Anak Bukan Kertas Kosong



Judul : Anak Bukan Kertas Kosong
Penulis : Bukik Setiawan
Editor Materi : Dr. Wiwin H. Dan Dwi K. S.Ppsi
Editor Bahasa : Gita R.
Penyelaras Aksara : Enha
Penata Letak : Erina Puspita
Desain Cover : Dwi Anisa A.
Ilustrasi Isi : Rangga D. dan Wirawan S.
Penerbit : Pandamedia
Detil : 2015, 250halaman
ISBN : 9797807827




"Pendidikan adalah menuntun segala Kekuatan kodrat yang ada di anak-anak itu. Agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya." ~ Ki Hajar Dewantara (Pendidikan, halaman 20)


Setiap anak itu unik. Dalam buku ini mas Bukik menjabarkan banyak hal. Banyak sekali hal terkait anak-anak dan orangtua yang dalam hidup ini menjadi media pertama tempat anak-anak belajar. Belajar dan belajar. Pada dasarnya seorang anak terlahir memiliki kemampuan untuk belajar. Tapi, yang ditekankan pada buku ini adalah


Bagaimana agar proses belajar dan keingintahuan anak tetap ada meski mereka telah dewasa.



Ada banyak hal yang dijabarkan tentang pola asuh anak yang sering kurang sesuai sehingga membuat anak tertekan. Sampai bagaimana agar proses belajar anak-anak bukan lagi paksaan tapi menjadi sesuatu yang mengasyikkan. Semua dibahas di sini.


Sama juga dengan kecerdasan majemuk yang dikenalkan dalam buku ini. Ada 8 kecerdasan majemuk anak-anak :

1. Kecerdasan Imaji.
2. Kederdasan Diri.
3. Kecerdasan Relasi.
4. Kecerdasan Musik.
5. Kecerdasan Alam.
6. Kecerdasan Tubuh.
7. Kecerdasan Logika.
8. Kecerdasan Aksara.


Masing-masing kecerdasan ini dibahas dengan rinci dalam buku ini. Juga bagaimana peran kecerdasan majemuk serta bakat dan kepandaian memiliki arti yang berbeda.


Benih-benih yang ada dalam diri anak tidak mendapat kesempatan yang memadai untuk tumbuh dan berkembang mengekspresikan keunikan dirinya. ~ hal 39


Pola mengajar dan belajar baik di rumah maupun di sekolah pada anak-anak masih banyak memberikan penekanan dalam arti 'paksaan' untuk mempelajari sesuatu. Sehingga proses belajar menjadi momok yang sering membuat anak kurang bersemangat. Dan hilanglah keinginan anak untuk mengeksplorasi apa yang ada di sekitarnya. Pendidikan yang baik adalah yang menumbuhkan baik itu potensi maupun minat dan keingintahuan anak pada segala hal. Sehingga ini merupakan pengingat bagi orangtua juga para pendidik.



Banyak anggapan bahwa ANAK ADALAH KERTAS KOSONG. Dalam artian seorang anak merupakan sosok yang tidak memahami apa-apa. Padahal seorang anak terlahir dengan fitrah dan anugrah yang spesial.


Keingintahuan anak pada banyak hal, sering dijadikan sesuatu yang dianggap nakal. Dalam hal ini, proses keingintahuan anak adalah proses anak dalam belajar. Dan peran penting orangtua juga guru dan orang terdekat yang harus aktif dalam memberikan pengawasan dan arahan. Namun, tetap tidak mengekang kebebasan anak dalam bereksplorasi.


Ketika anak berperilaku baik hanya karena perintah dan hukuman, sebenarnya kita telah gagal dalam mendidik anak, gagal menyiapkan anak untuk hidup mandiri. ~ hal 63


Di sini dijabarkan tentang bagaimana mempersiapkan anak yang bahagia, mengenal dirinya dan kemampuannya serta bertanggung jawab. Bahagia adalah hal yang pertama dijelaskan seperti memberi ruang untuk anak belajar sesuai dengan apa yang diinginkan anak.

Juga bagaimana agar anak bisa memahami dirinya sehingga bisa menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Karena motivasi internal jauh lebih berguna ketimbang motivasi eksternal.


Kecerdasan majemuk adalah kemampuan biopsikologis dalam mengolah informasi untuk menyelesaikan persoalan atau menciptakan karya yang bermakna pada sebuah konteks budaya.


Temukan banyak hal mengenai keunikan anak dan segala hal yang berkaitan dengan anak dalam buku ini. Bahkan, pada bab akhir terdapat bab khusus yang berisi materi pelatihan untuk orangtua dalam mengenali diri sendiri, visi dan misi serta memahami anak melalui pertanyaan yang diajukan.

Postingan Terkait