Ulasan Buku : Pintu Terlarang Karya Sekar Ayu Asmara

pintu terlarang


Kalau bukan karena penulis buku ini salah satu penulis yang difavoritkan oleh narablog ayowaca. Sepertinya, saya tidak akan pernah tahu bahwa buku ini ada. Bahwa keinginan saya untuk membacanya berawal dari rasa penasaran akan gambar pada sampul bukunya yang cukup misterius. Konon, katanya, buku ini termasuk misteri suspen.


Kartu tanda Buku


Judul : Pintu Terlarang
Penulis : Sekar Ayu Asmara
Halaman : 264
Diterbitkan pertama kali tahun 2009
Format : Ebook Gramedia Digital
Bahasa : Indonesia
Cetakan ketiga, April 2018
Pernah diterbitkan oleh PT. Andal tahun 2004
Diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 9786020384993


***

Ketika cerita dibuka dengan adegan penganiayaan seorang anak oleh Bapak dan Ibunya, saya sempat berpikir kalau itu adalah masa lalu Gambir. Tapi, ternyata bukan. Ketika masuk ke bab pertengahan, barulah saya tahu itu bukan Gambir yang ada, tapi sosok lain yang juga punya peran penting dalam cerita. Namun, ketika sampai akhir cerita, saya mengagguk-angguk kembali dan merasa puas dengan diri saya sendiri. Meski, sempat tenggelam dalam misteri yang disuguhi oleh Mba Sekar.

Sebuah kutipan tentang penganiayaan seorang anak oleh orangtuanya, diambil dari sudut pandang si anak. Tentu akan membawa rasa penasaran dalam diri pembaca. Siapakah anak itu? Bagaimana kondisinya saat ini?

Cerita disajikan dalam frame berbeda. Di lain tempat, seorang pematung populer bernama Gambir tengah menikmati malam pamerannya dengan sumringah. Dia adalah lelaki tampan yang memiliki istri sangat cantik. Malam pameran itu, patung-patung wanita hamil telah ludes, hanya bersisa dua patung saja.

Koh Jimmy, pemilik galeri sangat puas. Pasalnya harga satu patung tersebut senilai seratus juta. Bisa dibayangkan berapa banyak keuntungan yang bisa diraup dalam semalam? Bahkan, ada pelanggan yang sudah menghadiri galeri, malam sebelum pameran, menandai salah satu patung paling mahal di galeri tersebut.

Kehidupan Gambir tampak sempurna. Istrinya bernama Talyda, senantiasa setia padanya. Bahkan, setiap patung yang dibuat oleh Gambir menampilkan wajah Talyda yang sangat ia cintai. Masing-masing saling terikat seolah cinta mereka akan abadi. Gambir membutuhkan Talyda karena atas nasihatnya usaha Gambir bisa sukses. Begitu pula dengan Talyda yang membutuhkan Gambir karena tak ada lelaki lain yang bisa sehebatnya.

Hubungan antara Talyda dan Ibu Menik, mertuanya, pun sangat baik. Keduanya memiliki rahasia yang dijaga sampai akhir tanpa diketahui Gambir. Rahasia yang membuat hubungan keduanya tampak rukun. Bahkan, menurut Ibu Menik, Talyda adalah menantu yang totalitas dalam memberikan kasih sayang pada Gambir dan keluarganya.

Di balik semua kesempurnaan ada satu misteri yang menjadikan kekurangan pada tiap tokohnya. Misteri paling besar memang ditonjolkan pada Pintu Terlarang yang berada di dalam ruangan yang sama dengan studionya Gambir. Tapi, misteri lainnya yang dimiliki setiap tokoh tentang kehidupan mereka tidak kalah penting.


Baca Juga :





Spoiler Attack : Hati-hati Terkecoh




  • Ada dua nama Dion. Dion pertama yaitu fotografer perempuan yang cantik dan seksi. Dion kedua seorang lelaki fotografer teman dekat Ranti. Kedua Dion ini memiliki ketertarikan dengan salah satu pasien RSJ yang unik. Salah satu teman Ranti mengatakan bahwa Dion memiliki rahasia yang ditutupi dan itu tampak mengganggu. Bahkan Ibunya Ranti menolak hubungan mereka.
  • Baik Ranti maupun Talyda, melihat foto yang dihasilkan oleh Dion. Foto yang menampilkan sosok yang berada di Rumah Sakit Jiwa dimana dia menempati ruangan paling dijaga ketat. Dan Talyda, saat melihat foto tersebut, bergedik ngeri, namun tidak mengingat siapa sosok yang ada di dalam foto.
  • Ibu Menik yang menjadi inisiator keputusan Talyda. Alasannya untuk menyembuhkan kelainan yang diderita oleh Gambir. Meski saat sebelum semua diungkap, tidak diwujudkan secara gamblang apa bentuk kelainan yang diderita Gambir si sosok pria sempurna ini?
  • Kisah seorang anak yang mendapat perlakuan keras dari orangtuanya, menderita secara psikologis dan fisik. Bahkan, traumanya tak kunjung sembuh dan abadi. Lelaki itu mendekam di Rumah Sakit Jiwa sejak usianya 9 tahun. Tak lagi pernah melihat dunia luar dan memiliki ketakutan besar pada Serangga.




Tokoh-tokoh Pendukung Cerita



Gambir : seniman patung yang karyanya laris setiap mengadakan pameran. Lelaki sempurna yang mendambakan seorang anak.

Koh Jimmy : lelaki yang menjalani galeri seni dan sering menjadi pemasar untuk karya - karyanya Gambir. Seorang pebisnis yang handal yang cenderung money oriented.

Talyda : wanita cantik, sempurna, seksi, pintar. Sering memesona setiap lelaki yang berada di dekatnya. Memiliki pekerjaan sendiri. Cukup galak (menurut saya).

Ibu Menik : Ibunya Gambir yang tidak setuju dengan profesi anak sulungnya. Memiliki rahasia tersembunyi.

John Wongso : Pembeli karya seni. Langganannya Gambir dalam bidang seni.

Rio : atlet renang yang pensiun dini dan membuka tempat latihan renang sendiri. Sudah berkeluarga dan tengah mendidik anaknya menjadi atlet penerusnya. Sahabatnya Gambir.

Dandung : pengusaha restoran yang memiliki sederet usaha kuliner yang terkenal. Sahabatnya Gambir.

Dion : pemotret dalam bidang jurnalisme yang handal dan pandai mengangkat sisi humanisme.

Edo : seorang anak yang merasakan kesedihannya ditinggal meninggal Ibunya.

Ratri : seorang jurnalis di sebuah majalah Em yang tertarik pada Dion dan tengah berharap bisa mengangkat kehidupan lelaki dalam jeruji di RSJ di majalah masyarakat metropolitan tersebut.

Profesor Roekmantoro : seorang dokter spesialis kejiwaan yang menangani lelaki dalam jeruji.

Mas Pram : editor in chief Majalah Em.

Ibu Evi dan Eva : pemilik rumah yang dahulu pernah ditempati Talyda dan Gambir. Rumah yang kemudian dijadikan tempat klinik aborsi.

Menur : little angle-nya Gambir. Adik perempuannya Gambir yang sayang disayang. Anak bungsunya Ibu Menik.

Damar : adiknya Gambir yang perawakannya sangat mirip dengannya.



Kutipan Pintu Terlarang



"Ini cara terbaik untuk menyembuhkan kelainannya." ~ Hal 172

"Banyak orangtua yang memiliki anak hanya demi status. Banyak orangtua yang tidak memikirkan kebutuhan anak yang hakiki. Mereka seakan sudah lupa bahwa kasih sayang dan perhatian adalah hal yang paling dibutuhkan anak." ~ hal 188

"Semesta mengubah nasib hanya dalam sekejap. Istri berganti menjadi janda. Suami berubah jadi duda." ~ hal 105



Kesimpulan



Saat memutuskan membaca novel ini, saya tidak meletakkan ekspektasi saya pada level tinggi apalagi sedang. Tidak ingin berharap banyak dan memutuskan untuk membaca saja tanpa berharap akan mendapatkan ini dan itu. Karena, bisa jadi, jika ada sepercik saja harapan ketika membaca Pintu Terlarang, sudah tentu barangkali akan merasa kecewa atau bosan.

Kebosanan yang bisa saja mampir akibat pengulangan definisi KESEMPURNAAN yang senantiasa menjadi awal kalimat atau awal bingkai cerita. Juga dialog antara Gambir dengan Talyta yang jawabannya cukup berpola statis saat mengucapkan cinta. Dan, kalimat mengenai PERFECTION yang senantiasa digaungkan dalam beberapa kesempatan. Serta, rasa bersyukur antara Talyda dan Gambir karena saling memiliki. Ini memiliki pola yang sama dan statis.

Namun, dalam pandangan saya, khusus kata Perfection. Perfection. Perfection. Ini seolah kata yang diucapkan berulang menjadi gumaman seorang lelaki yang dunia di dalam kepalanya sangatlah sibuk. Kata yang terus menggema demi membangkitkan apa yang dahulu dipaksa terbenam.

Novel ini sudah diangkat ke dalam film pada tahun 2009. Bagi yang merasa pernah mendengar atau membaca judul buku ini di suatu tempat. Mungkin, karena pernah menonton filmnya. Untuk itu, ada beberapa kondisi latar yang tampak sedikit berbeda dengan kondisi tahun 2018/2019.

Saran saya jika ingin membaca buku ini, jangan menaruh ekspektasi apa-apa. Baca saja seperti hendak membaca sesuatu tanpa memberi harapan.

Postingan Terkait