Flat Shoes Oppa



Flat Shoes Oppa


Apakah jatuh cinta itu harus terjadi secara rumit? Apakah jatuh cinta itu harus terjadi secara istimewa? Apakah jatuh cinta itu harus terjadi melalui kejadian romantis? Ternyata jawabannya tidak. ~ Flat Shoes Oppa


Kau tahu? Hampir setiap gadis yang kutemui mengatakan nyaman jika kakinya berada dalam sepasang flat shoes. Tanpa perlu paksaan untuk bertahan pada hak tinggi. Melemaskan kaki sesukanya, melangkahkan kaki sekencangnya hingga kau bisa berlari. Dan mulai saat ini, injak flat-shoesmu, buatlah kakimu nyaman melangkah. Jangan pedulikan dia terinjak, terkotori, berdebu bahkan rusak. Karena flat shoes-mu adalah aku.

Aku mencintaimu. Ketika pertama kali melihatmu, aku benar-benar merasa bahwa aku mencintaimu. Aku selalu berharap bisa menjadi flat shoes untuk melindungi langkahmu, menyertai setiap langkahmu, mengetahui ketika kakimu berjinjit, senang bahkan ketika kakimu terjatuh dan sakit. Semakin aku mencintaimu, aku semakin takut. Aku takut ketika aku pergi, kau melangkah dengan kaki telanjang. Sesuatu yang tidak aku inginkan adalah... ketika langkahmu menyakiti dirimu sendiri karena aku yang sudah hilang.



Kartu Tanda Buku

Judul : Flat Shoes Oppa || Penulis : Citra Novy || Halaman : 218 || Terbit Tahun : 2015 || Penerbit : Grasindo Widiasarana Indonesia || LBABI : 1 || Rating : 2/5 || ISBN : 9786022519454


Flat Shoes Oppa



Novel Rasa Korea


Bukan rahasia lagi kalau sesuatu berbau-bau Korea di masa ini tengah banyak digandrungi. Entah itu drama, kosmetik sampai novel dengan latar Korea. Dilihat dari judulnya saja sudah bisa ditebak, kan? Flat Shoes Oppa, pasti berlatar negeri Korea. Dengan tokoh-tokoh dalam novel yang juga memiliki nama korea, kecuali Hyeon Mi yang merupakan tokoh sentral dimana dirinya blasteran Korea-Indonesia. Di sinilah, Citra ingin menyisipkan sedikit identitasnya sebagai orang Indonesia. Meski memang tidak begitu signifikan 'rasa Indonesia' nya.

Selain latar dan tokoh, di beberapa dialog antar tokoh juga disematkan percakapan dalam bahasa korea yang ringan. Semacam percakapan sehari-hari, seperti terima kasih, maaf, dsb. Saya rasa ini dibubuhkan oleh Citra untuk memperkuat kesan Korea dalam novel ini. Serta kebiasaan tokoh-tokohnya memakan mie asal Korea, ini juga dirasakan oleh saya sebagai adegan penguat kesan Korea-nya.


Flat Shoes Oppa



Flat Shoes dan Kalimat Quoteable


Pertemuan dua tokoh di dalam novel ini berada di sebuah toko sepatu. Meski si tokoh utama - perempuan - gemar memakai hak tinggi, serta gemar memukul pria dengan sepatunya. Namun, saya tidak mendapat porsi pemahaman tentang Flat Shoes ini. Maksud saya, kenapa tidak digali lagi peran penting si Cowo yang notabennya punya posisi penting di toko sepatu tersebut. Kenapa tidak disematkan seperti kaki yang seperti ini cocok dengan hak tinggi, atau kaki yang seperti itu bagus mengenakan flat shoes.

Atau hal lain terkait dunia sepatu, yang sebenarnya sangat banyak sekali informasi yang bisa disisipi di dalam novel. Apalagi ini juga masuk dalam dunia pemasaran, dimana biasanya drama korea juga memasukkan unsur informasi yang bagus untuk penontonnya, yang berkaitan dengan pekerjaan sang tokoh. Sayang sekali, bahkan apa yang dikerjakan tokoh utamanya saja kurang begitu jelas, hanya sekadar mengetik, mengumpulkan data. Selebihnya saya tidak paham, posisi pekerjaan tokoh utama.

Dalam beberapa buku yang berkaitan dengan menjadi penulis, disisipi banyak hal terutama Kitab Tokoh. Ini berisi segala macam detil tentang tokoh satu dengan yang lainnya. Secara mendetil, sehingga pembaca bisa menangkap imajinasi yang sejalan dengan penulis. Setidaknya ini mempermudah dalam menggali lagi apa dan kenapa si Tokoh A melakukan hal tersebut? Apa pekerjaannya? Apa yang dia sukai dan tidak dia sukai?

Apalagi dalam novel ini, sudah cukup bagus karena menyisipkan banyak kalimat yang Quoteable. Apa manfaat kalimat Quoteable? Bagi sebagian bookstagram tentunya ini penting, untuk dibagikan di akun Instagramnya. Sehingga ini menjadi kelebihan dalam novel Flat Shoes Oppa. Kalimat-kalimat yang cocok untuk dikutip bisa mempermudah penerbit untuk memasarkan dan mengenalkan buku ini juga.


Flat Shoes Oppa


Pengemasan Cerita Novel Flat Shoes Oppa


Bagi saya ini memang novel yang ringan, tidak begitu sulit untuk diselesaikan. Dengan menulis cerita cinta dengan tema yang sudah sering kita dapati. Bahkan melalui blurbnya saja, bisa kita tahu kalau endingnya akan berakhir sedih. Kisah cinta yang tidak selalu berakhir bersama-sama, seperti itulah. Tapi, yang membuat saya merasa kecewa adalah pertemuan kedua tokohnya ini, benar-benar terlalu biasa. Tidak ada yang istimewa dari sekadar pertemuan tanpa sengaja antara perempuan mabuk yang putus cinta dengan lelaki yang ingin diberi kesan dingin tanpa pernah merasakan putus cinta.

Padahal kalau digali lagi, diperbanyak lagi adegan si Kyuhyun ini yang datar karena belum merasakan putus cinta atau terlalu cinta pada seseorang. Ini bisa mengikat emosi pembaca sehingga alasan demi alasan kenapa dia menolak untuk menjadi flat shoes Hyeon Mi selamanya. Sampai alasan si Kyuhyun ngejodohin Hyeon Mi, tentunya akan menemukan landasan yang bisa diterima oleh pembaca.

Sayangnya, justru kesan alasan si Kyuhyun ini dirahasiakan terlalu memaksa. Seolah-olah ingin memberi kejutan bagi pembaca, namun justru saya tidak menemukan kejutan tersebut karena sudah tahu endingnya akan seperti apa. Sungguh sangat di sayangkan, pasalnya kelebihan lain yang dimiliki novel ini adalah kekuatan alur cerita yang baik. Tidak berantakan apalagi terlalu banyak mendesak-desakkan hal lain hanya demi memperkaya isi novelnya.

Sesuai memang jika ingin dinilai sebagai novel yang ringan dan ringkas dalam segi cerita. Tidak terlalu banyak adegan yang tidak penting. Tapi, dengan kekuatan alur yang baik, ada baiknya pula diikuti dengan penokohan yang kuat, dimana dibuatlah karakter setiap tokoh yang benar-benar identik dan kuat. Kemudian, buat pula landasan alasan atau motivasi setiap tokoh dalam memutuskan atau melakukan sesuatu. Sehingga ini bisa mudah diterima oleh pembaca dan lebih mudah menyembunyikan tujuan penulis, misalnya, untuk memberi kejutan di akhir.

Apalagi persahabatan Hyeon Mi ini kurang digali juga. Seperti contoh misalnya, dalam drama Goblin, dimana antara Goblin dan si Malaikat maut ini dibuat kesan seperti musuhan, tapi mereka memilik jalan percintaan, masa lalu dan banyak kesamaan yang membuat mereka membagi beban kehidupan bersama. Meski sering juga mereka bertengkar. Ini yang saya maksud, penggalian dari kedekatan atau persahabatan antara satu tokoh dengan tokoh lainnya.

Terus, ketika awalnya Hyeon Mi bertemu lagi dengan Kyuhyun, saya berharap Hyeon Mi masih memiliki perasaan dengan si mantan. Tapi, faktanya justru saya sudah bisa merasa kalau Hyeon Mi ini kurang sekali terasa 'putus asa' dari putus cinta. Padahal kalau mau, bisa juga menggali lagi, bagaimana Hyeon Mi ini sering teringat masa-masa berdua dengan si mantan, seperti kilas balik ketika melihat orang lain berduaan. Intinya, tunjukkan kalau Hyeon Mi ini benar-benar sedih akibat putus cintanya, Show don't tell. Karena, kalau sekadar ditulis, eh si Hyeon Mi sedih banget abis putus cinta, namun pada akhirnya yang muncul justru perasaan dia sudah move on, ambyar sudah keterikatan pembaca dengan bacaannya.

Saya yakin Citra Novy dapat menghasilkan karya yang lebih baik dari ini. Apalagi dia sudah menunjukkannya dari dua poin yang sudah saya sebutkan di atas, penggunaan kalimat-kalimat yang quoteable. Dimana ini memang daya tarik bagi banyak pembaca buku yang mencari novel ringan namun berisi kalimat yang bisa dibagikan di Instagramnya. Serta pengemasan alur yang baik, ini saja sudah modal bagi penulis untuk bisa menggali lagi kemampuan menulisnya.



Kesimpulan


Bagi kalian yang suka dengan novel-novel dengan rasa Korea dan ringan temanya. Serta dengan kadar kesedihan yang secukupnya, mungkin novel Flat Shoes Oppa ini cocok untuk kalian. Dan, untuk penulisnya, semoga tulisan saya ini berkenan. Memang perihal kekuatan cerita yang meliputi : alur, penokohan, setting ini merupakan PR bagi banyak penulis, tapi sebagai pembaca saya juga berusaha menuliskan apa-apa yang saya rasakan kurang dari karyanya. Setidaknya dengan harapan bisa membantu untuk memperbaiki hasil karyanya di lain kesempatan.

Postingan Terkait