Ulasan Buku Corat-coret Di Toilet Karya Eka Kurniawan


Baru kali ini saya membaca sebuah karya tulis dari Eka Kurniawan berjudul Corat-Coret Di Toilet. Sebelumnya saya sudah mendengar kalau buku ini berisi kumpulan cerita yang mengorek-ngorek imajinasi disertai alur cerita yang cukup aneh lagi memabukkan. Beberapa menyukai judul-judul tertentu, beberapa ada juga yang berusaha menganalisa jalan ceritanya dan mengaitkan dengan dunia nyata.

Namun bagi saya, lebih nyaman membacanya tanpa berekspektasi apa-apa, sampai memaksa untuk mencari-cari sesuatu sesuai logika. Karena cerita di dalamnya berisi kisah-kisah yang sebenarnya bisa dikunyah dengan santai tanpa perlu ngotot berlomba agar bisa memberi komentar yang kritis. Mengkritisi sebuah karya tulis bukan bagian saya, itulah kenapa saya tidak begitu ingin mengikuti jalur mereka.

Berisi 12 cerita pendek yang beberapa sudah pernah dipublikasikan di beberapa media. Saya suka dengan cover ebook di scoop ini. Pun saya mendapatkannya dengan harga sangat murah saat ada diskon besar-besaran di Scoop. Dan buku ini, merupakan buku ke 100 yang sudah saya baca tahun 2017.


Kartu Tanda Buku

Judul : Corat-coret di Toilet
Penulis : Eka Kurniawan
Halaman : 140
Versi : Ebook Scoop
Bahasa : Indonesia
Rating : 3.5/5
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978.602.03.0386.4



Kisah-kisah Mahasiswa Dan Kebiasaannya



Memang, tidak bisa dipukul rata jika saya mengatakan kalau kisah dalam buku kumcer ini mengangkat kebiasaan beberapa mahasiswa yang sering saya lihat atau bahkan saya dengar pengakuannya langsung dari mereka. Juga tidak bisa diyakini kalau semua mahasiswa seperti itu. Tidak. Tapi saya menuliskan sub bab demikian, untuk memberikan sedikit gambaran cerita-cerita yang dituliskan di sini.

Sekitar tahun 1999 atau 2000, itu tertulis pada bagian akhir setiap cerita pendek. Menandakan tahun berapa Eka menuliskannya. Dan ketika saya menelusuri lagi, pantas saja kisah tentang para mahasiswa ini lumayan lekat dari kisah yang disampaikan oleh orang di sekitar saya yang mengalaminya.

Sebuah cerita tentang para Mahasiswa yang pada masa itu identik dengan kegiatan revolusi, reformasi dan segala re..re...lainnya. Lekat, karena pada tahun-tahun tersebut, sempat tercetus sebuah gelombang yang membuat saya dan keluarga wajib mengibarkan bendera merah putih setengah tiang.

Meski di beberapa cerpennya, seperti cerpen yang sesuai dengan judul bukunya, Corat Coret di Toilet yang kemudian mengingatkan saya dengan kondisi sosial media saat ini. Dari satu ruang yang digunakan untuk membeberkan pikiran melalui tulisan. Hingga seolah sebagai tempat mengajukan ide dan pendapat. Pada dinding toilet yang pernah dicat ulang.

Kemudian, kebiasaan mahasiswa duduk nongkrong di kampus hingga tengah malam. Atau mereka yang menjadikan ruang-ruang kosong di kampus sebagai tempat untuk tidur. Ini juga pernah saya dengar kisah nyatanya dari banyak orang. Yang membuat saya melihat bahwa cerita ini, bisa tampak seperti nyata karena mendekati kenyataan.


Dan kisah Peter Pan ini, memang banyak yang berpendapat kalau sosoknya adalah seorang sastrawan yang menghilang tanpa jejak. Bahkan tanpa ada kabar berita hingga saat ini. Masa-masa kempemimpinan seorang lelaki yang disebut-sebut sebagai diktator dalam buku ini.



Kisah Perempuan Dan Cinta Dalam Bentuk Yang Aneh



Seperti kisah seorang perempuan yang dijodohkan dengan sepupunya, saat keduanya telah menikah. Si perempuan ini kemudian memberikan syarat yang aneh sebelum mereka bercinta.

Atau tentang seorang perempuan yang terlalu cantik namun kehidupannya dikekang oleh orang tuanya. Suatu ketika dia nekat keluar rumah demi memberontak pada masa pingitannya. Kemudian berakhir dengan isu-isu yang tak tahu mana kebenarannya.

Hingga kisah perempuan yang bisa membuat seorang lelaki waras, kemudian menjadi lelaki gila hanya karena patah hati akan cinta. Yang membuat saya berpikir, cinta dalam buku ini berbentuk aneh tapi unik.


***

Buat kalian yang ingin membaca buku karya Eka Kurniawan. Sepertinya buku ini bisa menjadi buku untuk pemula. Karena isinya merupakan kumpulan cerpen untuk kita berkenalan dengan gaya berceritanya. Dan selama saya membaca buku ini, saya suka denga  writing style-nya. Berciri khas Eka dan tidak membuat bosan. [Ipeh Alena]

Postingan Terkait