Karakteristik Cerita Untuk Anak-anak

Karakteristik Cerita Untuk Anak-anak




Karakteristik Cerita Untuk Anak-anak - Sebagai seorang yang masuk dalam kategori 'sok' dewasa, saya mengakui bahwa buku cerita anak-anak dan juga buku dongeng, masih menjadi buku favorit saya. Cerita-cerita di dalam buku tersebut senantiasa memanjakan saya seolah saya masih kanak-kanak. Seakan waktu berhenti, kemudian membuat saya nyaman dengan masa kekanakan. Kisah-kisah dalam buku cerita anak, seakan terus menggaung dalam kepala saya.

Begitu pula dalam buku My First Quran Story yang saya baca, meski sebelumnya saya sudah menuliskan tentang bagaimana membaca buku cerita bisa membawa efek yang baik juga bagi anak-anak pada postingan sebelumnya. Tapi, saya masih saja terngiang bagaimana perbedaan yang paling mendasar antara buku kisah para Nabi yang dahulu pernah saya baca, dimana buku tersebut hanya berisi teks tanpa gambar - kecuali pada sampulnya - yang disematkan. 


Pada bagian inilah saya mendapatkan sensasi baru dalam membaca kisah yang berasal dari Al-Quran. Kisah yang ketika saya baca melalui buku ini, justru masih terngiang dalam ingatan saya. Tidak mudah luruh, karena apa? Pastinya ada sesuatu yang menarik sehingga buku ini bisa membuat saya merasa 'terbantu' dalam menikmati cerita dari Al-Quran.


Karakteristik Cerita Yang Digemari Anak inilah yang juga membuat saya yang bukan lagi anak-anak tetap menikmati bacaan ini...

Apa Saja Yang Membuat Cerita Ini Menarik?


1.Cara Penyampaian Cerita


Berbeda dengan cerita fiksi atau novel dengan label dewasa yang pernah saya baca, buku anak atau dongeng memiliki gaya penyampaian yang berbeda. Dengan gaya penulisan yang menggunakan kata sederhana, sehingga anak-anak bisa mencernanya dengan mudah. Kemudian mengkombinasikan dengan kalimat yang pendek dan seringnya bersifat mendidik dengan hal-hal yang berkaitan dengan sesuatu yang positif.


2.Pesan Yang Mendalam


Cerita yang terus menggaung dalam kepala akan membantu si pembaca untuk mengingatnya dengan mudah. Tidak hanya sekadar mengingat kemudian lupa kembali. Tapi, terus mengingat apa saja yang disampaikan dalam kisah tersebut. Begitu pula dalam buku ini, yang mendidik dan mengenalkan pada anak-anak apa saja yang terjadi pada masa lampau, yang tertulis dalam Al-Quran. Kedalaman pesan yang disampaikan melalui kisah para orang terdahulu yang diabadikan dalam Al-Quran inilah yang menjadi pesan yang memiliki resonansi sehingga tak hanya sekadar mengingatnya.


3.Mudah Dipahami


Seperti pada poin pertama yang sudah saya tuliskan. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana, ini dimaksudkan agar anak-anak mudah memahami situasi dan kondisi yang dikisahkan dalam buku ini. Tasaro GK memang sudah terbukti keunggulannya dalam berceritera, juga kedekatannya pada anak-anak, sehingga memberi kemudahan untuknya dalam mengemas kisah dari Al-Quran menjadi mudah dipahami oleh anak-anak. 

Seperti dalam cerita Merpati Romantis dan Nabi Ibrahim Alaihissalam, yang diambil dari Surah Al-Baqarah ayat 260. Saya akan mengutip sedikit bagaimana tulisan yang disajikan dalam buku ini bisa mudah dipahami oleh siapa saja yang membacanya.

"Nenek moyangku seekor merpati yang gagah dan baik hati. Oleh para gadis, dia dijuluki Merpati Romantis. Nanek Moyangku hidup di negeri yang dikuasai seorang raja pintar. Raja itu pandai membangun gedung-gedung tinggi menjulang. Saking pintarnya, raja itu menganggap dirinya sehebat Tuhan."



4.Mendidik Tanpa Menggurui


Jika ada yang pernah mengalami masa dimana ketika kanak-kanak, guru mengaji di dekat rumah mengisahkan cerita para Nabi atau cerita dari Al-Quran dengan penyampaian yang seakan 'teksbook', mungkin pengalamannya sama seperti saya. Kisah yang disampaikan dengan cara yang membosankan membuat saya tak berkesan dengan hal tersebut. Inilah kenapa, mengenalkan pada anak tentang Al-Quran dan para Nabi serta hal apa saja yang disukai dan dibenci oleh Allah, sebaiknya menggunakan penyampaian yang lebih luwes.

Karena anak-anak cenderung mudah bosan jika mendengar sesuatu yang memiliki kesan menggurui, meski hal tersebut mendidik. Tapi, dengan cara yang berbeda, bisa membuat anak-anak belajar sesuatu dari kisah di buku ini. Bagaimana agar taat dan patuh pada perintahNya. Seperti apa hukuman yang diterima jika melanggar, dengan cara yang mudah diterima oleh anak-anak.



5.Mengenalkan Konsep Kehidupan



Sebagai anak-anak, mereka memang masih berpikir bahwa dunia ini tidak begitu njelimet seperti kehidupan yang dilihat dari kacamata orang tua. Demikian pula hal yang disampaikan dalam buku ini, seperti contohnya dalam kisah Sapi Betina dan Nabi Musa yang diambil dari QS Al-Baqarah : 67-68. 

Dalam kisah tersebut, seekor Sapi bercerita pada kita, tentang kisah hidup Nabi Musa yang dibenci oleh Fir'aun, bagaimana ketika beliau hijrah ke Negeri bernama Madyan, kemudian hidup di sana dan menikahi putri dari Nabi Syuaib. Setelah itu, keinginannya untuk membebaskan Bani Israil dari kekejaman Fir'aun, Nabi Musa memutuskan untuk mendatangi kerajaan tersebut. Kisah ini kemudian sering kita dengar, bagaimana Nabi Musa memiliki mukjizat mengubah tongkat menjadi ular dan banyak mukjizat lainnya.

Namun, konsep kehidupan yang dikenalkan dalam cerita inilah yang menjadi titik berat saya memfokuskan dalam setiap bab kisah dalam buku ini. Yaitu, bagaimana anak-anak diajarkan tentang KESOMBONGAN yang merupakan hal yang dibenci oleh Allah ta'ala. Di sinilah pengenalan terhadap tindak tanduk kesombongan dan keangkuhan digambarkan melalui sosok Fir'aun dengan cara yang mudah. Tidak ada pesan moral yang diutarakan secara langsung, melainkan melalui sebab dan akibat yang diterima oleh Fir'aun dan pengikutnya.

Penutup


Demikianlah, bagi saya membaca buku anak-anak bukan saja menyenangkan, tapi juga melatih diri saya dalam memahami dengan lebih baik lagi segala hal, melalui sudut pandang tokoh cerita. Apalagi dalam kisah-kisah di buku ini mengangkat kisah dari Al-Quran. 

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa menjadi bahan pertimbangan terhadap buku ini.


Terima Kasih

Postingan Terkait