Tips Menulis Ulasan Buku Ala Ipeh Alena

Tips nulis ulasan buku



Siapa di sini yang pengen bisa nulis ulasan buku? Abis baca buku, enaknya emang nulis ulasannya sekalian. Biar apa yang tersendat di pikiran bisa langsung keluar dan terekam dalam tulisan.

Misalnya nih, selama baca buku, tau-tau dapet momen yang sama dengan pengalamanu. Atau ada bagian dalam buku yang kurang sreg buatmu dan ingin sekali diutarakan.

Nah, menulis ulasan buku. Bukan sekadar menyeritakan ulang materi atau cerita yang ada dalam buku. Tapi, juga menyematkan pendapat readers mengenai buku tersebut.

Tapi, nggak harus pendapat aja sih. Bisa juga pengalaman yang mungkin terjadi di sekitar kita. Atau bahkan berbagi pengalaman saat membaca.

Biar nggak pusing, langsung aja ya, Ipeh bagikan tipsnya.

Tips Menulis Ulasan Buku di Blog


1. Sertakan Informasi Buku



Di blog bacaanipeh ini. Ipeh sering banget nulis Kartu Tanda Buku untuk heading informasi buku yang Ipeh baca dan ulas.

Menulis informasi mengenai buku seperti Judulnya, siapa pengarangnya, berapa jumlah halamannya, siapa penerbitnya sampai tahun berapa diterbitkan. Merupakan pembeda dari artikel yang juga mengupas tuntas mengenai buku.

Begini maksudnya, Ipeh nulis pendapat Ipeh mengenai buku Norwegian Wood, misalnya. Dalam artikel tersebut, Ipeh nggak menyematkan informasi buku. Tapi, membahas tuntas ide-ide yang masuk ke kepala Ipeh.

Mulai dari ide yang sepaham sampai yang bertentangan. Semua Ipeh tuangkan dalam tulisan tersebut. Tapi, ini bukanlah ulasan buku.

Karena apa? Karena tidak menyertai identitas bukunya. Menurut M. Dahlan dalam bukunya berjudul Menulis Resensi yang diterbitkan oleh DBuku. Poin inilah yang menjadi pembeda antara ulasan buku dengan artikel umum tentang buku.

Jadi, kalau readers mau nulis ulasan buku, jangan sampai ketinggalan informasi mengenai bukunya.


2. Garis Besar Isi Dalam Buku


Readers boleh menyeritakan apa sih isi di dalam buku yang sudah dibaca oleh readers ini. Tapi, harus dihindari untuk tidak spoiler ya, readers. Biar nggak dimarahin sama banyak orang.

Kalau readers bingung mau nyeritain ulang seperti apa dan bagaimana buku tersebut. Bisa juga dengan menyematkan blurb yang tersedia di sampul belakang buku.

Jika masih kesulitan. Coba sampaikan sedikit saja garis besar mengenai tentang apa sih  buku ini?

Masih kesulitan juga? Coba deh, diingat sedikit aja. Bagian yang mudah dicerna pas baca.


3. Sampaikan Gagasan



Kalau baca bukunya bikin nggak bisa berkata apa-apa saking bagusnya. Readers bisa masukkan poin apa yang membuat readers setuju. Hal apa yang seperti ada benang merah dengan kehidupan readers.

Misalnya, readers setuju dengan ketimpangan aturan di buku Brave New World karya Adolf Huxley. Bahwa setiap hal kalau disuruh seragam semua pasti ada saja yang nggak sesuai. Nah, kenapa readers setuju? Sampaikan saja dalam tulisan.

Misalnya, bahwa kondisi alami manusia yang diciptakan berbeda satu sama lain. Ini yang memicu pemberontakan sistem dalam ceritanya.

Bisa juga readers mengaitkan dengan kondisi masa kini. Misalnya ada kelompok orang yang mendukung gerakan penyeragaman. Bagaimana akhirnya gerakan ini. Apakah ada pro dan kontra. Sampaikan pendapat readers.



4. Berbagi Pengalaman Membaca



Meski membaca buku terkadang membawa readers pada gagasan-gagasan baru yang terasa wah! Bisa juga, gagasan tersebut dikombinasikan dengan pengalaman selama membaca buku.

Contoh, readers membaca buku Charlie Bones series. Terus selama membaca buku tersebut, ada bagian yang bikin readers teringat sama adegan di Harry Potter.

Nah, tuliskan pengalaman itu. Apakah readers saat teringat membuat readers kangen baca Harry Potter. Atau justru merasa terganggu? Sampaikan saja.

Bisa juga menyeritakan saat membaca buku The Hate U Give kemudian readers menangis sesegukan. Kenapa? Bagian apa yang paling menyedihkan dan pikiran apa yang muncul saat masuk ke bagian tersebut?

Dengan menuliskan pengalaman readers selama membaca. Ini bisa membantu calon readers lain yang mau baca buku tersebut.

Minimal mereka bisa mempersiapkan hati agar tak patah hati saat baca. Atau malah menurunkan ekspektasi dulu biar nggak kecewa.

Intinya, berbagi pengalaman membaca bisa jadi sarana readers melepaskan sesuatu yang mengganjal serta bisa jadi pengingat ketika kita lupa bagaimana perasaan kita saat membaca buku tersebut.


5. Sampaikan Kritik dan Saran




Ini termasuk optional. Maksudnya, boleh ada dalam ulasan. Boleh juga nggak. Karena, kritik dan saran ini hanya bisa dilakukan kalau readers baca buku yang bukan berasal dari kerjasama. Maksudnya buku yang dibeli sendiri.

Karena ulasan buku itu merupakan penentu apakah nasib bukunya akan baik atau nggak. Banyak pengulas buku yang menghindari poin ini.

Jadi, kalau mau dilewat juga boleh. Kalau mau dilanjut, ayo lanjut baca, ya.

Menulis kritik dan saran ini memang harus sejalan. Maksudnya apa? Ada kritik tentu harus ada saran juga.

Misalnya, readers mendapati ada prosedur medis yang nggak sesuai dalam cerita. Dimana harusnya dokter memotong kuku mereka, terutama saat mereka akan melakukan operasi.

Tapi, di cerita tersebut justru dibiarkan begitu saja. Bagian ini kalau dibiarkan pun akan sangat disayangkan.

Kenapa? Karena sudah banyak para kreator baik itu pembuat film sampai penulis cerita. Yang menjadikan buku sebagai jendela informasi. Kalau perkara itu dibiarkan saja, maka informasi yang tersedia di dalamnya masuk dalam kategori informasi sesat.

Jika readers menemukan masalah ini. Sampaikan dengan  bahasa yang diusahakan baik. Dan sertai alasannya.
Sebagai contoh di bawah ini :

Kritik : ada bagian dokter menjalankan operasi tapi kukunya panjang dan berkilau habis dibentuk seperti segitiga.


Saran : setiap dokter yang akan menjalankan operasi pembedahan harus melalui tahapan pemeriksaan yang ketat. Dari mulai bajunya harus pakai baju operasi. Harus mengenakan sarung tangan. Kukunya harus dipotong. Sampai mengenakan peralatan bedah yang sudah disteril.

Bisa juga ditambahkan kata-kata motivasi seperti, semoga penulisnya bisa memperbaiki bagian ini di kemudian hari. Dan jangan berhenti berkarya.


Penutup


Bagaimana? Nggak susah kan nulis ulasan? Tinggal dilatih saja cara penyampaiannya. Biar readers makin terbiasa menulis ulasan buku.

Kalau ulasannya udah banyak dan komplit. Siapa tau bisa dikumpulin kayak A. J. Fikry, terus dilungsurin ke anak cucu kita.


Dari tulisan di atas. Ada bagian yang terlewat nggak? Atau readers mau menambahkan?
Kalau mau curhat juga boleh. Berbagi suka dan duka nulis ulasan apa aja. Mau ulasan film, produk, jasa. Apa aja. 

Postingan Terkait