Review Novel The Boy Who Flew

novel review


Waktu awal pertama memilih novel The Boy Who Flew ini karena tertarik sama sampulnya yang menarik. Seorang anak yang tampak terbang, dengan latar langit malam hari yang cerah karena rembulan terlihat penuh. Dan di bawahnya terdapat loteng-loteng perkotaan.

Aku pikir pada awalnya ini akan menyerupai kisah peter pan. Seorang bocah laki-laki yang memang bisa terbang. Tapi, nyatanya bukan itu kisahnya. Justru novel yang termasuk kategori Middle Grade ini malah menyeritakan kisah anak dan keluarganya yang cukup menyedihkan. Bukan apa-apa, mereka harus bertemu dengan orang yang sangat jahat sehingga si anak ini harus kehilangan seseorang yang ia sayangi.


Kartu Tanda Buku

Judul : The Boy Who Flew
Penulis : Fleur Hitchcock
Halaman : 240
Bahasa : Inggris
Format : Ebook Kindle Amazon
Diterbitkan oleh Nosy Crow
ISBN : 9781788004381


The Who Flew Novel


Berlatar kota sekitar tahun 1940-an atau sekitar tahun-tahun saat Oliver Twist berada, seorang anak laki-laki bernama Athan Wilde diharuskan memiliki pekerjaan di usia yang sebenarnya masih remaja. Pada masa itu, semua orang harus memiliki pekerjaan, apapun pekerjaan yang ia miliki. 

Sama seperti Athan yang kemudian mendapat pekerjaan sebagai asisten di apartemen Mr. Chen. Seorang lelaki tua yang sering membuat peralatan untuk mengusir tikus. Semua penemuan Mr. Chen tersimpan dan tertata di dalam apartemennya. 

Hal yang lucu tersaji pada bab awal, saat Athan berkata dalam hati kalau Mr. Chen sampai menjalankan penemuannya, maka Ibunya akan kembali marah besar. Iya ini lucu, jadi setiap penemuan yang dilakukan Mr. Chen ini seringkali membuat rumah Athan yang berada tepat di seberang apartemen Mr. Chen menjadi korbannya.

Kemarin, kandang ayam milik Ibunya Athan yang menjadi korban. Beruntung tidak ada ayam yang terkena akibatnya. Namun, rumah mereka runtuh sehingga harus dibangun kembali oleh Athan dengan bantuan sahabatnya. 

Dan malam itu, Mr. Chen memiliki ide untuk membuat sesuatu yang bisa membantu orang untuk terbang. Ia membuat alat yang memungkinkan manusia bisa terbang seperti burung. Sayangnya, justru penemuan tersebut membuat kaca toko depan milik keluarga Athan sekarang yang menjadi korban. 

Sebelum pulang ke rumah, Mr. Chen memberikan pisang pada Athan yang akan diberikan kepada Ibunya. Sebagai sogokan dan permintaan maaf karena sudah merusak tokonya. Sampai di rumah, Athan bahkan tidak bisa masuk ke dalam rumahnya sendiri karena pintu terhalang tumpukan kayu kaca toko yang rusak.

Athan masuk melalui jendela toko dan menuju kamarnya. Dia mengganti pakaian dan teringat pertemuannya dengan sang sahabat. Ia mulai menjelajah menuju tempat rahasia melalui pijakan loteng demi loteng setiap rumah. Inilah kebiasaan Athan setiap malam yang selalu membuat Ibunya khawatir. Sebab, loteng terakhir yang ia singgahi dan menjadi tempat pertemuannya dengan sang sahabat adalah loteng dengan bentuk yang cukup berbahaya.

Bagi Athan, berjalan dari loteng ke loteng saat malam hari adalah hal yang menyenangkan. Ia bisa melihat kesibukan kota di bawah sambil menikmati ketenangan di atas loteng. Sesekali ia akan berbincang santai dengan sahabatnya tentang apapun.

Pagi harinya, Athan mendapat kabar yang menyedihkan. Mr. Chen meninggal dunia, konon ia dibunuh dan pembunuhnya tidak ditemukan sementara kasusnya diberhentikan. Sepeninggalan Mr. Chen, Athan terancam harus bekerja menjadi pengangkut sampah malam hari atau Nightmen. 

Pekerjaan yang sangat tidak disukai Athan. Karena harus bertemu dengan sampah dan kotoran yang bau. Apalagi ketika menjadi nightmen ia tidak boleh pulang sesering mungkin. Harus mau tinggal di tempat para nightmen lainnya bermukim. Dengan berat hati, Athan berusaha mencari pekerjaan lain.


Kehidupan Menjadi Lebih Berat Dan Berbahaya


Saat hendak membersihkan kamar apartemen milik Mr. Chen. Athan teringat dengan penemuan majikannya itu yang belum dipublikasikan sama sekali. Bahkan, tidak ada satupun orang yang tau kecuali Athan.

Ia mencoba mencari cara untuk menyelamatkan penemuan tersebut. Dan berencana untuk mengembangkan penemuan majikannya itu. Namun, saat merapikan semua perlengkapan dari kamar Mr. Chen dan beberapa kali menyelundupkan barang penemuan barunya itu. Athan dihadapi pada satu sosok lelaki yang mencurigakan.

Saking sangat mencurigakan, ia sampai melihat lelaki misterius ini melakukan kekerasan pada orang lain. Namun, tidak ada orang yang melaporkan kejadian tersebut. Dari sinilah Athan yakin kalau orang itu yang membunuh Mr. Chen.

Alasannya sudah didapat Athan yaitu selebaran dari kerajaan tentang sayembara penemuan alat yang bisa membuat orang terbang. Dan Athan teringat dengan penemuan Mr. Chen yang belum dikembangkan dengan baik. 

Perjuangan Athan sebagai anak lelaki satu-satunya di keluarga Wilde. Membuat Athan bersusah payah, sampai pernah diculik dan disekap. Kemudian, ia juga harus menyembunyikan banyak barang penemuan di tempat yang tidak mungkin ditemukan. Akhirnya yang paling menyedihkan adalah ketika nyawa adiknya sempat terancam namun nyawa orang terkasihnya yang lain justru melayang.

Novel Petualangan Yang Menegangkan


Ini adalah novel adventure yang buatku cukup menegangkan. Penulisnya, Fleur Hitchcock sangat pandai meramu adegan demi adegan menjadi mendebarkan. Seperti saat Athan dikejar oleh lelaki misterius, pembaca jadi ikut merasakan keinginan untuk melarikan diri.

Begitu juga saat Beatty, adiknya, menghilang. Athan yang saat itu berjuang mencari adiknya, membuat pembaca jadi ikut bertanya-tanya, sembunyi dimana sang adik? Ternyata, misteri yang disimpan rapi ini juga membuat pembaca terus ingin tahu hingga akhirnya tanpa sadar sudah sampai di halaman terakhir.

Membaca The Boy Who Flew ini saking menariknya sampai tidak terasa. Cukup beberapa jam saja aku gunakan untuk menyelesaikan bacaan ini. Setelah novel ini aku jadi penasaran dengan novel karya Fleur Hitchcock lainnya.

Postingan Terkait