#BBIHUT6 : Penulis Baru Yang Bukunya Saya Baca Tahun Ini




Hari ini adalah hari pertama rangkaian posting marathon dari BBI. Sebenarnya sudah lama bergabung dalam komunitas ini tapi baru-baru ini saja aktif mengikuti event onlinenya. Bukan kenapa-napa, karena biasanya saya selalu ketinggalan informasi terkait acara online. Nah, demi mencegah ketinggalan informasi lagi, saya langsung menyimpan tautan blog BBI di panel Bloglovin.

Untuk hari ini tulisan #BBIHUT6 terkait dengan Author Baru yang bukunya saya baca tahun ini. Ada dua author yang sudah mempublikasikan bukunya namun baru saya ketahui justru ketika mereka meminta tolong kepada saya, yaitu membacanya dengan gratis kemudian menuliskan ulasannya di akun instagram saya. Lumayan penuh tantangan, karena saya benar-benar belum tahu bagaimana kemampuan tulisan dari dua penulis ini.


Selain itu, terkadang saya suka takut untuk memulai membaca tulisan para penulis baru, ketakutan ini saya rasa wajar karena saya tidak ingin memulai ekspektasi meski kemudian tetap saja saya memiliki ekspektasi yang berlebihan. Jadi, sungguh membutuhkan usaha jika saya harus berhadapan dengan penulis yang belum saya ketahui reputasi dan karya-karyanya.

Dua penulis tersebut adalah


1. Errin Stevens

Saya dibagikan buku dengan format ebook, dengan alasan karena saya tinggal di luar USA. Jadi, demi menghemat pengiriman dirinya meminta saya membacanya dalam format electronic. Bukan hanya saya, tapi ada beberapa teman lainnya yang tergabung dalam buddy chat yang membaca buku yang sama. Setelahnya kami diminta mengulas sedikit dan memberi penilaian di goodread.

Beruntungnya penilaian yang kami berikan diminta untuk jujur meski tetap sang penulis berharap agar penilaiannya positif. Untuk kritik dia sangat terbuka, meski lagi dan lagi tidak semudah itu menyampaikannya. Saya membaca karyanya berjudul Updrift yang merupakan buku pertama.


Namun, sayang sekali, dari awal saya membacanya saya bahkan sudah langsung tidak suka dengan gaya penyampaiannya. Atau gaya penulisannya. Kenapa? Membosankan. Saya sampai bertekad ingin segera menyelesaikannya dengan membaca skimming. Serius deh, saya sampai berkali-kali menahan kantuk selama membaca buku ini.

Selain itu, saya tidak merasakan adanya emosi yang membuat saya entah itu bersedih atau haru. Datar.

Ditambah tampaknya Errin seperti sengaja memanjang-manjangkan tulisan, sehingga isinya membuat saya semakin jenuh, penat dan akhirnya menyerah.




2. Brian S. Ference


Nah kalau penulis ini memang lebih dulu meminta saya membaca bukunya. Sebuah buku hasil pengembangan dari novel lawas Dorian Gray. Kisahnya dititik-beratkan pada si serigalanya. Novel yang berbau misteri ini justru disajikan dengan gaya penuturan yang asik. Bukan karena saya senang genre misteri ya, karena Updrift juga sama sih buat saya, ada sedikit misteri yang membumbui ceritanya.

Tapi, Brian lebih lihai membuat saya mudah membangun ikatan dengan tulisannya. Sehingga saat membaca bab demi bab terasa sangat mengalir, penokohannya juga kuat serta penggalian adegan demi adegan sungguh detil jadi saya seolah bisa membayangkannya secara langsung tanpa kebingungan.

Novel ini juga yang membuat saya tidak kapok untuk membaca buku-buku lain dari penulis lain yang cenderung masih baru.



Besok semoga saya sempat untuk menulis tema "Genre Buku Yang Belum Pernah Dibaca". Bagi kalian yang ingin mengetahui terkait acara ini bisa langsung mampir ke Blog Buku Indonesia.

Postingan Terkait