#BookReview Vertikalitas Otak dan Tingkat Humanitas Manusia
Vertikalitas Otak dan Tingkat Humanitas Manusia membahas mengenai dasar pemikiran manusia. Bagaimana manusia berpikir serta eksistensinya dalam kehidupan.
Dimulai dari pertanyaan paling mendasar yang sering dijadikan pembahasan dasar pengenalan manusia dalam ilmu filsafat. Siapakah diri kita ini? Dibahas oleh pak Porat Antonius melalui aspek cara manusia berpikir.
Cogito ergo sum, yang sangat terkenal dan diutarakan oleh seorang fisuf ternama bernama Descartes. Mengawali pembahasan dalam buku ini.
Di blog kang Sepwal juga dibahas mengenai Perbedaan Cara Kerja Otak Manusia yang dibagi menjadi otak kanan dan otak kiri. Pada buku ini, juga dibahas mengenai pengelompokan kecerdasan berdasarkan dominasi kinerja aktif otak.
Kartu Tanda Buku
Judul : Vertikalitas Otak dan Tingkat Humanitas Manusia
Penulis : Porat Antonius
Halaman : 277
Bahasa : Indonesia
Format : Ebook Gramedia Digital
Diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 9786020618111
Manusia Dan Otaknya
Manusia digenapi otak yang cerdas untuk menggenapi kekurangannya ~ hal 12
Buku ini membahas mengenai apa dan siapa diri kita melalui pengenalan cara kerja otak. Dari mana kecerdasan manusia itu muncul. Sampai bagaimana proses manusia berpikir.
Porat tidak menyampaikan penjelasan mengenai proses manusia berpikir secara ilmiah dengan menggunakan bahasa yang sulit. Dia menyampaikannya dengan pemilihan bahasa sederhana.
Bahkan, dalam pembahasan kecerdasan, Porat menyediakan semua tipe - tipe kecerdasan yang sering dilemparkan di ruang publik. Akan dibahas nanti dalam ulasan ini.
Pembahasan pada buku ini meliputi pengenalan manusia berdasarkan Struktur otak, Peringkat humanitas manusia, Kecerdasan manusia dan Hakikat manusia secara umum.
Di sini, Porat banyak menyinggung mengenai atribut manusia sebagai Homo Deus. Jika ingin menggali lebih dalam, bisa membaca buku karya Yuval Noah Harari.
Homo Deus sendiri merupakan kemampuan manusia untuk mencipta. Sehingga mereka hampir menyerupai pencipta mereka. Dalam buku ini, tidak begitu dijelaskan dengan detil mengenai panggilan manusia ini.
Dalam buku karya Yuval, dia memandang ke masa depan yang sudah diawali dari masa kini. Mengenai temuan teknologi yang dibuat manusia menyerupai manusia juga. Sebut saja robot seperti manusia. Dari sinilah posisi manusia ini disebut ingin menyerupai sang pencipta.
Posisi manusia yang ingin menyerupai sang penciptanya ini termasuk dalam posisi humanitas dalam kehidupan.
Hakikat Manusia Berdasarkan Atributnya
Pada bab ini dibahas mengenai manusia ini apa dan siapa berdasarkan julukan yang ditujukan padanya.
Apa saja atribut atau julukan tersebut?
Homo Sapiens : makhluk yang memiliki kecerdasan
Homo Socius : makhluk yang membutuhkan makhluk lain atau sosial
Homo Religius : makhluk yang percaya pada keberadaan Zat lain di alam ini
Homo Faber : makhluk yang berkarya atau memiliki kemampuan untuk menghasilkan sesuatu
Homo Economicus : makhluk yang memiliki kemampuan mengatur atau mengendalikan lingkungannya
Homo Narrans : makhluk pencerita
Homo Homini Lupus : makhluk yang bisa menjadi serigala atau mampu menyerang atau mengalahkan sesamanya. Dalam hal ini seperti kompetisi, lomba, dll.
Homo Deus : makhluk yang meniru sifat Tuhan sebagai pencipta
Dari julukan inilah, kita belajar mengenal siapa diri kita. Apa dan bagaimana sifat dasar manusia berdasarkan ciri atributnya.
Namun, yang menjadi pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya ini bersumber pada kemampuan manusia berpikir. Atau kecerdasan dari manusia itu sendiri.
Otak Adalah Medan Fisiologis Kecerdasan
Kecerdasan merupakan hasil reaksi kimia biologis yang terjadi pada otak manusia. Susunan kompleks yang ada pada otak manusia menjadikan manusia mampu memiliki beragam kecerdasan.
Kecerdasan Rasional yang berasal dari neurokortex. Bagian inilah yang menjadi pembeda antara otak manusia dengan makhluk lain. Karena, pada bagian ini manusia mampu berpikir, menganalisa dan menafsirkan sesuatu (penjelasan hal 14).
Kecerdasan Ganda terdiri dari kemampuan manusia dalam verbal, mathematical logic, visual spatial, musical rhythm, body kinestetic, interpersonal dan intrapersonal.
Sementara Kecerdasan Emosional terbentuk dari self awareness, social awareness dan social management.
Berbeda dengan kecerdasan emosional, Kecerdasan Sosial ini meliputi empati, mendengarkan tanpa menilai, ketepatan berempati, serta pemahaman sosial.
Ada dua kecerdasan yang dalam pemahaman saya tidak berbeda. Yaitu Kecerdasan Spiritual yang menunjukan kemampuan manusia dalam berhubungan dengan penciptanya. Serta Kecerdasan Beriman yang masih baru bisa dikembangkan secara personal atau kelompok terbatas.
Kalau boleh mengira, mungkin Kecerdasan Spiritual ini kemampuan manusia dalam menjalankan kehidupan yang relijius. Sementara Kecerdasan Beriman ini lebih mendalam lagi, seperti kemampuan manusia menjalankan cinta platonic pada Tuhannya.
Itu hanya interpretasi saya yang masih sangat minim sekali.
Ada 7 bagian otak yang aktif berfungsi pada Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Beriman. Meliputi :
- Occipital Parietal Circuits
- Parietal Frontal Circuits
- Frontal Lobe
- Thalamus
- Amygdala
- Striatum
- Anterior Cingulate
Untuk penjelasan mengenai lokasi bagian sampai fungsi dan detil lainnya. Bisa dicek melalui mesin pencarian.
Kesimpulan Pembahasan
Otak manusia merupakan aspek fisiologis kecerdasan manusia. Sesuai fungsinya, manusia bisa cerdas secara utuh apabila memaksimalkan fungsi otaknya secara menyeluruh.
Secara vertikal, otak manusia terbagi atas empat sentra dengan fungsi yang mendukung kecerdasan yang berbeda.
Namun, selain terdiri dari otak, manusia juga dianugerahi jiwa yang unik dan spesial. Keberadaan jiwa ini semestinya manusia mampu menyadari akan peran otak dan cara hidupnya yang berhubungan dengan kebaikan.
Tapi, dari sudut fisiologis, manusia juga tak dapat leluasa mengembangkan kemampuannya di luar dari potensi maksimal fungsi otak dan konstruksinya. Maksudnya begini, otak manusia yang tidak dirancang cerdas dalam bidang matematika tidak bisa dipaksakan seperti otak manusia yang cerdas dalam bidang tersebut.
Dari sinilah kita bisa memahami, mengapa ada perbedaan kecerdasan manusia dalam bidang yang berbeda.
Penutup
Membaca buku ini membutuhkan buku dan pulpen untuk mencatat penjelasan mengenai otak dan kecerdasan manusia.
Ada beberapa kalimat penekanan yang diulang mengenai hubungan otak dengan kecerdasan manusia.
Dari buku ini pula kita juga paham, bahwa ketika manusia tidak memaksimalkan fungsi otaknya, maka kecerdasan yang mampu ia miliki akan tumpul dan terbengkalai.
Buat yang ingin menambah pemahaman mengenai kinerja dan bagian otak, silakan membaca buku ini. Meski, tentunya perlu disaring kembali mengenai hal-hal yang dipaparkan di sini. Untuk didiskusikan atau dicari kembali penjelasan lainnya yang lebih ilmiah.
Q : kalau pembaca, kira-kira lebih dominan otak kiri atau otak kanan?