Pontius Pilatus's Wife : Claudia Procula Istri Pilatus
Pontius Pilatus's Wife : Claudia Procula Istri Pilatus
Pontius Pilatus, seorang pria yang dalam catatan sejarah merupakan orang yang paling bertanggung jawab atas kematian Yesus. Fakta terkait ini juga tertulis di dalam Alkitab, dimana sempat dicatat oleh beberapa review-er di Goodreads, tertulis di Mat. 27 : 24-25. Saya mengutipnya juga karena memang tidak begitu mengetahui perihal ini. Sehingga ini mendatangkan rasa keingintahuan yang besar pada diri saya.
Di dalam buku ini, Antoinette May tidak mengisahkan tentang Yeshua, melainkan menceritakan sejarah dari kacamata Claudia, istri dari Pontius Pilatus yang ternyata memiliki kelebihan untuk melihat masa depan. Pada masanya, dia dianggap sebagai seorang penyihir, bahkan ketika mimpi serta penglihatannya dikenal oleh masyarakat luas saat pertandingan Gladiator. Saat itulah dia dianggap sebagai wanita yang tidak boleh dianggap remeh.
Membaca buku Sejarah-Fiksi seperti ini, justru menyenangkan, karena mengajak saya mengenal berbagai tragedi yang pernah terjadi pada masa Romawi berjaya. Juga, mengenalkan kepada saya betapa banyaknya Dewa dan Dewi yang disembah oleh masyarakat pada masa itu. Tidak hanya ketika Claudia berada di Monokos, sebuah desa di dekat pantai Mediterania. Tapi juga ketika dia berpindah tempat ke Antiokhia hingga ke Roma dan Galiea.
Saat usianya masih teramat muda, dia mulai memiliki keinginan dan ketertarikan pada Dewi Isis. Dimana pada saat itu, bahkan Ibunya menganggap hal itu tidak menarik dan aneh! Ibunya menyembah Juno, meski dahulu pernah menyembah Isis. Karena Tata - ayahnya - sangat membenci Isis.
Buku ini berisi 4 bagian yang dipisah kembali menjadi bab-bab pemisah yang menandakan suatu kejadian tertentu. Sehingga kita akan dengan mudah mengingat bagian-bagian dalam kepingan sejarah yang saling berkaitan satu sama lain. Selain itu dengan balutan fiksi, tentunya sejarah yang dipaparkan di sini tidak akan membuat bosan.
Kartu Tanda Buku
Judul : Pilate's Wife (Istri Pilatus) || Penulis : Antoinette May || Halaman : 540 || Alih Bahasa : Ingrid Dwijani || Versi : Buku || Bahasa : Indonesia || Penerbit : Gramedia Pustaka Utama : Rating : 4/5 || Terbit : Juli 2011 || ISBN : 978.979.22.7204.8
Tentang Claudia Remaja Dan Perkenalannya Dengan Isis
Sejak kecil, Claudia memang sudah berbeda dengan Marchel - kakaknya - dalam hal apapun. Apalagi dia memiliki kelebihan yang sering menghampirinya. Pada halaman 19, digambarkan bagaimana terkadang penglihatannya itu membuatnya takut, Aku ingat sedikit, dan paham lebih sedikit lagi, tapi selalu terbangun dengan perasaan ngeri akan adanya bahaya yang mendekat. Frekuensi dan intensitas penglihatan pada malam hari ini meningkat sehingga aku takut tidur, lalu memaksakan diri berbaring sambil terjaga sampai larut malam.
Dalam runut kehidupannya, diceritakan juga bagaimana Marchella - kakaknya - yang kemudian menjadi seorang gadis yang gemar bermain-main dengan pria. Dan suatu ketika, Claudia melihat penglihatan tentang kakaknya yang tak dapat ia gambarkan lagi. Sesuatu tentang kakaknya yang semestinya bisa dihalau, namun apa daya, semua terlambat dan Marcella harus mendapat hukuman yang setimpal. Yaitu menjadi Perawan Vesta.
Kehidupan semestinya berjalan, demikian pula dengan Claudia yang lambat laun mulai tumbuh menjadi gadis yang cukup cantik. Dan untuk pertama kalinya, dia merasakan bagaimana terpesona dengan seorang lelaki dan berambisi untuk mendapatkannya. Di sinilah, Claudia bersedia untuk membayar apa saja yang pantas untuk mendapatkan Polantius Pilatus. Seorang lelaki yang juga memiliki ambisi pada karirnya serta senantiasa berada dekat dengan wanita yang kaya raya.
Pengenalan dirinya terhadap Dewi Isis, terjadi setelah Marcella menjadi Perawan Vesta. Penggambaran yang demikian detail oleh Antoinette May, membuat setiap ruangan dari kuil Isis seolah tampak di depan mata. Pada Bab 6, dimana di sini juga Claudia bertemu dengan seorang lelaki yang mengenalkan dirinya sebagai Yeshua untuk pertama kalinya. Seorang lelaki yang tampak bisa melihat ke dalam diri Claudia. Dan saat melihat lelaki tersebut, Claudia juga melihat masa depan lelaki tersebut.
Penggambaran yang juga membuat buku ini tampak lebih indah karena narasinya yang detil, seperti saya kutip dari halaman 99 : Aku menatap instrumen itu tanpa berkata-kata. Bentuk oval yang indah. Aku terkejut melihat betapa secara alami benda itu pas di tanganku. Ketika pendeta wanita itu membalikkan tubuhku agar menghadap kerumunan orang, aku mulai mengguncangkan instrumen itu secara naluriah mengikuti irama, seakan sudah sering memainkannya. Saat itulah aku tahu, semua yang kucari menunggu di sini, di rumah Isis.
Penghambaannya pada Isis sangatlah setia, mesksi dia sempat berpaling kepada Dewa lain demi kesembuhannya. Namun, setiap kali dirinya menghadapi kesulitan, Claudia akan selalu kembali berdoa pada Isis. Meski oleh bangsa Romawi, Dewi Isis bukanlah sosok yang sepadan untuk disembah, diwakili oleh Pilatus di halaman 176, “...tapi obsesimu terhadap Isis adalah sesuatu yang sama sekali berbeda. Itu tidak pantas, tidak seperti orang Romawi. Siapa yang menyembah Isis, selain kelompok orang asing pikun?”
Kenapa orang Romawi tidak menyukai Dewi Isis? Semua berawal dari sebuah peristiwa yang berhubungan dengan Cleopatra. Seorang wanita yang terkenal dengan kecantikannya yang memabuk-kan hingga banyak pria yang rela berjuang untuk mendapatkannya. Pada masa itu, seorang wanita yang membuat seorang pria tunduk padanya, merupakan sesuatu yang salah, memalukan. Apalagi ketika digambarkan saat Cleopatra duduk di tandunya dan sang lelaki berjalan, merupakan sebuah tindakan yang menjatuhkan martabat kaum pria.
Namun, bagi para pemeluknya, Dewi Isis merupakan Dewi yang lebih pemaaf, sosoknya diyakini tidak akan mengubah siapapun menjadi apapun. Ini terkait sebuah legenda bahwa Diana mengubah para pria menjadi rusa jika mereka bertindak terlalu bebas. Dan dari pernyataan Rachel - budak khusus Claudia - bahwasannya pengikut Dewi Isis adalah para pemimpi. Itulah kenapa Claudia merasa sudah demikian menyatu dengan sang Dewi.
Dalam buku ini, tidak hanya seputar Dewi Isis yang menjadi sosok tuhan bagi para penyembahnya. Tapi dikenalkan juga dengan para Dewa dan Dewi lainnya, seperti yang dituturkan Ibunya Claudia pada halaman 89 sebagai contohnya : “Diana, ia perawan dan itu sungguh tak apa-apa ketika seorang masih mudah. Kemudian Venus yang baik hati. Pada tahun-tahun belakangan ini, Juno sangat kucintai. Ia melindungi rumah kita. Juno Dewi perkawinan.”
Akulah yang pertama dan terakhir
Akulah yang dihormati dan dicaci
Akulah pelacur dan orang suci
Pada bab-bab berikutnya di bagian lainnya. Ketika Claudia mulai bergantung pada Isis, dimulai ketika dia mendatangi pendeta Isis dan meminta pertolongan agar diberi sebuah amalan untuk mengikat hati seorang pria. Pria itu memang tak lain adalah Pilatus, yang membuat Claudia sangat berambisi untuk memilikinya. Meski sang pendeta sudah mengatakan bahwa Pilatus akan tetap bergantung pada Claudia dan akan selalu kembali padanya dengan cara yang berbeda.
Namun, semakin hari semakin Claudia merasa lelah dengan segala usahanya untuk membuat Pilatus menjadi miliknya. Hingga suatu ketika Claudia berhenti memercayai Isisi dan menganggap bahwa usahanya hanya sia-sia saja. Dan pada suatu ketika, Isis kembali memanggilnya dan membuatnya kembali menjadi Claudia yang penuh percaya diri dan berbeda. Hingga membiarkan dirinya menjauh dari Pilatus dan kehidupannya.
Antara Claudia Dan Pilatus Dan Kisah Cinta Mereka
Ketika seorang gadis baru mulai mengenal apa itu terpesona pada seorang pria. Tentunya itu bisa menjadikan malam-malam mereka senantiasa memimpikan apa yang membuat mereka berbunga-bunga. Betul, Claudia memang sempat meminta pada sang pendeta untuk bisa selalu bersama dengan Pilatus. Dan semua itu terwujud dalam sebuah pernikahan yang membuat kehidupannya berubah.
Sejak awal, rasa cinta Claudia pada Pilatus memang tampak menjadi sebuah obsesi yang berlebihan. Hingga dia merasa tak mampu lagi menahan rasa kecewanya ketika Pilatus sering menghabiskan waktu dalam pemerintahan. Hingga suatu ketika, dia mendengar tentang sang suami yang memiliki banyak perempuan selain Claudia.
Di sinilah, kemudian Claudia mulai merasa menyerah dan lelah. Dan kehadiran Holtan di saat yang tak terduga, ketika air matanya mulai tak mampu dibendung, mengubah alur kehidupannya meski sedikit. Dan yang paling hebat adalah ketika dia mulai memanggil Isis sebagai sesembahannya. Saat dirinya terancam. Dan setelah itu, Claudia kembali tegar berdiri dengan kakinya sendiri. Melawan segala rasa sedih dan pedihnya akibat sang suami yang tak bisa dimiliki secara penuh.
Pada bagian inilah, saya mulai merasa kesal terutama pada bagian ketika sang pendeta mengatakan bahwa, “suamimu akan selalu kembali padamu.” Justru setelah dia usai bersama dengan perempuan lain. Bahkan dijelaskan pula ketika Claudia sempat kehilangan calon bayi lelakinya pada usia 5 bulan. Kemudian akhirnya melahirkan bayi perempuan, dimana bertepatan dengan lahirnya bayi lelaki Pilatus dari rahim seorang pelacur.
Di sinilah yang membuat saya merasa cukup emosional. Meski anak lelaki tersebut akhirnya meninggal dan tersisa hanyalah anak perempuan dari Claudia, tapi tetap saja saya merasa seperti menaiki roler coster yang masuk ke dalam gua yang menyesatkan, ahahaha.
Seolah menjadi sebuah dendam yang tanpa sadar tumbuh dengan subur dalam diri Claudia. Hatinya untuk Pilatus memang sudah tak bersisa, terlebih ketika dia mengetahui seorang pelacur bernama Titania mengandung anak Pilatus. Sejak itulah dia tak lagi menginginkan berada dekat dengannya. Bahkan ketika anak pertamanya meninggal, Claudia pernah pergi dari rumah untuk mendedikasikan dirinya di kuil bersama pendeta lainnya.
Dari rasa kecewa dan sakit hati yang tertanam tanpa sadar dalam lubuk hatinya, tumbuh subur pula sebuah perasaan yang didapat dari perhatian orang lain : Holtan. Pertemuan selanjutnya yang tak terduga, membawa Claudia pada kehidupan yang selalu diimpikan olehnya. Sebuah kisah cinta yang akhirnya disadari olehnya merupakan sesuatu yang tanpa sarat. Meski hubungan keduanya akan berakhir dengan hukuman yang berat.
Perselingkuhan memang menjadi bumbu yang ditaburkan di beberapa bagian dalam buku ini. Bersama dengan peristiwa-peristiwa lain yang merupakan fakta-fakta sejarah dalam pemerintahan Romawi. Hingga kemudian saat keduanya harus berpisah setelah Lavia mengatur segalanya hingga Claudia serta Pilatus harus pindah ke sebuah tempat yang jauh.
***
Sesuai dengan judul dan tujuan buku ini diterbitkan. Yaitu mengenalkan sosok Claudia Procula, istri Pilatus, yang bisa melihat masa depan. Sehingga, jika eksplorasi sejarah terutama pada bagian ketika Yeshua dihukum, menjadi sebuah pro dan kontra. Karena itulah, jika Anda ingin membaca buku ini, dan mengetahui bagaimana keragaman para review-er di Goodreads dalam menilai dan menuliskan pertimbangan-pertimbangan. Mungkin akan membuat bertambah penasaran. Karena demikian dengan saya yang memutuskan membaca buku ini setelah melihat serunya pro dan kontra terhadap sejarah dan fiksi yang dituangkan May dalam buku ini.