati karena Desya enggak pernah mengenalkan sosok pacar kepada orangtuanya. Sementara Deon justru lebih sering gonta-ganti pacar sampai terlalu sering pulang malam. Dan orangtua Desya dan Deon yang pada kenyataannya mereka adalah tetangga sebelah rumah, memutuskan untuk menjodohkan keduanya.

Dari keduanya masih berada di dalam perut. Baik ibunya Desya maupun ibunya Deon ini telah merajut hubungan persahabatan. Enggak hanya sekadar jadi tetangga saja. Tapi, sudah lebih dari itu. Bahkan, karena sudah terbiasa dengan kedekatan Desya dan Deon, alhasil tidak ada jalan lain. Para Ibu-ibu dan bapak ini memutuskan untuk membawa mereka ke hubungan yang paling serius, yaitu pernikahan.

Sebenarnya, aku termasuk dengan orang yang enggak percaya kalau ada hubungan persahabatan yang enggak menghadirkan cinta sama sekali. Pasti ada salah satunya atau dua-duanya yang punya perasaan cinta. Karena itu, ketika Desya mengakui perasaan cintanya yang selama ini dipendam secara rahasia. Aku enggak heran. Cuma akhirnya penasaran memang, mau dibawa kemana perasaannya kalau semisalnya Deon justru enggak cinta sama dia?

Ketika Masa Lalu Datang Kembali

Buat yang mungkin pernah mengalami. Namanya momen ketika hendak menuju jenjang pernikahan. Pasti ada aja yang namanya permasalahan. Entah itu karena kurang dana untuk mengadakan acara, kurang restu dari keluarga sampai kehadiran orang-orang dari masa lalu. 

Ini yang sering banget terjadi. Seperti tengah mengecoh keteguhan hati, apakah benar-benar ingin berlanjut ke jenjang pernikahan atau berhenti sampai di sini? Begitu pula dengan kehidupan Desya dan Deon. Karena keduanya juga menghadapi masalah yang sama.

Sama seperti penggambaran di sampul buku ini. Adanya dua sosok, lelaki dan perempuan, yang ternyata merupakan orang dari masa lalu. Membuatku seketika penasaran. Kira-kira keputusan apa yang ingin diambil oleh dua sahabat ini. Apakah berhenti dari program penjodohan kemudian kembali melanjutkan kisah lama yang sempat terhenti. Atau harus berlanjut tapi bisa saja persahabatan mereka hancur dan tak bisa diperbaiki? 

Banyak konflik terjadi menjelang bab pertengahan sampai bab menuju akhir. Konflik yang dibangun juga cukup intens, mulai dari fase pemanasannya sampai konflik paling kritisnya. Semua dibangun dengan cukup masuk akal. Jadi, enggak ada ujug-ujug bisa begini dan begitu.


Review Buku Over (Love) Weight

Pas awal baca, sempat mikir ini kok kisah cintanya mulus bener. Tau-tau si Deon setuju sama program perjodohan. Sampai rela jadi supir pribadi si Desya. Meskipun sempat mencurigakan ketika mendengar pernyataan Romeo, sahabatnya Deon. Tapi, penasaran juga karena ingin eksplorasi lagi dengan perasaan Deon di bab selanjutnya.

Setelah menjelang agak ketengah. Terlintas lagi, ini bener mulus gitu aja proses persiapan mereka menuju pernikahan? Emang sih udah ada sedikit percikan konflik yang hadir tapi masih belum terasa. Sampai aku berpikir apa iya cuma segini konflik yang mau disajikan?

Tapi, karena sayang kalau enggak lanjut, udah di tengah jalan. Alhasil, diterusin lagi sampai kemudian ketemu satu titik yang masuk akal banget menjadi konflik paling kritis yang mengguncang hubungan keduanya. Nah, di sinilah akhirnya aku tau kalau mulusnya hubungan pada awal cerita ini buat pemanasan biar pembaca enggak jantungan duluan, hehe.

Karena, setelah konflik ini hadir, menuju penyelesaiannya pun enggak mudah. Ada banyak emosi tokoh yang cukup membara. Pertanyaan demi pertanyaan yang mencoba meyakinkan apakah ini keputusan benar atau enggaknya, bikin gregetan. Walaupun pada akhirnya, memang enggak bisa memaksakan perasaan kita sama orang lain. Tapi, proses melepasnya itu emang enggak mudah. Butuh ketegasan banget ya.

Oiya ada hal lain yang cukup menyenangkan buatku selama membaca ini. Yaitu, profesinya Desya sebagai pemilik coffee shop. Diceritakan dengan cukup segar membuat aku penasaran kira-kira rasa coklat hangat racikan Desya gimana rasanya ya?


Novel ini cocok buat yang butuh bacaan ringan tentang percintaan dua sahabat. Yang enggak bikin kesal banget tapi tetap bisa menikmati konfliknya. Terus, yang lagi butuh sama kisah cinta bertepuk sebelah tangan yang dikemas tetap manis seperti sampul pinknya.


over love weight


QOTD : Kalau dikasih punya Coffee Shop. Kira-kira bakalan menerapkan tema apa? Tema Kafe Music atau kayak gimana? Terus menu favoritnya apa kira-kira?



Postingan Terkait