Everything Everything : Buku Young Adult Yang Mengenalkan Penyakit Langka

Everything Everything


Bacaanipeh.web.id - Membaca novel ini, membuat saya teringat dengan serial Doctor House. Sebuah serial yang bercerita tentang para dokter yang praktek di rumah sakit universitas. Dimana pasien yang datang ke rumah sakit tersebut selalu memiliki ciri-ciri penyakit yang aneh dan membuat dr. House dan timnya harus berpikir keras.

"Everybody Lies" adalah tagline yang paling melekat pada sosok dr. House yang diperankan oleh Hugh Laurrie. Dan hal tersebut membuat saya sendiri mengangguk-angguk selama membaca novel ini.

Novel ini berkisah tentang seorang remaja perempuan yang memiliki penyakit yang jarang terjadi tapi cukup populer. Penyakit yang menyerang sistem imunnya sehingga cukup sensitif terhadap banyak hal. Bisa saja penyebabnya adalah A, bisa jadi B tapi bisa saja serentetan hal lain yang bisa menjadi pemicunya. Karena itulah, dia menjalani kehidupan terisolasi.



Kartu Tanda Buku

Judul : Everything Everything || Penulis : Nicola Yoon || Halaman : 333 || Cetakan kedua, Maret 2017 || Versi : Buku Fisik || Bahasa : Indonesia || Diterbitkan oleh Penerbit Spring || ISBN : 9786027432253 



TENTANG PENYAKIT SCID



"HIDUP INI BERAT SAYANG. TAPI SEMUA ORANG BISA MENEMUKAN JALANNYA." ~ HAL 41

Apa yang paling menyenangkan dari membaca sebuah buku yang berisi sesuatu yang cukup informatif bagi diri sendiri? Kalau tidak dibahas oleh Nicola dalam novel ini, sepertinya saya tidak akan pernah tahu mengenai penyakit ini. Meski di tahun 2001 lampau, ada juga film berjudul Buble Boy, yang juga berkisah tentang seseorang yang tidak boleh kontak langsung dengan dunia luar.

Bedanya ada di alasan. Buble Boy dengan apa yang dialami oleh Maddy sangat berbeda. Maddy merupakan seorang remaja perempuan yang memiliki penyakit SCID. Untuk tahu lebih lanjut mengenai penyakit yang langka ini, bisa mencarinya melalui jurnal-jurnal di Google scholar. Dan, novel ini cukup informatif dan cara yang efisien dalam mengenalkan apa itu SCID dan bagaimana bentuknya. Sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam mengenal penyakit ini.

Tentunya sangatlah berbeda, antara karantina SCID dengan pengalaman pingitan R.A Kartini. Karena, bagi Maddy, kontak langsung dengan alam sekitar atau dengan orang-orang yang belum di desinfeksi, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit yang menular. Ada banyak kemuntkinan yang muncul dan dapat memengaruhi kondisi seorang penderita SCID. Seperti misalnya, bisa saja pemicu kondisi memburuk pada pasien SCID adalah tomat atau kacang atau benda lain yang ternyata memiliki kutu atau malah kuman.



Everything Everything


BAGAIMANA KEHIDUPAN MADDY?



"HIDUP ADALAH ANUGERAH. JANGAN LUPA UNTUK MENJALANI HIDUP" ~ HAL 150


Kita memang tidak bisa memilih bagaimana kita terlahir. Juga tak bisa memilih seperti apa orang yang melahirkan kita. Tapi, kita bisa memilih mimpi dan cita-cita serta memilih bagaimana cara meraihnya. Dalam novel ini, pola asuh yang memang berbeda dengan pola asuh kebanyakan orang Asia, sangat kental.

Maksudnya, ketika Maddy sudah memiliki pemikiran bahwa saat usia 17 tahun, anak-anak di Amerika banyak yang sudah memisahkan diri dari orangtua mereka. Sementara, dengan kondisinya yang terbatas ini, Maddy harus menerima apa saja sesuai prosedurnya. Dia tidak membenci Ibunya, tapi secara hormon, Maddy mulai mengalami ketertarikan secara nyata pada lawan jenis. Dan keinginan untuk memberontak, yah walaupun itu bukan dipengaruhi oleh hormon.

Cerita di buku ini memang masuk genre YOUNG ADULT. Namun, tidak seperti buku YA kebanyakan yang hanya berisi romance. Buku ini memuat proses perkembangan dan apa yang terjadi pada diri seorang remaja. Ini sangat menonjol dan Yoon benar-benar keren bisa membentuk watak Maddy sesuai dengan usianya.

Ketenangan Maddy yang sejak awal menjadi perhatian saya dan sempat membuat saya memandang rendah buku ini, justru diputar-balik menjadi sebuah bom waktu. Memang, tidak ada yang bisa mengelak ketika keinginan masa muda begitu membuncah. Meski saya tak lagi muda, tapi keinginan untuk menjelajah dunia sangatlah besar dan tak terbendung. Jadi, wajar saja ketika Maddy pun memiliki keinginan serupa.

Selain perkembangan remaja, dalam buku ini juga ada sedikit saja penjelasan bagaimana bentuk rumah Maddy yang memiliki Ruang Hampa dimana ini dibuat sebagai ruang yang berfungsi untuk desinfeksi. Kalau suka bacaan ringan namun informatif meski bobotnya tidak banyak, sekitar 40%. Silakan baca buku Everything Everything ini.



Everything Everything



"KAU HARUS MENCOBA LAGI. ARTINYA BERUBAH-UBAH SETIAP KALI KAU MEMBACANYA." ~ HAL 216


Ini kutipan yang paling saya suka. Serius. Sebelumnya saya suka berpikir, kenapa setiap kali saya re-read Rectoverso, perasaan yang saya dapat dan pemahaman kata demi katanya sering berbeda. Saya pikir ini terjadi pada diri saya sendiri. Tidak lama, banyak juga rupanya yang mengatakan, bahwa 'rasa' dan 'pemahaman' pada sebuah buku memang sering berbeda jika dibaca di waktu yang berbeda.

Rectoverso memang buku yang sering saya baca ulang. Pun gaya membacanya tidak seperti ketika awal pertama membaca karya ini. Tapi, lebih memilih apa yang ingin saya baca ulang. Judul apa saja yang ingin saya baca. Dan anehnya, saat saya membaca buku ini, dengan iringan lagu yang sudah ada, selalu membawa desiran yang berbeda. Ada kalanya saya meneteskan air mata. Entah karena apa, tiba-tiba saja menetes air mata saya. Padahal sebelumnya, setiap mendengar lagu tersebut tidak seketika mendayu-dayu.

Di saat yang lain, pun berbeda. Terkadang mengernyitkan dahi dan berpikir lama. Di lain kesempatan, sempat berpikir, "kenapa ya bisa suka sama buku ini?". Begitulah, sampai seingat saya, saya tidak pernah menyesal meski beberapa kali hanya membaca satu cerita saja kemudian saya letakkan kembali. Atau terkadang saya baca secara acak. Pernah juga, saya baca dari awal hingga akhir. Dan setiap membaca ulang, selalu ada hal yang berbeda.

Meski bukan saja Rectoverso yang saya baca ulang. Saya pun membaca ulang Pentas Kota Raya dan Heteronomia. Tapi, kalau saya jawab kedua buku tersebut pada banyak orang. Saya merasa bersalah. Kenapa? Karena bukunya sulit didapat. Pun, saya beruntung saat itu teman saya memiliki toko online yang juga menjual karya-karya Fuad Hassan. Untuk itulah, kenapa saya lebih sering menyebut Rectoverso ketimbang dua buku Fuad Hassan. Selaiknya saya tidak menyebutkan, surah favorit dalam Al-Quran. Sesederhana itu. Jika dianggap sederhana. [Ipeh Alena]

Postingan Terkait