Review Buku Autobiografi Educated

book review


Educated merupakan buku memoir yang ditulis oleh Tara Westover tentang masa kecilnya bersama keluarganya. Sebuah buku yang menumbuhkan harapan bahwa kita bisa keluar dari lingkungan kurang baik meskipun harus melalui proses yang panjang. 

Karena ditulis berdasarkan kisah nyata dan dikemas dengan narasi yang menarik, membuat pembaca bisa merasakan kebingungan, ketakutan, rasa penasaran hingga semua hal yang berkecamuk dalam pikiran Tara. Sehingga buku ini mampu membangkitkan rasa kesal dan merasakan juga ketidak-adilan yang Tara alami.

Buku ini pun menjadi bukti nyata bahwa pola asuh dan lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan masa depan anak-anak. Juga sebagai penguat bahwa seseorang mampu dan bisa keluar dari lingkungan yang tidak baik asalkan diawali dari keinginan untuk melangkah keluar sampai kegigihan untuk bertahan serta memperjuangkannya.

Untuk bacaan rekomendasi terkait parenting bisa baca buku The Book You Wish Your Parents had Read.


Kartu Tanda Buku

Judul : Educated

Penulis : Tara Westover

Halaman : 499

Bahasa : Indonesia Terjemahan

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Format : Digital Ipusnas

ISBN : 9786020650364


Overview Buku Memoar Educated Karya Tara Westover

Alasan yang paling menguatkanku untuk menyelesaikan buku ini pada awalnya adalah adanya gesekan kontroversi yang muncul justru dari keluarga Westover. Diawali dari penemuan sebuah review yang menyematkan opini Tyler Westover terkait buku yang ditulis oleh adiknya, Tara Westover, di Amazon.

"Good message, although some supporting information isn't fully accurate” 

- Tyler W. by Amazon Customer on February 26, 2018

Selain opini ini, ada juga yang membuatku semakin bertambah penasaran. Yaitu kehadiran buku berjudul sedikit nyerempet ‘Educating’ yang terbit saat pandemi. Ibunya Tara yang menulis buku tersebut dan isinya tentang seberapa baik pola homeschooling yang ia terapkan dalam keluarganya.

Saat aku mulai membaca beberapa bab awal, aku juga menemukan ada sedikit catatan kaki terkait cerita yang diingat Tara dengan versi kakak-kakaknya. Faktanya, meskipun ia sering berkomunikasi dengan keluarganya, hanya Tyler yang masih terhubung dengan internet dan Richard yang katanya mulai meninggalkan teknologi dan memutus sambungan telepon di rumahnya.

Catatan tersebut yang membuatku semakin penasaran. Seperti apa sih, prinsip keluarga Westover? Apa saja yang membuat buku memoar ini pada akhirnya mendatangkan pro dan kontra?


Prinsip Keluarga Westover


book educated


Menyelesaikan buku ini cukup membuatku agak kewalahan karena sepertinya semua hal ingin sekali aku ungkap. Sebab, terlalu banyak yang menggelitik sehingga agak kesulitan untuk memilah mana yang penting dan tidak terlalu penting.

Namun, di luar dari kemampuanku memilah hal yang ingin dibahas dan tidak, ada beberapa prinsip yang menurutku aneh juga sangat keras diterapkan dalam rumah tangga Westover yaitu : 


  • Pak Gene tidak mengizinkan anaknya menuntut ilmu yang di luar dari pendidikan yang ia berikan di rumah
  • Pekerjaan yang baik adalah pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan pemerintah
  • Tidak membutuhkan aturan dunia seperti keselamatan berkendara, keselamatan saat bekerja bahkan pengobatan rumah sakit
  • Tidak boleh mempercayai pemerintah, karena inilah anak-anak Westover tidak mendapat pendidikan di sekolah dan empat anaknya tidak memiliki akta lahir
  • Bahkan melarang keras teknologi masuk ke dalam rumahnya


Dari buku ini, aku melihat ada banyak ketakutan dalam pikiran pak Gene yang kemudian ia tularkan pada keluarganya. Parahnya lagi, setiap anggota keluarganya harus meyakini apapun yang ia takut-kan sehingga menjadi semacam peraturan yang wajib.

Dan dari cerita yang Tara tulis, aku juga sedikit menemukan alasan mengapa pak Gene membenci pemerintah. Salah satunya dari cerita yang selalu ia bagikan tentang keluarga Weavers. Yang kejadian aslinya justru berbeda dari apa yang dikisahkan oleh pak Gene pada istri dan anak-anaknya.

Pemikiranku mengenai keanehan dalam ketakutannya yang berlebihan ini pun disajikan oleh Tara di halaman 50 versi buku terjemahan. Pak Gene berkata “Dokter dan Pil, itulah dewa mereka dan mereka melacurkan diri padanya.” 

Dari pernyataan tersebut, tampak gambaran bahwa keyakinan itu yang juga membuat Pak Gene sangat anti dengan pengobatan medis selain herbal. Sebab menurutnya herbal adalah pengobatan yang sesungguhnya karena berasal dari alam.

Bahkan, dalam perseteruannya dengan Ibunya di halaman selanjutnya 51, pak Gene mengatakan, “Kau secara sadar sudah menjadi peserta di dalam rencana setan.”


Alasan lainnya mengapa ia sangat anti dengan pendidikan formal tertuang di halaman 63 saat Tyler meminta izin agar diperbolehkan untuk sekolah ke perguruan tinggi. Pak Gene mengatakan beberapa hal : 


“Seorang laki-laki tidak bisa mencari nafkah dari buku-buku dan secarik kertas. Kau akan menjadi kepala keluarga. Bagaimana kau bisa menafkahi istri dan anak-anakmu dengan buku?”

“Seorang anak laki-lakiku berdiri mengantre untuk dicuci otaknya oleh para sosialis dan mata-mata illuminati…”

“Kau kira illuminati tidak menyusupi gereja?”

Sejujurnya, semakin mengikuti cerita pengalaman kehidupan Tara. Dan bagaimana sosok pak Gene dalam ingatan Tara, cukup lucu dan semakin membuatku menggelengkan kepala.

Tapi, pola pikir seperti Pak Gene ini juga ada di beberapa keluarga sekitarku. Salah satunya yang cukup anti dengan imunisasi. Banyak yang berpikir bahwa imunisasi merupakan propaganda pemerintah untuk mengendalikan manusia sehingga tidak bisa bebas menjadi manusia sejati.

Mungkin karena ini juga ya, banyak orang yang sedikit terasa relate dan tidak sedikit juga yang melongo karena bisa jadi ini adalah pengalaman pertama bagi mereka.



Adanya Budaya Patriarki yang Kental



book quotes


Mengacu pada pengertian istilah patriarki dalam KBBI, yaitu perilaku mengutamakan laki-laki daripada perempuan dalam masyarakat atau kelompok sosial tertentu

Keluarga Westover terutama pak Gene sendiri memang menampilkan perilaku ini. Seperti dari awal ia menentukan profesi yang harus dijalani sang istri untuk menjadi bidan. 

Bahkan, perintahnya seolah hampir setara dengan perintah tuhan. Dimana ia banyak menolak dan mengancam dalam perilakunya pada istri dan anak-anaknya. 

Tampak juga saat anak lelakinya ingin mengambil beberapa kursus yang berkaitan dengan pemerintahan. Meski sempat berpikir dan mempertimbangkannya, ia tetap akhirnya menyetujui.

Perilaku ini berbeda dibanding dengan Tara yang sempat mengajukan diri ingin sekolah, membuat akte hingga melanjutkan ke bangku kuliah. Saat Tara masuk ke universitas Cambridge pun Pak Gene tetap bersikukuh untuk mengembalikan Tara menjadi anak versi yang diinginkannya.

Sedihnya lagi, karena sudah berada dalam lingkungan seperti ini membuat Ibunya Tara akhirnya mengikuti arus keluarga Westover. Ia bahkan membela Shawn yang melakukan kekerasan pada Tara.

Jangan ditanya bagaimana sikap Pak Gene. Ia memang sesekali menampakkan sikap ingin berlaku adil pada perilaku Shawn. Tapi, nyatanya justru berbalik lagi dan membela Shawn karena anak lelakinya ini juga mengikuti ajaran yang ia tanamkan dalam keluarga.


Banyak Kecelakaan dan Kekerasan


Bisa dibilang buku ini memiliki banyak trigger warning. Salah satunya kekerasan, pelecehan dan banyak kecelakaan akibat pengabaian akan keselamatan bekerja.

Sejujurnya, aku merasa ngilu saat menjelajah kehidupan Tara. Betapa banyak kejadian tak terduga yang membuat mereka celaka saat membantu Pak Gene bekerja di gudang rongsok dan di tempat proyek.

Sebut saja saat Shawn mengalami gegar otak dan tampak seperti hampir mati. Yang dilakukan Pak Gene hanya memastikan bahwa obat herbal istrinya diberikan. Meski banyak harapan untuk membawa Shawn ke rumah sakit, sayangnya tidak diwujudkan pada Pak Gene.

Masih berkaitan dengan Shawn, ia bahkan pernah meninju Tara sampai babak belur. Tak hanya itu, ia pernah membuka baju Tara dan memamerkannya di depan umum sebagai ancaman bahwa Tara bagai pelacur jika bersikap menentang dari ajaran Westover.

Setiap adegan Tara dan Shawn ini membuatku cukup berdebar. Bayangkan saja, babak belur dihajar kemudian harus memaafkan. Tak hanya itu, Tara juga harus melihat Shawn melakukan kekerasan juga pada istrinya, menyakitkan sekali.

Kecelakaan selanjutnya terjadi pada Luke yang membuatnya hampir terbakar penuh. Namun, kejadian ini sempat mendapat sedikit revisi dan ada beberapa adegan yang berbeda dari ingatan Luke maupun Tyler.

Bukan hanya itu, Tara juga sempat mendapat luka di kakinya. Saat besi menembus kaki dan ia benar-benar merasa ketakutan sebab Pak Gene tidak banyak menolong dan hanya memberi nasihat saja.

Terakhir yang paling parah adalah saat pak Gene mengalami kecelakaan yang bahkan membuat tubuhnya terbakar. Di sinilah adanya perubahan pada diri pak Gene dan tampak adanya pergeseran dominasi antara pak Gene dan istrinya.

Meski dalam buku ini tidak begitu nampak banyak dominasi Ibunya Tara. Tapi, tampak saat wawancara peluncuran buku Educating yang digambarkan bahwa pak Gene tidak bisa banyak memberi jawaban dan menyerahkan semuanya pada sang Ibu.



Kutipan Dari Buku Autobiografi Educated


“Kita bisa menyebut pembentukan kepribadian ini dengan banyak istilah. Transformasi. Metamorfosis. Kepalsuan. Pengkhianatan. Aku menyebutkan pendidikan.” - Hal 490


“Di luar sana ada sebuah dunia, Tara. Dan dunia itu akan sangat berbeda setelah Ayah tidak lagi membisikkan pandangan tentang dunianya di telingamu.” - Hal 181


“Lebih baik jatuh dari ketinggian daripada berharap Ayah akan menyelamatkanku. Sepanjang hidupku, naluri-naluri itulah yang telah mengajariku – mungkin akan lebih baik jika kau hanya mengandalkan dirimu sendiri.” - Hal 153



Usai Membaca Buku Educating


Rasanya ingin merekomendasikan juga buku memoar atau autobiografi yang juga sama asiknya diselami yaitu What I Talk About When I Talk About Running karya Haruki Murakami dan Totto Chan karya Tetsuko Kuroyanagi.

Untuk Totto Chan, selain sama-sama buku autobiografi juga memiliki tema yang sama berkaitan dengan pendidikan. Keduanya juga sama-sama dikemas dengan gaya menulis yang menyenangkan untuk diikuti.

Perasaan saat mencapai bab terakhir dan halaman terakhir pengalaman Tara. Menjadi lebih tersadar bahwa untuk lepas dari lingkungan yang cukup toxic memang tidak mudah. Demikian yang dilakukan dan diperjuangkan oleh Tara.

Bahkan, tidak jarang mendatangkan keraguan apakah yang dilakukan ini memang benar-benar sebuah kebenaran atau sebuah kesalahan? Sebab, pemahaman yang menyimpang ini cukup kuat tertanam dan mengakar bahkan menjadi kebiasaan. Sehingga, wajar untuk melepaskannya membutuhkan bantuan tenaga ahli seperti psikolog maupun psikiater.

Mengingatkanku pada kisah fiksi di novel Kemi. Dimana brainwash yang sudah mengakar akan membuat mereka yang ingin lepas dari lingkaran tersebut, mengalami kesulitan.

Selain keraguan juga bisa membuat trauma yang cukup dalam. Itulah kenapa aku cukup mendukung saat Tara memutuskan untuk meminta bantuan pada profesional. Apalagi ia pernah mengalami mimpi yang sangat buruk hingga ia tak sadar tidur sambil berjalan.

Membaca buku ini mungkin bisa mendatangkan efek trigger terhadap trauma yang pernah dialami pembaca. Tapi, jika trauma tersebut belum sembuh dan mungkin sedang atau masih berada dalam lingkungan buruk. Mungkin bisa mencoba menguatkan diri dengan meminta bantuan pada profesional.

Efek dari membaca buku ini memang tidak main-main. Aku mengalami hangover beberapa hari dan mencari bacaan lain yang bisa membuatku sedikit rileks. Ditambah kekerasan dan drama yang masih kental dalam keluarga Westover ini cukup dominan. Sebagai pembaca aku jadi tidak memiliki pilihan lain selain, just enjoy it. Take the good from it and forget the worst part of it.

Sayangnya memang tidak semudah itu, sih. Tak mengapa sebab memang buku ini cukup berisi banyak hal yang sebenarnya bermanfaat terkait seberapa penting pendidikan itu.

Mengingatkanku juga pada podcast di kanal YT milik pak Gita Wirjawan yang membahas mengenai hubungan kemiskinan dengan pendidikan. Cukup mind blowing dan lumayan menambah wawasan untukku.

Teman-teman pembaca yang penasaran dengan buku ini, aku membacanya melalui aplikasi IPUSNAS. Dan tersedia juga bagi yang berlangganan Gramedia Digital

Pastikan memiliki mental yang kuat sebelum membaca buku ini. Sebab, beberapa kekerasan yang terjadi cukup mengaduk-aduk emosi.


Bacaan Ipeh

Reader who love to read as much as she can. Almost of them are ebooks from legal applications. But, I do love books as well. Because, for me it doesn't matter which formats as long as I could enjoy it. Wheter it is audiobooks, ebooks or the real books.

Posting Komentar

Terima kasih sudah meninggalkan komentar. Mohon gunakan kalimat yang sopan. Link hidup akan otomatis dihapus.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak