Ulasan Buku Wind-Pinball Karya Haruki Murakami


Hear the wind sing merupakan novela yang pertama kali ditulis oleh Murakami. Ini dibuktikan olehnya dari tulisan pembuka berjudul The Birth of My Kitchen-Table Fiction. Ia mengakui bahwa dirinya tak begitu mahir dalam berbahasa Inggris. Namun, dia tak surut jua untuk menulis dengan langsung menggunakan bahasa inggris sesuai kemampuannya. Yang tidak bertele-tele dan tepat sasaran. Inilah yang justru menjadi sisi lebih dari karyanya yang terkesan to the point.

***

Kartu Tanda Buku


Judul : Wind/Pinball
Penulis : Haruki Murakami
Halaman : 336
Bahasa : Inggris
Format : Hardcover (@hestekbuku)
Diterbitkan oleh Vintage Publisher
ISBN :  9780099590392

***


Mendapati pernyataan tersebut sontak membuat saya kembali bersemangat untuk menulis dengan bahasa Inggris. Tak peduli meski saat itu kosa kata atau tulisan saya masih terlalu buruk. Toh, masih ada waktu untuk terus mempelajarinya hingga kemahiran saya naik kelas.

Di novela ini, kisahnya terbagi menjadi beberapa bagian. Bagian tentang kehidupan si tokoh utama, yang hebatnya saya bahkan tak menyadari bahwa dia tak bernama, semua berisi tentang kehidupannya. Terkadang membahas tentang mantan pacarnya. Kemudian berkisah tentang perempuan berjari sembilan. Terkadang pula kisahnya bersama seorang lelaki kaya yang dipanggil olehnya Rats. Juga, ada selingan penyiar radio yang pernah menelponnya dan bertanya mengenai California Girl.

Hear The Wind Sing


Lelaki itu, dia pernah mengakui bahwa ada satu bagian dalam hidupnya, sebuah kejadian, yang membuatnya tak pernah bermimpi. Ini membawa saya pada rasa penasaran yang tinggi tentang apa dan bagaimana semua bermula. Meski kemudian, tampaknya saya tak perlu berekspektasi tinggi.

Kemudian, dia juga berkisah tentang perjalanannya bertemu dengan Rats, berkisah tentang banyak hal. Hingga suatu masa, Rats menanyakan padanya apakah Ia pernah berbohong? Sementara itu, hal tersebut membawanya pada masa-masa lampau dimana dia pernah berbohong, meski saya tak yakin di sisi manakah kebohongan tersebut, ketika dia ditanya oleh seorang gadis tentang perasaannya dan masa depan. Lebih tepatnya, bagian mana dia berbohong? Apakah bagian dia mencintai cewek itu? Atau bagian dia mau menikah dengannya?

Pada halaman 118, si lelaki ini menyatakan bahwa dia memiliki ketidak-mampuan untuk menunjukkan apa yang saat itu dia katakan, rasakan atau pikirkan. Minimal setengah dari apa yang ada di dalam dirinya. Dirinya mempertanyakan, apakah ada yang salah menjadi sosok yang demikian?

Baiklah, usai membaca ulang kutipannya, saya jadi berpikir lagi. Benar saja, sepanjang saya membaca novela Hear The Wind Sing ini, saya merasakan kehidupan si tokoh ini cenderung flat aka datar. Namun, tampak seperti masih ada rahasia yang belum diungkap. Rahasia yang membuat saya berpikir apakah sudah disematkan dalam bentuk simbol di bagian lain?

Dan, sebelum saya lupa, ada bagian dalam kisah ini ketika si tokoh utama mempertanyakan alasan, "kenapa seseorang memilih bunuh diri?" Dari pertanyaan ini, si lelaki yang tampak datar hidupnya, tampak dingin dan seperti biksu suci pun mencari kemungkinan-kemungkinan untuk jawaban yang cukup logis. Iya, si lelaki ini tidak banyak berkomentar, tapi mampu memberi jawaban yang sering diharapkan oleh si pemberi pertanyaan. Seolah, dalam hidupnya dia adalah tumpukan kebohongan. Meski, seperti dibahas di atas, dia mengakui pernah sekali saja berbohong.

Bagian lain yang sebenarnya cukup membuat saya berpikir adalah ketika lelaki ini memberikan alasan kalau dia harus menyemir sepatu Bapaknya. Nah, sementara itu, saya tidak tahu kenapa dia berkata begitu padahal di bagian lain itu terjadi saat dia belum pindah dan masih remaja. Apakah dia sebenarnya berbohong?

Kalau kamu berpikir akan mendapati seorang tokoh yang mampu mendengar nyanyian angin. Tampaknya, kamu terlalu menyederhanakannya. Karena, bagi saya, maksud dari judul ini seperti seseorang yang tengah mendengarkan suara angin dari bibir pantai sementara dalam kepalanya berisi kilasan-kilasan kehidupan yang masih mampu dikenang. Pemikiran-pemikiran yang lewat akibat dari suasana dan situasi yang mendukung.

Pada akhirnya, saya mendapati bahwa kehidupan si tokoh ini, seperti cerminan akan kehidupan si penulisnya dalam kadar yang saya bahkan tak mengetahuinya. Karena, ini adalah pemahaman saya yang masih miskin dalam menelaah karya yang ditulis oleh Murakami.

***


Pinball


Pinball adalah novela kedua yang digabungkan dalam satu buku bersama Hear the Wind Sing. Tapi, kalau ditelisik kembali, ada sedikit kaitannya dengan tokoh yang ada di novela sebelumnya. Di sini, yang diceritakan adalah si The Rats. Sosok yang juga tayang di novela Hear the Wind Sing yang merupakan orang kaya.

Waktu membaca novela ini, saya sempat kebingungan. Pasalnya, banyak hal tak terduga yang membuat saya bertanya-tanya namun tak kunjung mendapat jawabannya. Belum lagi, bagian antara kisah The Rats sama si tokoh Aku, yang sampai halaman terakhir enggak saya tahu siapa namanya. Nah, bagian ini cukup membingungkan kalau tidak dibaca secara seksama. Jadi, pastikan kalian berkonsentrasi dan fokus serta menikmati saat baca dua novela ini.

Di Novel ini, kita akan dikenalkan sama tokoh Aku yang merupakan penerjemah sekaligus editor dan terkadang menulis di sebuah penerbit. Dia tinggal di apartemen dimana suatu ketika dia terkejut saat terbangun dari tidur, di sebelah kanan dan kirinya ikutan tidur dua gadis kembar identik. Oke, sampai di sini, kalau kalian merasa jengah dengan penggambaran tentang gadis atau wanita yang sedikit vulgar, sebaiknya jangan baca ini.

Kenapa? Karena, beberapa karya Murakami yang saya baca seperti Kafka on the shore, Colorless Tsukuru sampai dua novela ini senantiasa memuat penggambaran tokohnya yang dalam kepalanya memuat deskripsi mengenai sosok perempuan dari sudut pandang lelaki. Dari atas sampai bawah. Apa yang disukai dan tidak disukai oleh si lelaki tersebut.

***
Membaca buku seperti ini, memang membuat saya tampak semakin bodoh saja. Menjadikan saya harus paham bahwa otak saya kosong melompong sehingga ketika diisi dengan cerita dari dua novela ini, otomatis langsung terasa penuh.
Tapi, anehnya, ada rasa yang tertinggal, rasa yang tampak ganjil menyelimuti hati dan pikiran saya sehingga kisah dalam buku ini tak cepat luput dari ingatan.

Postingan Terkait