Max And The Cats : Sisi Lain Dalam Diri Manusia

Max And The Cats : Sisi Lain Dalam Diri Manusia

Book review


Kesan saya pertama kali usai menyelesaikan buku ini : ini buku yang berisi kumpulan kisah dan tulisan dari buku lain. Jadi, semacam cerita atau fakta yang sudah beredar secara luas kemudian dirajut kembali ke dalam kisah hidup seorang tokoh bernama Max. Kisah dan fakta yang ada bukan hanya dari satu penulis, tapi dari banyak penulis. Beberapa bagian mengingatkan saya pada buku-buku yang pernah dibaca, meski kemudian membuat says bertanya-tanya, bagaimana dengan bagian yang lain? Dari buku mana sajakah itu?



Kartu Tanda Buku


Judul : Max dan Kucing-kucing
Penulis : Moacyr Scilar
Halaman : 100
Alih Bahasa : Djokolelono
Format : Ebook Gramedia Digital
Bahasa : Indonesia
Diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 9786020620459


Max seorang anak yang cenderung penakut. Rasa takutnya yang berlebihan sering membuat Ayahnya marah besar. Ibunya Max, seorang wanita yang romantis dan puitis. Kehidupan masa mudanya ia lepaskan demi menikah dengan Hans, ayahnya Max, agar bisa merasakan romansa yang sesungguhnya. Sayang beribu sayang, yang didapat oleh wanita itu justru teriakan kemarahan yang membuat Ibunya Max sering tertekan.

Gudang tempat penyimpanan barang-barang jualan Ayahnya Max adalah tempat favoritnya. Dia bisa menyendiri di tempat itu tanpa diganggu oleh apapun. Kemudian, menghabiskan waktunya dengan membaca buku-buku. Di gudang itu pula untuk pertama kalinya Max merokok hingga berhubungan badan. Gadis penjaga toko yang menjadi wanita pertama yang mengajarkan tentang segala hal. Frida namanya, gadis yang masih terus ditemuinya meski dia telah memiliki suami.

Suatu ketika, Max menawarkan pada Ayahnya agar dia yang membantunya menjaga toko. Namun, ditolak oleh sang ayah yang justru memintanya agar meneruskan sekolah ke perguruan tinggi dan mendapat pekerjaan yang baik. Di sinilah Max bertemu dengan Harald, pemuda yang tampak seperti kembarannya.

Latar cerita kisah Max ini diambil kala Nazi tengah mencoba menjadi penguasa dunia. Tekanan demi tekanan yang mendominasi kondisi pada masa itu sering membawa rasa takut bagi sebagian orang Yahudi. Tidak terkecuali Harald yang kemudian hari menjadi stress dan seperti orang gila, dia berteriak di rumahnya dan mengatakan bahwa ada seorang Nazi berada di depan rumahnya.

Kondisi Harald yang telanjang, bersembunyi di belakang meja besar kemudian berteriak. Ini membawa ingatan saya pada tulisan Franz Kafka yang berjudul Metamorfosa Samsa. Entahlah, mungkin karena kondisi Harald yang telanjang dan seperti binatang liar ini yang membuat saya teringat pada Samsa.

Kembali lagi pada Max, sewaktu kecil karena dia sering menghabiskan waktunya di toko ayahnya. Dia jadi terbiasa dengan bulu-bulu binatang yang dijadikan mantel oleh Ayahnya. Yang paling disukai adalah bulu harimau atau singa, bagi Max bulu mereka sangat menenangkan. Tak hanya itu, Ayahnya Max bahkan memiliki Kepala Harimau Benggala yang didapat saat ia berburu di India.

Max dan keluarganya adalah orang Yahudi. Yang suatu ketika, ketakutan Harald menjadi kenyataan. Anggota Nazi mencari Max! Frida adalah orang pertama yang memberikan peringatan padanya. Kemudian, saat dia hendak pulang ke rumah, Ibunya sudah berdiri di depan gang dan memberitahu Max agar tidak pulang ke rumah karena ada anggota Nazi yang tengah menanyai ayahnya.

Sungguh malang nasib Max. Apalagi karena kapal yang sebelumnya direkomendasikan oleh Frida agar Max melarikan diri ikut dengan kapal tersebut sudah berlayar jauh. Dan dia memaksa untuk ikut kapal Germania yang menurutnya cukup aneh. Keanehan tersebut mendapat jawabannya ketika Max ditinggal oleh semua awak kapal dimana kapal tersebut hampir tenggelam. Tinggallah Max yang harus menyelamatkan dirinya sendiri.

Baiklah, di sini Max berhasil menyelamatkan diri. Kemudian mengalami pengalaman yang kembali mengingatkan saya pada buku lain berjudul The Life of PI. Dimana dia merasa kaget karena selama terombang-ambing di lautan, dia ditemani oleh seekor Jaguar. Dimana saat dia terempas dan pingsan, dia tak lagi melihat Jaguar tersebut.

Dalam kehidupannya di tempat yang baru, Max sempat bertemu dengan banyak orang di tempat tersebut. Di sini pula secara tersirat mengingatkan saya pada teori yang ditulis oleh Sigmund Freud mengenai Ego, Id dan Superego. Dimana dalam kisah Max, ketiga hal tersebut menjadi sosok tokoh yang berasal dari cerita legenda.

Scliar adalah penulis yang berasal dari Brasilia. Tulisannya tentang Max yang dan kucingnya serta kehidupannya di negeri lain ketika perang berkecamuk dikemas dengan sangat sederhana. Setiap kalimat demi kalimat disusun tanpa berbelit-belit. Sehingga pembaca yang baru pertama kali mengenal karyanya tidak terlalu kesulitan menyelami dunianya. Faktanya, Scliar ini termasuk dalam jajaran sastrawan yang cukup dikenal karena pernah mendapat penghargaan kesusastraan di Brasilia.

Yang saya tangkap dari kisah ini yaitu ada sisi buas (gelap) dalam diri manusia yang terkadang tidak disadari dan sering menggerakkan sesuatu dalam dirinya. Sehingga, dia seolah tak lagi memiliki kendali dalam dirinya.

Postingan Terkait