Review Buku The Book of Dust Buku Pertama

Sudah lama aku enggak menyentuh buku fantasi tebal apalagi yang berasal dari trilogi favoritku, His Dark Materials. Iya, aku membacanya baru sekarang setelah buku ini diterjemahkan dan diterbitkan sekitar tahun 2019.

The Book of Dust : La Belle Sauvage adalah buku dengan halaman 500 an yang aku baca di ereader pertama. Dan rasanya aku sangat bersyukur membeli ereader ini.

Buat kalian pembaca yang intensitas membaca ebooknya lebih banyak sepertiku. Sebaiknya, pembaca membeli e reader untuk kebaikan dan kesehatan mata kita. Soalnya, benar-benar nyaman baca ebook di e reader.

Buku ini adalah buku pertama dari trilogi The Book of Dust. Dimana timeline buku ini beriringan dengan His Dark Material tapi dari sudut pandang lain sehingga ceritanya jadi lebih luas dan menarik.

The Book of Dust berkisah cerita sejak Lyra masih bayi. Jadi, sebelum Lyra bertemu Alethiometer. Bahkan, jauh sebelum ia memulai petualangannya. Namun, sejak kecil, takdir Lyra sudah menemui hal yang tak mudah. 

Review buku

Sinopsis The Book of Dust : La Belle Sauvage

Malcolm Polstead seorang anak satu-satunya dari pemilik pub yang berada di tepi sungai Thames. Berseberangan dengan Biara Godstow tempat ia sering menghabiskan waktu, bekerja paruh waktu sambil berbincang dengan suster Fenellam

Kehidupan yang dijalani Malcolm seperti kehidupan sehari-hari yang rutin dilakukan. Ia akan bersekolah, membantu orangtuanya di pub, belajar dan sesekali membantu para biarawati di gereja.

Dia juga sesekali membantu tukang kayu Mr. Taphouse yang juga bekerja memperbaiki apa saja di biara. Kepala biara pun mengenal Malcolm, namanya Suster Benedict. Dan semua biarawati mengenal Malcolm.

Suatu hari, sejak kehadiran tamu yang dikenal oleh Ayahnya Malcolm sebagai mantan politisi. Kehidupan Malcolm mendadak berubah sedikit demi sedikit. Ia harus sering berhati-hati berbicara. Dan ia juga harus melindungi seorang bayi bernama Lyra. 

Bersama Alice, seorang gadis yang bekerja di pub milik keluarga Polstead. Ia mengarungi lautan air demi mencari perlindungan demi Lyra. Pergi dari Oxford memang pernah menjadi mimpi Malcolm. Tapi, itu bukan mimpi besarnya. Ia masih berharap bisa menetap di Trour. Namun, takdir hidup Malcolm membawanya melintas semua tempat hingga Chelsea.


Karakter The Book of Dust


Malcolm Polstead 

Berusia 11 tahun, bertubuh gempal dan rambutnya berwarna merah. Rasa ingin tahunya sangat besar. Dia juga bocah lelaki yang baik hati, senang membantu dan pandai berbincang dan berkenalan dengan siapa saja.

Ia memiliki kano yang diberi nama La Belle Sauvage, nama yang ia pakai dari nama pub milik pamannya. Ia menyukai nama tersebut dan menamai kano kesayangannya dengan nama tersebut.


Alice Parslow

Dia gadis yang bekerja di pub milik keluarga Poldstead. Gadis yang sering bertengkar dengan Malcolm sejak kecil sampai-sampai, Ibunya Malcolm membuat perjanjian agar keduanya tidak berkomunikasi sama sekali.

Berasal dari keluarga yang tidak begitu kaya. Ia tinggal bersama ibunya dan adik-adiknya. Kepribadiannya yang kuat dan galak, sering membuat Malcolm kewalahan untuk membuat Alice mau bekerjasama.

Tapi, karena sering mengurus adik-adiknya, membuat Alice lihai mengurus anak kecil. Dia juga tak hanya pandai mencuci piring. Tapi, bisa juga membuat adonan kue. 


Mr. & Mrs. Polstead

Bapak dan ibunya Malcolm yang masuk ke kategori orangtua yang enggak rewel. Soalnya, Malcolmnya juga baik dan ngga nakal. Meski keduanya sering repot, tapi kalau minta tolong Malcolm enggak pernah maksa.

Menjalankan peran orangtua yang cukup open minded. Dibuktikan saat Malcolm memberitahu mereka tentang sesuatu yang tampak seperti bualan semata. 

Bisnis pub di Trour yang mereka miliki sangat bagus. Meski sepi tapi enggak pernah membuat mereka kekurangan. Terbukti dari makan malam keluarga yang selalu enak dan lezat.


Hannah Relf

Seorang profesor dan cendekiawan yang bertugas membuat buku panduan untuk alethiometer. Dia mengenal Malcolm saat kejadian biji ek terungkap.

Ia banyak berjasa menjawab rasa ingin tahu Malcolm. Juga sering meminjamkan buku yang juga bagus untuk wawasan Malcolm. Ia bekerja untuk Oakley Street, sebuah komunitas khusus yang dilindungi kerajaan.


Mr. Boatwright

Laki-laki pelanggan pub milik Polstead. Yang diancam oleh PDA. Karena, ia dengan berani mencoba melindungi Polstead dan keluarganya. Dengan komentarnya yang membuat ia harus melarikan diri dari kejaran PDA.


Suster Fenella

Biarawati yang usianya sudah cukup tua. Ia berteman baik dengan Malcolm dan sering memberitahu Malcolm hal yang sangat ingin diketahui oleh bocah itu. 

Suster Fenella juga sosok yang ingin dilindungi Malcolm. Naluri keibuan nya sangat besar dan ia juga pandai memasak. Termasuk suster yang sangat dekat dengan Malcolm.


Suster Bennedicta

Kepala biarawati yang tegas. Perempuan yang tidak takut meskipun yang ia hadapi adalah kelompok lelaki dengan perlindungan hukum yang memadai. Bahkan, meski ia harus menghadapi penjahat paling kejam sekaligus.


Gerrard Bonneville

Lelaki berkebangsaan perancis. Seorang ahli fisika dan ilmuwan yang masuk dalam proyek medan Rusakov. Namun, ia dipecat akibat kasus pelecehan dan dipenjara. Ia adalah lelaki gila yang dengan brutal mengincar apa yang benar-benar ia inginkan.


Lord Asriel & Mrs. Coulster

Bapak dan ibunya Lyra. Keduanya adalah orang yang pintar dan hebat di bidangnya masing-masing. Entah karena apa, keduanya tidak akur. Bahkan, cenderung mengincar satu sama lain.

Lord Asriel, sosok lelaki yang penuh wibawa. Berada di kelompok berseberangan dengan istrinya. Seorang petualang sejati yang tegas.

Mrs. Coulter, wanita yang pembawaannya anggun dan cantik. Ia penuh intrik dan setiap kehadirannya sering mengintimidasi lawan bicaranya.


Lord Nugent

Pernah menjadi Lord Chancellor di pemerintahan sebelumnya. Seorang pensiunan pengacara yang ketenarannya sudah mulai surut. Ia kini memimpin organisasi rahasia dan merupakan bagian intelijen kerajaan. Ia termasuk barisan cendekiawan yang beruntung dan ia juga yang bertugas menjaga seorang bayi dari tangan-tangan jahat.


Lyra

Anak dari Lord Asriel dan Mrs. Coulter. Di buku ini dia masih bayi dan belum banyak digali. Lebih lengkap tentangnya bisa dibaca di His Dark Materials. Keberaniannya diambil dari sang ayah. Kemampuannya bernegosiasi diambil dari ibunya.


Daemons

Mereka adalah pendamping manusia di dunia yang ditinggali Malcom. Di dunia tersebut semua manusia memiliki Daemons sejak lahir. Makhluk yang senantiasa berada dekat manusia dan setiap manusia ditemani satu daemon.

Saat masih kecil, daemon manusia akan berubah-ubah bentuknya. Mengikuti insting dan kondisi perasaan manusia. Namun, saat remaja, daemon akan berhenti berubah dan memilih satu bentuk hingga akhir hayat.

Daemon dan manusia tidak bisa terpisah jauh. Karena, hal ini akan membuat daemon kesakitan, tak hanya itu, manusianya pun akan merasakan kesedihan yang besar bahkan kehampaan seperti sesuatu terenggut darinya dan ketidakinginan untuk hidup.

Setiap Daemon memiliki nama masing-masing. Kecerdasan mereka juga mengikuti pemahaman manusianya. Bahkan, terkadang insting dan kecerdasan mereka bisa lebih baik. Tugas Daemon banyak, salah satunya melindungi manusia dan sebaliknya, manusia juga melindungi daemon mereka.


Review The Book of Dust Buku Pertama

Di awal-awal bab, konflik yang dihadapi Malcolm belum begitu mendebarkan. Meskipun ia beberapa kali harus berhadapan dengan orang-orang yang mencurigakan. Tetap masih bisa diatasi. Bisa dibilang, sebenarnya sedikit pemanasan saat ia melihat seorang mata-mata dibunuh oleh orang yang mencurigakan.

Malcolm melihatnya dengan mata kepalanya sendiri. Dan sayangnya, berita yang muncul hanya tentang lelaki yang meninggal karena terpeleset dan masuk ke air. Bukan karena dibunuh. Dari sini, mulailah Malcolm mendapati kehidupannya berbeda.

Dengan kemunculan tiga orang cendekiawan di bar milik orangtuanya. Yang menanyakan banyak hal terutama kehadiran bayi di biara. Kemudian, kedatangan bayi di biara yang semestinya dirahasiakan tapi menjadi perbincangan banyak orang. Bayi itu adalah Lyra.

Setelah kehadiran bayi Lyra inilah, Malcolm beberapa kali merasakan ada yang meresahkan. Mulai dari Mr. Taphouse yang membuat jendela-jendela biara menjadi lebih tertutup. Sebagai pengaman untuk semua yang ada di dalam biara.

Kemudian, kemunculan lelaki yang aneh, dengan Daemon dubuk berkaki tiga. Dua kali Malcolm bertemu dengan lelaki itu. Dan ketiga kalinya, ia melihat lelaki bernama Bounneville itu tengah memanjat biara menuju jendela yang terbuka di lantai dua. Kemudian, lelaki gila itu memukuli Daemonnya dengan keji. Semua itu disaksikan Malcolm melalui jendela kamarnya.

Tak lama berselang, ia juga bertemu dengan Hannah, seorang cendekiawan. Dan Malcolm dijadikan mata-mata oleh Hannah untuk mendapatkan informasi yang terjadi di Trour. Malcolm menceritakan banyak hal. Seperti kehadiran tiga cendekiawan, kehadiran Lyra di biara yang disinyalir mencari suaka untuk keamanan.

Kemudian, kematian seorang mata-mata yang ternyata adalah rekan kerja doktor Hannah. Kehadiran lelaki yang dengan Daemon dubuk di pub nya. Hingga hadirnya Persekutuan St. Alexander di sekolah Malcolm. 

Persekutuan Alexander ini yang sedikit berat sebab, anggotanya merekrut anak-anak tempat Malcolm bersekolah untuk menjadi mata-mata. Mereka harus melaporkan diam-diam apa saja yang mencurigakan. Imbalannya, anak-anak ini akan mendapatkan lencana dari Perlindungan Dinas Anak.

Anak-anak ini bahkan boleh mengadukan guru, orangtua dan siapa saja yang menurut mereka menyalahi aturan dari St. Alexander. Dan karena inilah, Malcolm banyak berhati-hati demi keamanannya.

Setelah itu, kehadiran Lord Asriel yang meminta bantuan Malcolm di malam hari. Demi bisa bertemu dengan Lyra. Padahal saat itu, Lord Asriel sedang diintai oleh pemerintah untuk tidak mendekati Lyra. Berkat bantuan Malcolm, ia berhasil menggendong Lyra dan kabur dengan meminjam kano milik Malcolm.

Tak lama, seorang gipsi bernama Coram van Texel. Ia adalah rekan Lord Asriel dan juga tim Oakley Street yang memulangkan kano milik Malcolm. Dan menariknya, kano Malcolm sudah diperbaiki bahkan menjadi lebih kokoh.

Dari Coram van Texel, Malcolm mendapat dua pesan. Pertama, ia harus menjauhi Bounneville dimanapun Malcolm berada. Bahkan, tidak boleh menemuinya saat sendirian. Kedua, Coram mengingatkan akan adanya banjir besar sesudah langit cerah. 

Pesan tersebut sempat ia sampaikan pada semua orang terdekat. Sayangnya, hanya Hannah yang mendengarkan sarannya. Bahkan, saat banjir datang itulah malam yang mencekam buat Malcolm. Sebab, ia dikejar oleh Bonneville setelah melihatnya bersama Suster Katerina. 

Tepat saat air mulai menaik dan jembatan hampir runtuh. Malcolm menyelamatkan Lyra dan Alice dari incaran Bonneville. Meski ia kesulitan dan harus meninggalkan rumahnya serta ayah ibunya dengan menggunakan kano yang sudah dalam keadaan baik.

Banjir bandang yang menerjang semua bagian di Trout. Membawa kano Malcolm menjauh dari Oxford. Awalnya, ia akan membawa Lyra menuju Akademi Jordan demi mendapat suaka perlindungan. Selama perjalanan ia tak hanya dikejar oleh Bonneville tapi juga oleh PDA.

Bonneville bahkan beberapa kali hampir membunuh Malcolm dan Alice. Rasa lelah, lapar dan letih membuat Malcolm sering ketiduran. Namun, rasa sayangnya pada Lyra membuatnya bertahan. Bahkan, berkat bantuan Alice ia bisa merawat Lyra dengan baik. Mengganti popok hingga membuat susu untuk bayi itu.


Informasi Buku The Book of Dust

Judul : The Book of Dust

Penulis : Phillip Pullman

Halaman : 544

Alih Bahasa : Reita Ariyanti

Desain Sampul : Olvyanda Ariesta

Format : Ebook

Bahasa : Indonesia terjemahan

Baca di : Aplikasi Gramedia Digital

Diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama

Terbit : 2019

ISBN : 9786020630496


Pendapat Tentang Buku The Book of Dust

Jujur saja, perjalanan Malcolm bersama Alice dan Lyra ketika banjir mulai datang. Sangat menegangkan. Bayangkan saja, anak berusia belasan tahun (meski ini dibandingkan dengan anak remaja di abad lampau) menjelajahi lautan air dengan kondisi mengenaskan. Beberapa kali bahkan mereka melihat mayat terapung. 

Nyawa Malcolm juga hampir melayang saat berhadapan dengan Bonneville. Semua dinarasikan dengan sangat detail dan mampu membawa emosi pembaca ikut bercampur aduk. Buku terakhir dari Phillip Pullman yang kubaca adalah novela-nya. Entah itu Fireworks Daughter atau Springheeled-Jack. Aku lupa.

Tapi, sayangnya aku belum menuliskan ulasan His Dark Materials yang buku satu dan dua. Sebab, aku membacanya jauh sebelum aku mengenal keluarga Cullen. Jadi, butuh waktu senggang untuk membaca ulang.

So far, intens banget perjalanan Malcolm dan Alice ini. Buatku buku ini : seru, menegangkan, bikin penasaran dan tentunya memuaskan endingnya. Aku jadi penasaran, karena aku lupa, Malcolm di trilogi His Dark Materials seperti apa. Yang aku ingat selain tokoh utama yaa Serafina Pekkala. Karena, nama penyihir wanita itu bagus dan cantik.

Terus, Lord Asriel ini kalau di buku digambarkan sosok Ayah yang sayang banget sama Lyra. Enggak dingin tapi memang tampak berwibawa. Sementara penggambaran di filmnya enggak begitu memuaskanku. Jadi, aku masih menyukai bukunya karena buatku lebih berkarakter tokohnya.

Buat teman-teman yang pernah mengikuti perjalanan Lyra Silvertongue. Sebaiknya, ikut baca juga The Book of Dust ini. Karena semua hal dijelaskan dengan sangat detail dan membuat kita tahu banyak hal.


Postingan Terkait