Book Review : Veronica Decides To Die

Book Review : Veronica Decides To Die


book review


Sudahkah kalian membaca buku Paulo Coelho? Ini pertama kalinya saya membaca tuntas buku karyanya. Setelah beberapa waktu yang lalu, saya mencoba membaca The Alchemist kemudian berakhir hanya membaca dua atau tiga lembar saja. Jadi, saya bertekad menuliskan pengalaman saya membaca buku Paulo ini.

Sesuai dengan judulnya. Buku ini berkisah tentang Veronica yang menginginkan untuk mengakhiri hidupnya. Dia mencoba membunuh diri dengan menenggak pil tidur dalam jumlah yang sangat banyak. Namun, dia berakhir membuka mata di sebuah tempat yang memiliki cahaya neon serta kumpulan orang dengan seragam khusus. Sebuah tempat, yang konon untuk memasukinya membutuhkan uang dalam jumlah besar.



Kartu Tanda Buku


Judul : Veronica Decides to Die || Penulis : Paulo Coelho || Halaman : 272 || Terbit : 21 Mei 2018 || Versi : Ebook Gramedia Digital || Bahasa : Indonesia || Penerbit : Gramedia Pustaka Utama || ISBN : 9786020385273


Ketika Veronica Menunggu Kematian



Setelah menenggak pil tidur, dia menanti reaksi pil tersebut dengan sabar. Kemudian membuka majalah yang berada di dekatnya. Dia tengah duduk di perpustakaan, dekat dengan jendela dimana seorang pemuda baru saja melambaikan tangan padanya dan di jalanan dekat dengan Biara, tempat tinggalnya,terdengar suara musik mengalun. Meminjam istilah entah siapa yang mengumumkan pertama kali, berbunyi, "the perfect moment to die."

Mata Veronica tertuju pada sebuah artikel yang menuliskan tentang Dimanakah Slovenia Itu? Artikel yang tidak langsung membuat Veronica merasa kesal karena banyak orang yang bahkan tidak tahu ada tempat bernama Slovenia yang merupakan pecahan dari Uni Soviet. Bahkan dia mengingat kembali tentang acara yang terbilang cukup besar karena dihadiri banyak orang dan wartawan dari mancanegara di sebuah kastil di Slovenia. Namun, tidak ada satupun wartawan Slovenia yang diundang. Acara tersebut memang kemudian menuai kritik.

Tidak lama, muncul sebuah keinginan dalam diri Veronica yang ingin 'menghukum' si jurnalis yang mempertanyakan tentang Slovenia ini. Dengan cara menuliskan surat sebelum dia mati. Sebuah surat yang ditujukan kepada dunia agar mengenal dan memasukkan Slovenia dalam peta dunia. Surat itu tertulis sangat panjang. Namun, tidak lama berselang rasa nyeri yang hebat menyerang Veronica.

Mungkin sudah saatnya....



Ketika Veronica Berpindah Tempat



Tempat dimana Veronica membuka matanya, sebuah ruangan dengan cahaya neon, sebuah suara asing yang menyapanya dan berkata, "kamu sedang berada di neraka." Yang tidak lama berselang membuatnya tertidur kembali.

Entah sudah berapa lama waktu yang dia habiskan di rumah sakit. Dua orang dokter mengatakan kalau jantungnya bekerja tidak normal. Usianya hanya lima hari sampai seminggu saja. Dan setelah itu dia dipindahkan ke ruang perawatan.

Awalnya Veronica merasa aneh,karena dia merasa takut. Takut untuk menghadapi kematiannya. Juga bingung, karena dia saat itu berada di Rumah Sakit Jiwa yang sangat terkenal. Veronica diberi kesempatan untuk menikmati waktu-waktu terakhirnya. Suster yang menjaga ruangan itu, bahkan menjaga pintu dan mengantarnya ke kamar mandi. Memastikan Veronica tidak akan mencelakai diri sendiri.

Dia bermain piano, berusaha mengikuti peraturan rumah sakit dan menuruti apa saja yang diperintahkan oleh para perawat dan dokter. Dia ingin menjadi orang gila yang taat. Meski begitu, ada banyak hal yang masih membebani pikirannya.


"Apa sebenarnya GILA itu?"



Para Orang Gila Di Villet


Di Villet, nama rumah sakit jiwa tempat Veronica berada, banyak orang gila yang masuk ke tempat itu akibat stress paska perang. Ada juga wanita-wanita yang merasa depresi dengan kehidupannya. Salah satu penghuni yang dekat dengan Veronica bernama Zedka. Dialah yang menjelaskan pada Veronicka tentang apa itu Gila.


"Kegilaan adalah ketidakmampuan mengomunikasikan apa yang ada dalam pikiran. Seperti ketika berada di negeri asing, kamu bisa melihat dan memahami apa saja yang terjadi di sekitarmu, tetapi kamu tidak bisa menjelaskan apa yang kamu ketahui atau bantuan apa yang kamu perlukan, karena kamu tidak mengerti bahasa setempat." ~ 84


Zedka sendiri merupakan pasien terakhir yang mendapat perawatan medis yang sangat murah. Yaitu over dosis Insulin. Sebuah perawatan bagi mereka yang menderita depresi, dengan dinsutik Insulin dalam jumlah besar, dimana kemudian kondisinya akan melayang aka over dosis. Kondisi inilah yang menjadikan pasien bisa melepas semua ketegangan yang dia alami. Sehingga cara itu dipilih dokter di Villet karena lebih efisien, praktis dan murah. Tapi, hanya berhenti sampai di pasien bernama Zedka ini.


Dalam buku ini, tidak hanya Veronica yang diberi kesempatan untuk berbagi tentang kehidupan dan beban-beban terberatnya. Tapi juga beberapa pasien lain seperti Zedka. Yang mengisahkan awal mengapa dirinya mengalami depresi. Sebenarnya, dari para pasien di rumah sakit ini, diungkap hal-hal penting seperti, depresi itu bisa juga timbul dari hal-hal remeh yang tidak disadari bisa mendatangkan beban yang berat.


Karena batasan beban setiap orang itu memang didesain berbeda.



Sekilas Tentang Vitriol


Akibat membaca penelitian Dr. Igor saya langsung mencari tahu apa itu sebenarnya VITRIOL? Ternyata dia ini adalah asam sulfat. Menurut Dr. Igor orang yang terkena racun Vitriol ini akan mulai kehilangan gairah dalam kehidupannya. Bahkan jika serotonin dalam tubuh manusia tidak seimbang akan menyebabkan orang tersebut menderita.

Meski saya tidak mengetahui secara medis apakah hal tersebut valid atau tidak. Tapi, saya jadi mengetahui apa itu Vitriol.



Apa Yang Hal Menarik Lainnya Dari Buku Ini?



1. Kalian akan mendapati satu bagian dimana Paulo menyematkan kisah tentang dirinya bertemu Veronica.

2. Apa isi surat Veronica yang panjang itu?

3. Bagaimana kondisi Zedka saat mengalami overdosis insulin? Ini menarik karena dia mengalami kondisi yang bagi banyak penelitian masih menjadi pro dan kontra.

4. Ada pernyataan dimana para orang gila ini betah tinggal di Villete. Seperti apa dan kenapa? Bisa ditemukan jawabannya di buku ini.

5. Terakhir, kalian juga bisa ikut berdebar menghitung hari demi hari menjelang batas waktu Veronica.


***


Meski ini pertama kali untuk saya membaca buku Paulo. Tapi saya mendapati gaya penerjemahannya cukup lumayan, sehingga saya terhindar dari rasa bosan selama membaca buku ini. Namun, saya masih mempertimbangkan akan membaca buku dia yang lainnya atau tidak. Lantas, ingin membaca buku yang mana, masih saya belum bisa putuskan.

Setidaknya, saya tidak menyesal memberi kesempatan pada diri saya untuk membaca bukunya pak Paulo.


Postingan Terkait