7 Hari Jago Sales Buku Untuk Pelaku UMKM

 

Jago sales


Geliat UMKM sedang banyak disorot. Pasalnya, menurut pakar ekonomi, jika produk lokal dari UMKM ini masih terus diminati, maka Indonesia akan tetap bertahan selama masa resesi ini. 

Karena itu, bentuk bantuan yang ditulis oleh Blogger Balikpapan ini. Tentang pengalamannya Mendapatkan Bantuan Dari KEMENPAREKRAF. Sangat menarik. 

Keunikan dari bantuan yang diberikan adalah isi di dalam bantuan tersebut merupakan produk dari UMKM setempat. Ini menandakan adanya simbiosis mutualisme yang bisa terjalin dengan baik selama pandemi. 

Biar UMKM semakin berdaya. Ada baiknya mengetahui gimana caranya supaya bisnis yang dijalani lancar selama pandemi. Belajarnya dari buku yang ditulis oleh seorang pebisnis, namanya Indari Mastuti. 

Belajar jualan dari pebisnis adalah cara yang paling masuk akal. Biar apa? Biar kita bisa meniru cara kerjanya. Serta biar paham aturan dasar dalam jualan hingga bagaimana bersaing secara sehat dengan kompetitor. 


Kartu Tanda Buku


Judul : 7 Hari Jago Sales

Penulis : Indari Mastuti

Halaman : 140

Format : Buku Fisik

Bahasa : Indonesia

Seri : Guidance Book

Diterbitkan oleh Indscript Writing 

*Pembelian buku bisa meluncur ke akun @shambilmerem *



Perubahan Besar Diawali Dari Langkah Kecil


Kalau ditanya, punya target penjualan berapa setiap harinya

Seringnya, akan dijawab dengan kata yang sederhana, "BANYAK". 

Iya, siapa juga yang menolak mendapat banyak pembeli atau produknya laris dalam jumlah banyak setiap harinya. 

Tapi, banyak ini merupakan kata yang absurd. Tidak bisa dipertanggung-jawabkan. Serta, terkesan tidak meyakinkan. 

Karena itu, dalam membuat target omset atau profit penjualan selama sebulan. Harus jelas berapa jumlahnya, sehingga target tersebut bisa dibreakdown hingga menjadi target harian. 

Membuat target harian tentu akan memberi kemudahan bagi pelaku usaha untuk menyiapkan rencana. Baik itu rencana promosi hingga rencana produksi. 

Penetapan target yang jelas, baik itu jelas secara kuantitasnya berapa, hingga jelas jumlah yang harus dicapai setiap harinya. Sudah banyak diterapkan di perusahaan besar. 

Jika impian pelaku UMKM adalah memiliki bisnis yang besar dan bergerak maju. Maka dari itu, jangan pernah takut menargetkan diri kita. 

Mulailah melakukan pencatatan baik itu :


-Target penjualan harian

-Target promosi harian

-Target prospek harian


Kalau sudah berani menarget diri sendiri. Maka akan mudah untuk melanjutkan ke langkah selanjutnya yaitu menentukan rencana pencapaian target. 



Pencapaian Target Dengan Membuat Rencana


Kalau kita udah tau tujuan kita mau ke mana. Pastinya, saat membuat rencana akan lebih mudah. 

Karena itu, semisalnya menentukan ingin melariskan produk sebanyak 10 pcs setiap hari. Maka kemudian, ditentukan lagi cara apa yang ingin dilakukan untuk mencapai target. 

Sebelum menentukan ingin melakukan promosi di mana? Mari pelajari dulu Branding sebagai pelaku UMKM dengan cara online. 

Kenapa harus online? Saat ini, promosi secara online sudah bukan hal baru. Banyak perusahaan atau brand besar yang sudah menyediakan kanal sosial secara online. 

Itu tandanya, pelaku UMKM harus mulai mengenal juga cara promosi online dengan memanfaatkan kanal sosial. Tapi, sebelum itu, baiknya belajar cara Personal Branding. 



Personal Branding? Kenapa Enggak Langsung Product Branding? 



Kenal dengan nama Kaesang Pangarep? Siapa yang enggak kenal, ya kan? Anak presiden RI yang punya bisnis makanan kekinian. 

Berapa banyak produk yang dijual Kaesang? Produk makanan atau minuman, ya. Mari kita sebut beberapa yang dikenal seperti Sang Pisang, Ternak Kopi, Pasta Buntel sampai Markobar (ini bisnis bareng dengan Gibran). 

Dari sini, kita bisa lihat Personal Branding yang dibangun sama Kaesang. Dia seorang anak presiden. Punya bisnis sendiri. Masuk ke dalam kategori anak milenial. Dan usahanya sudah punya banyak cabang. 

Dengan menguatkan Personal Branding, produk atau jasa apapun yang kita sediakan. Akan mempermudah kita mengenalkannya pada calon pelanggan. 

Saat ini, banyak calon pembeli yang akan melihat, siapa orang yang punya usaha, sebelum membeli produk tersebut. Kadang, pengenalan sosok pemilik produk, mampu meningkatkan konversi penjualan. 

Contoh, perempuan bernama Earlyanie. Kemunculannya banyak mengundang rasa penasaran. Dari mulai penasaran dengan masa lalu dan prosesnya. Hingga penasaran dengan produk yang ia jual. 

Earlyanie pernah menjalani kehidupan sebagai Asisten Rumah Tangga. Kisah hidupnya ini yang membuat banyak orang mulai menyukainya. Hingga kemudian mengenal produknya yang merupakan brand kosmetik lokal dengan kualitas yang bagus. 

Bekerjasama dengan sosok bernama Dewa Eka Prayoga. Earlyanie saat ini sudah memiliki ratusan hingga ribuan agen serta reseller. 

Nah, sama dengan nama Dewa Eka Prayoga. Yang banyak dikenal sebagai pengusaha, mentor bisnis hingga pelaku digital markerter yang cukup sukses. Setiap produk yang ia jual, selalu mendapat perhatian lebih. 

Dari contoh nama-nama pengusaha di atas. Bisa dilihat, betapa mudahnya orang untuk percaya kemudian membeli kalau mengenal siapa sosok pemilik di balik produk tersebut. 

Namun, bukan hal yang tak mungkin. Kalau ingin mengenalkan Branding Productnya saja. Bisa? Tentu bisa. 

Seperti aplikasi Canva, orang mengenal aplikasi ini dan menggunakannya tanpa mengenal siapa orang yang membuat Canva ini ada. 

Tidak banyak orang yang mengenal Melanie Perkins, sebagai sosok perempuan yang memiliki ide untuk menghadirkan aplikasi untuk memudahkan semua orang dalam membuat desain. 

Ini bisa membuktikan. Kalau produk yang dimiliki benar-benar menjadi solusi bagi banyak orang. Maka, siapa sosok pemilik atau orang yang menjualnya, tidak akan berpengaruh. Karena, brand dari merk produk atau jasa yang memegang peranan penting. 

Tapi, kalau mau cepat. Memang baiknya dioptimalkan Personal Branding. Karena apa? Karena ini cara paling sederhana dan mudah untuk dilakukan tanpa mengeluarkan biaya promosi yang sangat besar. 



Optimalkan Personal Branding di Social Media


Menjadikan kanal sosial sebagai wadah untuk optimalkan Personal Branding pelaku UMKM adalah hal yang tepat. 

Saat ini, kanal sosial memang sudah menjadi bagian dari alat untuk digital marketing. Mau berbayar atau gratis, tetap membutuhkan Branding yang jelas.



Langkah Optimasi Personal Branding


1 Gunakan Nama Asli atau Nama Pena


Karena tujuannya adalah Personal Branding maka identitas nama harus jelas. Gunakan nama asli atau nama pena yang memang sudah banyak dikenal dengan kerabat atau teman-teman kita. 

Hindari menggunakan nama artis atau nama anak apalagi nama suami. Jangan. Harus gunakan nama asli yang sesuai atau nama pena jika memang sudah terbentuk sejak lama. 



2. Identitas Bisnis Yang Jelas


Kalau sudah menjadi pelaku UMKM, harusnya bangga menuliskan nama bisnis yang dimiliki. Dengan begitu, orang akan mudah mengenal serta mengingat bisnis yang dijalani. 



3. Bangun Branding Dengan Berinteraksi


Jangan menunggu diinteraksiin duluan. Demikian kutipan yang sering disebut oleh teh Indari. Dengan memulai interaksi lebih dulu, baik itu berupa Like atau Comment di akun sosial milik teman atau pengikut. Tentu ini akan membantu agar bisa membangun kepercayaan bagi lingkar pertemanan di dunia maya. 

Dari kepercayaan inilah mereka akan dengan senang hati melakukan transaksi dengan kita. Jadi, jangan tunggu dilike atau dikomentari postingan kita. Tapi, mulailah jemput bola dengan memberikan like dan mengomentari postingan teman atau pengikut. 



Penutup


Personal branding merupakan cara yang lebih mudah jika kita masih belum yakin 100% bahwa produk yang disajikan adalah solusi untuk masyarakat. 

Namun, manfaat dari branding diri sendiri akan sangat besar. Terutama jika produk lokal yang kita hasilkan dan tawarkan cukup banyak variannya. Pelaku UMKM tinggal menawarkan saja karena brandingnya sudah optimal. 

Ada alur branding diri sendiri yang cukup sederhana tapi mudah diikuti. 


-Berkenalan

-Edukasi

-Interaksi

-Promosi


Jadi, jangan sampai baru mulai bisnis terus langsung bombardir dengan promo. Tanpa melewati tahap memperkenalkan diri, memberikan edukasi sampai berinteraksi lebih dulu. Karena, langkah seperti ini tidak akan bertahan lama. 

Buku ini dikemas dalam bentuk Guidance Book. Jadi, setelah materi selalu ada disematkan list pertanyaan yang bisa kita jawab untuk bantu memaksimalkan proses branding. 


Menurut teman-teman, penting enggak sih Branding untuk pelaku UMKM? 


Postingan Terkait