The Handmaid's Tale Karya Margaret Atwood

The Handmaid's Tale Karya Margaret Atwood




Bacaanipeh.web.id - Pernahkah membaca sebuah buku yang tidak begitu disukai tapi, cukup membuat penasaran hingga rasanya ingin segera mengetahui lagi dan lagi apa yang terjadi pada setiap bab demi babnya? Inilah yang saya rasakan selama membaca buku yang ditulis oleh Margaret Atwood. Buku yang sempat populer di kalangan Bookstagram yang ternyata bukan sebuah buku baru, tapi termasuk lawas karena diterbitkan sekitar tahun 80-an.

Cerita distopia, dimana kehidupan manusia menjadi sangat teramat muram, penuh dengan peraturan yang mengikat demi mencegah terjadinya pemberontakan hingga banyak hal yang pada umumnya masih berlaku, kemudian tidak lagi berlaku. Terkadang, penggambaran suasana distopia itu sendiri menekankan pada ketidak-manusiawi-an pada peraturan yang diberikan. Sampai mengekang pendapat dan pemikiran hingga banyak hal yang tak lagi mampu dilakukan karena semua serba terbatas.


Distopia menurut arti KBBI : "perasaan pesimistis, ketakutan, dan kecemasan yang berlebihan menghadapi kemajuan ilmu dan teknologi yang menakjubkan karena ilmu dan teknologi tersebut dianggapnya sebagai sumber bencana kemanusiaan di masa depan."



Demikian pula, waktu dimana cerita ini terjadi, yaitu sekitar tahun 2020-an. Sebuah masa depan, dimana bumi telah banyak berubah usai perang yang terjadi. Seperti yang mungkin pernah diketahui, bahwasannya novel ini dikenal usai versi serial televisinya banyak mendapat tanggapan positif. Sampai kemudian banyak orang yang pada akhirnya memutuskan untuk membaca buku ini. Demi mendapatkan alasan-alasan dan pengalaman yang berbeda dengan yang ditawarkan di layar kaca.

Dinarasikan melalui sudut pandang seorang wanita, dengan menggunakan alur maju dan mundur, dimana dia menyeritakan tentang proses perubahan tatanan sosial dan hukum yang terjadi di Gilead melalui masa lalunya yang diingat olehnya. Dia masih mengingat bahwa dirinya pernah memiliki kekasih bernama Luke juga memiliki anak yang masih kecil berusia lima tahun.

Saat menyeritakan tentang masa lalu, Atwood memang membedakannya dengan menjadikan percakapan tersebut menjadi kalimat tidak langsung, itulah kenapa dirinya tak menggunakan tanda petik pada setiap percakapan yang dilontarkan. Sayangnya, ini justru menjadi hal yang dibahas oleh banyak pengulas lainnya di Goodreads. Karena memang cukup membingungkan jika belum bisa membedakan mana kalimat langsung dan mana kalimat tak langsung yang digunakan untuk flashback.


Kartu Tanda Buku

Judul : The Handmaid's Tale
Penulis : Margareth Atwood
Halaman : 312
Pertama Terbit Tahun : 1985
Bahasa : English
Versi : Kindle
Penerbit : Houghton Mifflin Harcourt
ASIN : B003JFJHTS
Goodreads : https://www.goodreads.com/review/show/2311543226



Ever since Central America was lost to Libertheos.... ~ The Handmaid's Tale


Sebuah Tempat Bernama Republic of Gilead



Tempat ini sebenarnya nama baru dari Amerika Serikat, yang mengalami perubahan akibat perang dan segala macamnya, di masa depan. Republic of Gilead sendiri, masih terbuka bagi para turis untuk berkunjung. Bangunan-bangunan yang dahulu merupakan Gereja, tak lagi digunakan. Tidak ada lagi yang pergi ke gereja seperti masa sebelum perubahan sosial besar-besaran terjadi. Juga, tak ada sekolah, hingga tak ada lagi perpustakaan.


There are no lawyers anymore, and the university is closed ~ The Handmaid's Tale


Semua buku sudah dihancurkan. Majalah-majalah dan buku merupakan barang yang sangat terlarang. Setiap tentara melakukan patroli ke setiap rumah demi mencegah tertinggalnya benda-benda yang bagi mereka terlarang. Tidak hanya itu, profesi-profesi yang dahulu merupakan pekerjaan yang paling hebat, sudah tak lagi berlaku.

Di depan dinding gereja, saat itu di Republic of Gilead, digunakan untuk mempertontonkan orang-orang (kebanyakan dari mereka adalah lelaki), yang memberontak. Hukuman mereka sudah pasti, dibunuh, ada yang kepalanya dipenggal, kemudian tubuh mereka akan dipertontonkan di depan umum unutk menakut-nakuti masyarakat lainnya agar tidak melanggar peraturan.

Strata sosial juga berubah tentunya, dimana pembagiannya terfokus pada wanita-wanita yang akan memenuhi porsi cerita dalam buku ini. Selain wanita, pembagian kedudukan juga dipengaruhi dari pekerjaan, apakah mereka Guardian, Eyes atau profesi lainnya yang tidak begitu menonjol dalam cerita di sini, kecuali sang Komandan dan Nick.


The Guardians aren't real soldiers. They're used for routine policing and other menial function, digging up the Commander's Wife's garden, for instance, and they're either stupid or older or disabled or very young, apart from the ones that are Eyes incognito ~ The Handmaid's Tale



Pembagian Kelas Sosial Wanita 



Kala pertama kali saya membaca cerita ini, sempat membingungkan memang, karena identitas di Republic of Gilead merupakan hal yang harus dirahasiakan. Bahkan, mereka hanya bisa diidentifikasi melalui tato yang berisi urutan angka. Ibaratnya seperti nomor induk kependudukan, namun sifatnya lebih rahasia. Digunakan untuk melihat rekam jejak medis bahkan untuk mencegah mereka kabur ke tempat lain.


We have learned to see the world in gasps ~ The Handmaid's Tale


Kehidupan yang sangat mengikat antara masyarakat dan peraturan, membuat tokoh utama, sang narator ini, sering berbincang dengan kepalanya sendiri. Terlebih, sebagai Handmaid, dia memang tidak dibolehkan untuk banyak berbincang dengan orang lain. Baiklah, seperti yang saya sebutkan tadi, sang narator adalah seorang Handmaid. Dan tokoh lainnya, yaitu perempuan dalam pembagian kelas sosial ini ditunjukkan pada warna pakaian mereka.

Handmaid merupakan wanita-wanita yang memiliki tugas untuk mengandung. Biasanya, rekam jejak mereka di masa lalu sudah tersimpan dengan rapi, yaitu mereka yang pernah mengandung atau memiliki anak di masa lalu. Warna pakaian para Handmaid ini adalah warna merah, mengenakan penutup kepala yang bisa menyembunyikan wajah mereka dari pandangan umum.

Aunts, yang memiliki peranan penting dan beberapa kali sering dikutip nasihatnya oleh sang narator, mengenakan pakaian berwarna Cokelat. Tugas mereka memang mendidik para Handsmaid tersebut. Kedudukan mereka tampak seperti guru atau tutor untuk para Handsmaid sebelum mereka mulai bekerja.



...dull green of the Marthas, some in the striped dresses, red and blue and green and cheap and skimpy, that mark the women of the poorer men. Econowives they're called ~ The Handmaid's Tale



Martha, pada awalnya saya mengira ini adalah nama orang, tapi ternyata merupakan sebutan bagi para wanita yang memiliki tugas untuk membersihkan rumah. Para Martha ini sudah dikondisikan untuk tidak bisa mengandung, juga tidak banyak dibolehkan keluar dari rumah. Warna pakaian mereka adalah hijau.

Istri Komandan, merupakan tingkatan tertinggi dari struktur sosial di kalangan perempuan ini. Warna pakaian mereka biru, menandakan mereka berada di kelas sosial paling atas. Tugasnya, tentu untuk mengatur rumah tangga, segala macam perintah dari Komandan akan langsung diarahkan oleh sang Istri Komandan. Satu-satunya tempat dimana mereka bisa berkuasa adalah di taman-taman yang mereka rawat, dimana ini juga menentukan seberapa tinggi status sosial mereka dari taman yang dirawat.


Many of the Wives have such gardens, it's something for them to order and maintain and care for ~ The Handmaid's Tale


Sebenarnya ada beberapa lagi kategori wanita seperti Anak-anak yang akan mengenakan pakaian putih, wanita-wanita yang menempati kasta terendah akan mengenakan pakaian warna-warni, para lesbian dan perempuan pekerja prostitusi dinamakan Jezebels, pakaian mereka mengenakan pakaian yang cenderung minim.

Dari tingkatan tersebut, Handmaid memang tampak memiliki banyak kemudahan, seperti dibolehkan berjalan-jalan keluar karena harus ke pasar. Dibolehkan masuk ke rumah melalui ruangan-ruangan yang mana saja, selama itu diizinkan. Dibolehkan untuk memilih bahan makanan yang ada.

Namun, semua wanita di atas, tidak dibolehkan untuk membaca. Sehingga setiap kali mereka berbelanja, mereka cukup menyerahkan gambar belanjaan mereka. Tidak ada wanita yang dibolehkan membaca apalagi menulis, itulah sebabnya buku dan majalah banyak dihancurkan.


...black, for the Commander, Blue, for the Commander's Wife, and the one assigned to me, whic is Red. ~ The Handmaid's Tale



Banyak Kata-kata Yang Dibungkam Dan Dilarang Untuk Disebutkan


Ketahuilah, selain pembakaran buku dan majalah, sampai tidak adanya kegiatan literasi seperti menulis apalagi membaca. Beberapa kata-kata yang dirasa akan membahayakan pun banyak dilarang. Seperti berdoa dan memiliki keyakinan, itu seolah sesuatu yang sangat menakutkan. Kata-kata yang mengandung keinginan untuk bebas, keinginan untuk merdeka dan banyak kata-kata lainnya yang dilarang.

it was best not to speak unless they asked you a direct question ~ The Handmaid's Tale


Pekerjaan Para Handmaid



Para wanita dalam kisah ini, hanya dibutuhkan secara fisik saja. Seperti para Handmaid yang dibutuhkan hanya untuk mengandung anak demi regenerasi yang sudah semakin sulit. Tentunya, prosesnya pun merupakan proses yang berbeda, para Handmaid ini dilarang merasakan kenikmatan kala berhubungan dengan sang Komandan.


Men are sex machines, said Aunt Lydia, and not much more. They only want one thing. You must learn to manipulate them, for your own good. ~ The Handmaid's Tale


Dilarang untuk melihat apalagi menatap sang Komandan. Mereka diwajibkan menatap atap rumah tanpa boleh beradu pandang. Tangan mereka akan dipegang erat oleh sang Istri Komandan. Betul, Istri Komandan harus selalu hadir dalam ritual Perayaan, demi mencegah terjadinya perselingkuhan dan segala hal yang dilanggar. Sang Istri Komandan memang hanya dibolehkan melihat prosesnya sambil memegang tangan si Handmaid ini agar tidak menyentuh sang Komandan.

Baiklah, pada bagian ini saya mengakui merasa kepala saya cenat-cenut. Bukan karena penggambaran bagaimana sang Komandan berhubungan dengan Handmaid, tapi tentang betapa menyakitkannya seorang istri harus menonton sang suami tengah berhubungan dengan wanita lain. Betul, itu adalah sebuah peraturan, dimana sebelum Ceremony tersebut dilakukan, harus melalui pembacaan kitab yang menyerukan tentang seorang istri menyerahkan suaminya untuk wanita lain (saya tidak tahu apakah ini benar adanya, karena demikian tertulis dalam novel ini).


Kissing is forbidden between us. This makes it bearable ~ The Handmaid's Tale


Jika Anda adalah tipe pembaca yang kurang menyukai adanya adegan-adegan seperti ini, perlu digaris-bawahi, bahwa buku ini sepertinya tidak cocok untuk Anda. Karena penuh dengan deskripsi tentang hubungan yang dipaksa akibat peraturan, sungguh menyeramkan buat saya.

Namun, sebuah cerita tentunya memuat kisah tentang pelanggaran peraturan, dimana hal ini merupakan bumbu sebelum terjadinya sesuatu yang lain. Hubungan antara Handmaid yang menjadi narator ini, dengan sang Komandan berlangsung lebih intim, dimana diawali dengan keinginan sang Komandan untuk merasakan ciuman.

Perlu diketahui, bahwa ciuman atau adegan bermesraan adalah hal yang sangat dilarang. Bahkan cinta pun dilarang bagi Offred, sehingga ini tidak memungkinkannya untuk merasakan jatuh cinta, meski dalam lubuk hatinya yang terdalam dia menginginkannya.

Pertemuan-pertemuan sembunyi yang dilakukan keduanya tak akan berhasil tanpa bantuan Nick. Seorang lelaki yang menjadi kepercayaan sang Komandan. Itu pun melalui tanda yang diberikan olehnya seusai mengantar sang Komandan dari bepergian. Pun harus dilihat kembali suasana di dalam rumah, apakah aman dari mata-mata Istri Komandan atau tidak.


Nolite Te Bastardes Carborundorum ~ The Handmaid's Tale


***

Penggunaan penutup kepala, sempat mengundang komentar seorang pengulas buku di Goodreads. Pasalnya selain mengenakan penuntup kepala, para perempuan dalam novel ini mengenakan baju yang lumayan panjang. Biasa disebut Long Dress bagi banyak penjual baju secara online (saya mengetahuinya dari mereka). Selain mengenakan pakaian yang panjang, mereka juga mengenakan sarung tangan (terutama para Handmaid yang mengenakan sarung tangan berwarna merah).

Beberapa simbol seperti bunga dan warna merah, memang menyiratkan tentang wanita yang identik dengan penampilan menarik, cantik dan menggoda. Namun, dalam hal ini justru peraturan tersebut menjadikan para wanita seolah mesin pencipta anak, dengan ditanamkan dalam pikiran mereka ....

Give me children, or else I die ~ The Handmaid's Tale


Saya tidak bisa mengatakan kalau buku ini bagus sekali, buku ini sangat direkomendasikan sekali, atau buku ini menggunggah hati. Tidak bisa mengatakan betapa saya tidak mampu berhenti saat membaca kata demi kata dan kalimat demi kalimat yang dirangkai dengan sangat indah. Belum lagi setiap hal yang membuat kita berpikir, ini semacam pemaksaan dalam hubungan seksual, sang narator pun memberikan pernyataan penguat tentang hal ini. Sehingga saya sebagai pembaca, benar-benar dituntut untuk membaca saja, bukan menjadi hakim apalagi dewan juri dalam sebuah persidangan.

Cerita dalam novel ini memang terinspirasi dari novel-novel klasik seperti 1984 dan Brave New World, sehingga Anda tidak perlu terkejut ketika mendapati sesuatu yang hampir sama dengan kedua sastra klasik tersebut. Tentunya, bukan berarti sama kemudian menjadi tulisan plagiat, tapi ide dan konsep masa depan dari sudut pandang Atwood ketika dunia sudah menjadi sangat gila, inilah kemungkinan yang dia tawarkan pada pembaca untuk mengantisipasi, siapa tahu salah satu dari karya tersebut menampilkan tanda-tandanya. [Ipeh Alena]

Postingan Terkait