Book Review : The Almost Wedding by N. Eka P.

Book Review : The Almost Wedding by N. Eka P.





"Di dunia nyata, kau akan menangis sendiri saat cuaca sedang cerah. Tidak ada yang tiba-tiba datang untuk memelukmu. Tidak ada yang ingin datang menghampiri." ~ The almost wedding


Kali ini saya ingin memberikan ucapan selamat bagi Penerbit Koru yang sedang mulai mengembangkan sayapnya untuk membantu karya-karya anak negeri mendapat perhatian lebih. Terutama untuk versi karya digital. Jadi, memang mengkhususkan mempublikasi karya-karya dalam format digital. Dan saya beruntung karena membeli beberapa buku elektronik dengan harga yang sangat murah saat acara peluncuran dan pengenalan penerbit yang merupakan imprint dari Haru Media ini.

Kali ini, saya ingin menuliskan ulasan dan bagaimana perasaan saya setelah membaca buku The Almost Wedding karya Kak Eka ini.



Kartu Tanda Baca


Judul : The Almost Wedding || Penulis : N. Eka P. || Cetakan pertama, Juni 2018 || Versi : Ebook Google Play || Bahasa : Indonesia || Diterbitkan oleh Penerbit Koru || ISBN : 9786025186066


Sekilas Tentang The Almost Wedding



Berkisah tentang seorang wanita bernama Keisha yang tengah sibuk mempersiapkan pernikahannya. Siapapun pasti menginginkan pernikahan yang sempurna atau setidaknya tidak ada kesalahan fatal yang terjadi saat hari H-nya. Tentunya, persiapan itu pun bukan sesuatu yang mudah, apalagi Keisha mengurus banyak hal sendiri, termasuk menentukan desain kartu undangan sampai desain baju pernikahannya.

Di hari yang ditunggu-tunggu olehnya, Angga, kekasih dan calon mempelai pria masih juga belum tiba padahal saat itu sudah banyak tamu yang menunggu. Usut punya usut, ternyata Angga membatalkan secara sepihak pernikahan tersebut. Alasannya tidak jelas, dia tak memberikan alasan yang kuat kenapa membatalkan dengan begitu entengnya acara pernikahan yang tentunya memakan biaya yang amat besar ini.

Setelah mendapat kabar tersebut melalui telpon. Akhirnya Keisha harus menerima pengalaman pahit yang terjadi pada hidupnya. Rasa sayang dan cintanya pada Angga masih terus disimpan tanpa dia sadari. Hingga kemudian dia kembali pada kehidupan, menjalani hari demi hari untuk terus berjalan dengan baik. Kemudian bekerja sebagai karyawan di Wedding Planner ternama yang memiliki banyak klien dari kalangan atas.

Konfliknya terjadi saat Keisha kembali bertemu dengan Angga. Namun dengan kondisi, pada saat itu Angga hendak menikah dan menggunakan jasa Wedding Planner tempat Keisha bekerja. Pada konflik inilah banyak hal terjadi serta fakta terungkap yang bagi saya merupakan plot twist dari novel ini.


"Pada akhirnya, seseorang yang kami pikir seharusnya dimiliki, pergi begitu saja." ~ Hal 280


Opini Pribadi Tentang The Almost Wedding



Novel ini memiliki gaya bercerita yang ringan dan mengangkat tema yang ringan juga. Meski sayangnya untuk dialog antara tokohnya ini masih kurang kuat dan konsisten. Saya tidak menemukan keunikan antar tokoh sehingga bagi saya semuanya sama. Selain itu untuk konflik dan pengelolaan emosi ini masih belum bisa berkembang dengan baik. Karena saya tidak merasakan sisi emosional saya terusik saat Keisha berada di rumah sakit dan bertemu dengan Angga.

Tapi, ada satu yang membuat saya terusik. Bahwa di sini Keisha hanya mengalami kekalutan karena cintanya telah usai. Bukan tentang bagaimana dia harus jatuh bangun memikirkan uang yang sudah dikeluarkan demi pesta pernikahannya itu. Okelah, saya pikir kalau ini semua uangnya berasal dari Angga. Namun, pada dunia nyata, ketika seseorang gagal menikah, biasanya akan diurus juga masalah keuangan ini. Jadi, ceritanya masih belum mendekati seperti kenyataan. Baiklah ini fiksi, tapi saya suka dengan fiksi yang mengambil banyak hal dan logika dari dunia nyata.

Selain keuangan yang membuat saya masih kurang begitu mantap mengatakan kalau cerita ini bagus, terkait penggalian penyakit yang diderita oleh Keisha. Ini sangat disayangkan karena hanya sedikit saja ditampilkan. Pun informasi yang bisa digali oleh pembaca cuma berdasarkan dialog antar tokoh yang jumlahnya sangat sedikit. Sayang sekali, padahal ketika direveal mengenai penyakit tersebut, semua flashback sampai ke penyebab dan trigger apa yang bisa menampakkan penyakitnya Keisha bisa digali lebih dalam lagi.

Betul, saya suka ketika si penulis ini berusaha untuk menampilkan sosok wanita yang meski tengah patah hati tapi masih bertahan untuk tetap semangat berkarya. Betul, saya juga suka ketika Keisha dibantu oleh Wanda melalui beragam pertimbangan hingga akhirnya kembali lagi bekerja. Tapi, entah kenapa, bagi saya itu adalah pilihan yang kurang memuaskan. Karena Keisha pada akhirnya masih terbawa suasana dan hatinya masih rapuh namun tetap memaksa untuk bekerja sebagai Wedding Planner asistant-nya Angga dan pasangannya.

Ini pilihan yang cukup kurang profesional mengingat banyak kesalahan yang dilakukan oleh Keisha. Sayang sekali, bentuk keteledorannya ini sudah melanggar dari batas yang diberikan oleh perusahaan terkenal sekaliber Wedding Planner dengan klien dari kalangan orang kaya. Tentunya, ini fatal, kecuali jika memang pilihan perusahaan Wedding Plannernya ini masih baru merintis, saya masih bisa memaklumi. Karena, kesalahan kecil pun bisa membuat seorang karyawan mendapat SP 1 apalagi jika itu terjadi secara langsung ke klien.

Demikianlah beberapa catatan yang masih membuat saya berat hati mengatakan kalau novel ini keren. Namun, saya hargai usaha penulis dan editornya, karena baik teknik penulisan maupun cara berceritanya masih tergolong enak untuk diikuti. Semoga penulisnya semakin bersemangat dan bisa terus menggali banyak hal sehingga bisa berkarya terus. [Ipeh Alena]

Postingan Terkait