Review Novel Korea Unmong a Youngman Became a Homemaker



Lagi cari bacaan yang menghangatkan hati? Pas baca terasa seperti nonton drama? Kisah tentang drama keluarga, romansa tipis-tipis hingga misteri yang dibalut dengan komedi? Kalau begitu simak review novel Unmong a Youngman Became a Homemaker yang sesuai kondisinya dengan kusebutkan.

Review Novel Unmong a Youngman Became a Homemaker 

Berkisah tentang Unmong seorang lelaki berusia 30 tahun-an. Yang memiliki impian untuk bermain teater. Sekolah di universitas ternama di Korea jurusan hukum. Anak lelaki satu-satunya yang diharapkan akan menjadi jaksa atau hakim oleh Ibunya. Dan saat kisah Unmong menjadi Homemaker alias Pekerja Rumah tangga, dia tengah bergelut dengan pengejaran seorang lelaki bernama Chanhae yang mengambil uang milik pemain teater sebesar puluhan juta. 

Karena kondisi inilah, Unmong yang tak sengaja tertabrak mobil milik temannya Jaeyoung. Akhirnya, diajak untuk tinggal seatap dengan Kangseo dan Jaeyoung untuk melindungi mereka dari incaran penguntit yang mengincar perempuan yang tinggal di lingkungan tempat rumah gerbang hijau berada. 

Namun, justru selama tinggal gratis di rumah gerbang hijau inilah, Unmong yang sedari awal berpikir untuk membalas dengan kebaikan Kangseo dengan merapikan rumahnya yang berantakan. Justru mendapati bahwa ia memiliki keahlian lain dalam bebersih rumah.

Selain bebersih rumah, Unmong juga menyadari banyak hal tentang kakaknya, Jaeyoung, tentang dirinya dan juga tentang Kangseo. Banyak rahasia terungkap yang membuat mereka menghabiskan banyak waktu bersama dan belajar untuk saling berempati satu sama lain.


Kartu Tanda Buku

Judul : Unmong a Youngman Became a Homemaker

Penulis : Kang Seonwoo

Tebal : 320 halaman

Penerjemah : Dewi Ayu Ambar Rani

Sampul : Withly

Bahasa : Indonesia Terjemahan

Diterbitkan oleh Penerbit Baca

ISBN : 9786238371129

Beli di Gramedia (Kelik Aja di Sini)


Seni Merapikan dan Membersihkan Rumah

Novel korea ini memuat banyak adegan lucu yang membuatku terpingkal. Sebab, narasinya jelas hingga penggambarannya bisa dibayangkan dengan detil. Hubungan antara Unmong dan kakak perempuannya yang selalu bertengkar layaknya adik dan kakak ini memang menjadi daya tarik buatku.

Keinginan Unmong untuk tidak pulang ke rumah dan bisa membuktikan bahwa dia tetap bisa sukses tanpa harus menjadi hakim atau jaksa ini. Sebenarnya terwujud meski butuh waktu agar Ibunya bisa menerima. Maklum, ekspektasi ibunya ini seperti ekspektasi orangtua di Asia pada umumnya. Ekspektasi yang tak hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk memperbaiki status di mata sosial.

Walaupun awalnya Unmong ingin menjadi pemain teater yang sukses. Dan dia sudah berikhtiar dengan bergabung di grup teater bersama temannya yang lain. Bahkan, ceritanya juga sudah jadi dan tinggal di eksekusi, sayangnya karena kejadian kehilangan uang itulah akhirnya membuat Unmong banting stir.

Dan di rumah gerbang hijaulah Unmong menemukan kesadaran bahwa ternyata bebersih rumah itu tidak semua orang mampu dan bisa. Bahkan, tips dan trick yang dia ketahui dari beragam sumber, tidak diketahui banyak orang. Di sinilah Unmong dan pembaca, disadarkan akan satu hal bahwa membersihkan dan merapikan rumah itu ada seninya. Ada ilmunya juga. Bukan sekadar menyikat, mencuci sembarangan hingga menyingkirkan saja.

Hal ini mengingatkanku pada sosok Konmari yang beberapa waktu lalu sempat tenar karena ilmu yang dibagikan terkait merapikan rumah. Faktanya, memang merapikan rumah bukan hal yang mudah bagi semua orang. Terutama yang memang tidak hobi merapikan rumah tapi ingin rumah rapi. Ilmu yang dibagikan Konmari ini justru menghemat waktu siapa saja yang ingin punya ruangan bahkan rumah yang rapih dan bersih. 

Persis seperti Unmong yang punya kebiasaan bersih-bersih ini justru awalnya dari kegiatannya di teater. Demi mendapatkan tempat latihan yang mendukung, dia rela membersihkan semuanya yang kemudian menjadikan hal tersebut sebagai aktivitas rutin. Bahkan, tanpa sadar menjadikan Unmong melakukan aktivitas bersih-bersih sebagai cara untuk melampiaskan kekesalannya.

Jadi ingat juga sama dokter Andre yang melakukan kegiatan cuci piring sambil memamah luka saat berduka. Ternyata, kalau dipikir-pikir, membersihkan sesuatu di rumah bisa menjadi jalan katarsis bagi sebagian orang. Penasarankan, kenapa bisa gitu? 


Memaksimalkan Keahlian Untuk Datangkan Cuan

Setelah sadar bahwa keahliannya ini bisa mendatangkan penghasilan. Unmong akhirnya memanfaatkan keahliannya dalam merapikan dan membersihkan rumah. Keahliannya ini ternyata bisa menjadi portfolio untuknya juga. 

Dari memiliki portfolio yang berguna bagi karirnya. Unmong akhirnya mendapatkan pekerjaan yang bisa membuat Ibunya bangga meski bukan sesuai ekspektasinya. Namun, tidak memalukan juga.

Sejujurnya, novel ini buatku lebih banyak berpengaruh terkait bersih-bersihnya, terkait pengoptimalan keahlian hingga komedinya yang segar dan mengingatkanku pada hubungan dengan adik-adikku juga. Ahahahhaa, iya rasanya kalau enggak bertengkar dengan adik bisa membuatku gatal-gatal, hehe. Tapi, aku tetap sayang kok dengan adikku, seperti Jaeyoung menyayangi Unmong.

Postingan Terkait