Resensi Novel Respati Karya Ragiel JP


Resensi novel respati

Wagelasih. Jujur ini kata yang aku ucap pas menyelesaikan novel Respati. Sampai-sampai, aku langsung membuka dokumen untuk langsung menuliskan perasaanku setelah membacanya. Novel ini merupakan penggabungan antara fantasi, misteri dan thriller. 

Ada satu hal yang membuatku tercengang. Kemampuan penulis menyajikan unsur magis menjadi suatu bakat yang dipadukan dengan mitologi khas yunani. Enggak yunani aja sih, tapi mitologi dari beragam wilayah di dunia. Dan padu padannya tuh pas banget. Enggak ada kesan pemaksaan dan seperti melebur aja gitu menjadi satu.

Kartu Tanda Buku

Judul : Respati

Penulis : Ragiel JP

Halaman : 252

Format : Ebook Gramedia Digital

Diterbitkan oleh Penerbit Clover

ISBN : 9786230303661

Respati Dan Kemampuan Mimpi

Dari nukilan singkat yang berada di balik buku, tentu kita akan mengetahui tentang kemampuan Respati ini. Kemampuan unik untuk melihat mimpi seseorang melalui sentuhan kulit. Tapi, bukan itu yang menarik perhatianku dan memutuskan untuk membacanya.

Aku tertarik karena kalimat, mayat tergantung dengan posisi terbalik. Bagaimana caranya mereka mati tergantung dengan posisi terbalik? Sempat aku mengira kalau leher mereka terdapat luka sehinga kehabisan darah seperti di film Impetigore. Tapi, sayangnya dugaanku salah, bahkan salah besar. Karena, mayat-mayat tersebut tidak terdapat tanda atau bekas kekerasan fisik. Semua mayat dalam kondisi baik dengan organ tubuh yang juga tidak terindikasi adanya kelainan.

Tapi, sebelum berlanjut kenapa dan bagaimana mayat tersebut meninggal? Mari aku jelaskan sedikit dulu tentang buku ini. Respati memang punya kemampuan untuk melihat mimpi orang lain. Terkadang dia bisa benar-benar masuk ke dalam mimpi tersebut jika bersentuhan dengan orang yang bermimpi. Namun, ada satu kondisi yang sering dia dapati setiap ia tidur. Ia berada di satu lorong dengan banyak pintu.

Seperti yang terwakilkan dalam sampul bukunya. Ini adegan yang mengingatkanku juga pada film The Shining. Momen yang tentunya horor serta mencekam karena kita enggak pernah tau apa yang bersembunyi di balik semua pintu itu. Bahkan, bisa jadi sama ketika kita berada di Lawang Sewu, karena beberapa temanku ada yang mengatakan ia merasa takut dengan keberadaan pintu yang demikian banyaknya di gedung tersebut.

Ketakutan akan pintu yang tertutup tentu karena kita enggak tau apa yang ada di baliknya. Juga akan mengalami kegundahan ibaratnya akan terkena sial jika salah membuka pintu. Karena itu, mimpi dari Respati ini punya seribu makna yang menggambarkan bahwa pintu tersebut merupakan misteri yang terkubur tentang kematian orang-orang terdekatnya dan orang yang tak ia kenal.

Mimpi yang terus ia alami dan terus berubah seolah ada yang mengendalikan mimpi tersebut. Di sini, aku tiba-tiba terbayang film Inception serta Doctor Strange secara bersamaan. Momen ketika mimpi dikendalikan sampai perubahan ruangan yang cepat, sungguh menarik sampai aku membangun imajinasiku sendiri tampak seperti apa mimpinya Respati itu.

Mayat Tergantung Dengan Posisi Terbalik

Kembali lagi ke persoalan mayat - mayat ini. Awalnya, Respati menemukan kengerian ini saat tak sengaja menyentuh Tirta, sahabatnya, yang tertidur di kelas. Sahabatnya ini memimpikan kondisi yang pernah ia lihat. Mayat tergantung dengan posisi terbalik.

Ia pernah melihatnya saat tak sengaja menyentuh pamannya sendiri ketika tidur. Setelah itu, ia terkejut bukan main hingga mampu membangunkan pamannya juga. Mimpi tersebut sebenarnya sudah sangat lama diketahui oleh Respati. Namun, ia terkejut karena mimpi yang sama muncul justru di dalam dunia sahabatnya.

Tak hanya itu, ketika ia hendak memberikan sebungkus makanan untuk pemulung yang tidur di emperan toko. Ia tak sengaja menyentuh tubuh lelaki kurus dengan pakaian compang-camping itu. Dan tak lama, ia juga masuk ke dalam mimpi lelaki tua, tapi terkejut karena ia melihat sosok anak kecil menggelantung terbalik dalam keadaan tidak bernyawa.

Dua orang yang mimpinya hampir sama, ditambah pamannya yang dahulu juga memimpikan hal yang sama. Ini adalah misteri yang mengganggu pikiran Respati. Namun, ia sendiri bingung harus bagaimana karena minimnya informasi yang ia miliki.

Bahkan, mengenai kemampuannya inipun tidak disadari oleh Respati. Sehingga, ia hanya menganggap kalau keahliannya masuk ke dalam mimpi hanya sekadar seperti kemampuan orang yang bisa melihat hantu. Sehingga ia abaikan saja dan tidak ia cari tahu kenapa ia bisa mengetahui mimpi seseorang.

Teror Sosok Berjubah

Pada awalnya, Respati ingin mengabaikan kemampuannya ini dan menganggap sebagai hal yang biasa saja. Tapi, momen ketika Melanie, kawannya, pingsan usai melihat sosok berjubah di lapangan sekolah. Ini justru membuat Respati semakin tertarik. Pasalnya, sosok berjubah ini juga dilihat oleh Respati namun tidak dapat dilihat oleh Wulan.

Wulan? Iya, dia teman sekelasnya yang kebetulan juga berada di TKP saat Melanie diserang. Namun, Wulan sendiri tidak mengerti dan memahami maksud mereka apa. Sebab dia tidak melihat sosok yang mereka ceritakan. Wulan pun sebenarnya melihat hal aneh sebelum Melanie pingsan. Ia mengatakan pada Respati, kalau Melanie meliuk-liuk seperti cacing dan berteriak kencang seolah kesakitan sekali.

Dari kejadian ini, banyak kejadian lain yang akhirnya juga sering membuat Respati bolak-balik masuk rumah sakit. Kemudian, ia juga hampir celaka akibat pengendara motor yang melaju kencang ke arahnya.

Semua teror ini terus mendesak Respati hingga ia mencari tahu apa penyebab semua kejadian ini. Sampai-sampai ia juga menaruh curiga pada sosok lelaki yang sering berbuat baik pada keluarganya. Apalagi, lelaki itu sempat mengatakan kalau Respati mirip dengan ayahnya.

Sebagai informasi, Respati sudah tak lagi memiliki ayah dan ibu. Keduanya meninggal dunia akibat kecelakaan. Dan Respati serta adiknya, kemudian diasuh oleh kakek dan nenek mereka. Tentunya akan sangat mengkhawatirkan kalau kedua sosok pengganti orangtuanya disakiti oleh sosok berjubah itu.

Fantasi Khas Indonesia

Kisah Respati ini enggak kental banget dengan budaya Indonesia seperti novel karya bang Sweta Kartika. Tapi, dari segi penamaan yang khas Indonesia, hingga kemampuannya yang unik. Kalau di Indonesia biasanya orang tersebut bisa baca primbon atau mengartikan mimpi melalui primbon. Cuma bedanya Respati ini melihat dan masuk ke dalam mimpi orang tersebut.

Untuk misterinya hampir sama dengan Journal of Terror buku pertama. Bikin penasaran walaupun sempat menebak dan tebakanku benar. Cuma memang enggak mengecewakan karena ada banyak elemen yang dimasukkan ke dalam konflik hingga penyelesaian. 

Jujur aja semenjak baca Gone, But Not Forgotten. Jadi sering gatel buat nebak ini dan itu. Dan tebakannya juga benar saking udah kecampur. Tapi, bersyukur aja karena walaupun udah ketawan sama aku, tetap ada twist yang bikin lega dan puas.

Oiya, ciri khas lainnya yang buatku ada khas Indonesia walaupun menyerap mitologi dari luar negeri. Efek dari penyiksaan yang dilakukan di dalam mimpi. Kita pasti sering kan ya dengar ada orang yang sakit tapi enggak tahu kenapa. Terus, ada orang yang ‘bisa’ atau punya kemampuan magis. Bilang kalau orang tersebut diguna-guna atau diserang sama ilmu goib. Dan orang yang punya kemampuan itu melihat dari mimpi.

Sebenarnya antara percaya enggak percaya. Soalnya, aku sendiri menjadi saksi perjuangan mendiang Papah yang diserang oleh orang yang enggak suka sama beliau. Banyak yang dimimpikan kalau Papah lagi dipukuli oleh banyak makhluk. Ada yang berbentuk anak kecil kepala plontos, sampai bentuk makhluk besar seperti raksasa. 

Dari kejadian banyak keluarga yang bermimpi dengan mimpi yang hampir mirip. Mengenai kondisi Papah yang kemudian dibenarkan oleh dokter yang memang tau mengenai penyakit yang berasal dari ilmu magis ini. Barulah aku percaya kalau hal tersebut memang sebenarnya ada.


Penutup

Buatku kemampuan Respati ini enggak sok-sok-an seperti pengendali mimpi ala luar negeri. Tetap menjadi kemampuan yang punya kaitannya dengan budaya lokal kita. Bahkan, ada satu bagian ketika Respati punya koneksi kuat dengan sosok pengendali mimpi lainnya. Ini mengingatkanku pada Harry Potter yang punya hubungan erat sama Voldemort. Tapi, bagian ini dikemas dalam bentuk berbeda yang tetap unik.

Pas menjelang bagian akhir, aku langsung bertekad untuk meminta agar penulisnya melanjutkan cerita ini. Soalnya, aku merasa kalau sebenarnya kematian orangtua Respati juga ada hubungannya dengan kemampuan dirinya. Apalagi, Respati sampai mengaku dia tidak ingat kejadian kecelakaan yang menimpanya. Dan akses cerita ke masa kecil Respati seolah enggak ada. Kan, jadi penasaran aku. 

Buat kak Ragiel, tolong jangan sampai aku menanti lama buat melanjutkan baca ini. Dan semoga nanti diterbitkan oleh Penerbit Clover lagi. Terima kasih juga karena karya kakak bikin aku semangat buat baca buku lagi.



Postingan Terkait