Peter Nimble and his Fantastic Eyes by Jonathan Auxier

Peter Nimble and his Fantastic Eyes by Jonathan Auxier
www.bacaanipeh.web.id



Peter Nimble and his fantastic eyes - ".....anak-anak buta punya indra penciuman yang luar biasa dan mereka bisa tahu benda-benda yang ada di balik pintu terkunci - misalnya kain halus, emas, atau serpihan kacang - dari jarak lima puluh langkah." Zaman pencurian hebat sudah lama berlalu, sekarang ini tidak banyak pencuri anak-anak yang tersisa, baik buta maupun tidak. Namun, suatu masa dunia ini penuh dengan pencuri. Ini kisah tentang pencuri terhebat yang pernah ada. Namanya, seperti yang sudah kau tebak, Peter Nimble.

Kisah ini tentang seorang anak berusia 10 tahun, pada bab-bab awal dikisahkan bagaimana Peter yang masih bayi ditemukan oleh seorang perompak, kemudian kehidupan dia sedari baru bisa merangkak sampai harus bertahan hidup. Menelusuri kehidupan yang gelap, namun mengandalkan indra lain sebagai penunjang untuk bergerak. Kita akan diajak juga untuk bergerak melalui kegelapan dunia Peter, berusaha untuk bertahan hidup dari jalanan. Jangan dibayangkan bagaimana dia tidur, bagaimana dia makan apalagi mandi.

Bahkan, jangan pernah membayangkan apalagi berharap bisa bertukar tempat dengan Peter hanya karena petualangan yang akan ditemui dalam buku ini membuatmu sangat bersemangat. Karena, ketika kamu harus menjalani hidup bersama Mr. Seamus, sudah tentu kalian akan lebih merindukan kehidupan dengan Ayah dan Ibumu yang mencintaimu apa adanya. Peter harus bangun ketika malam menjelang, bekerja dengan keras, saat pagi hampir menjelang barulah Peter pulang untuk tidur sebentar. Karena setelahnya dia harus berangkat kembali ke keramaian untuk bekerja. Jika kamu sudah terbiasa tidur selama 8 jam sehari, tidak dengan Peter yang hanya tidur selama 3 jam saja.


Baca Juga "The Wolf of Dorian Gray"

Jangan bayangkan apalagi berharap bisa bertukar tempat dengan Peter. Tapi cukup kita ikuti saja perjalanannya ke sebuah tempat dimana lautan mulai menyusut, sampai hanya tersisa Gurun Ganjaran.


Kartu Tanda Buku

Judul : Peter Nimble and his fantastic eyes || Penulis : Jonathan Auxier || Halaman : 425 || Copyright @2011 || Alih bahasa : Rosemary Kesauly || Desain dan ilustrasi sampul : eM Te || Penerbit : Gramedia Pustaka Utama || ISBN : 9786020301525 || LBABI : 2 || Rating : 4



Danau Galau Profesor Cake



“Karena setiap botol itu berisi masalah. Saat orang-orang butuh bantuan - apakah itu karena kelaparan, kegilaan atau patah hati - mereka sering menaruh pesan dalam botol lalu melemparnya ke laut dengan harapan seseorang akan menemukan pesan itu dan membantu mereka.” ~ Hal 77



Petualangan pertama Peter diawali dari pesan yang diberikan oleh Profesor Cake pada Peter yang berisi untaian kalimat puitis yang berima a-b-a-b. Kalimat tersebut yang harus dipecahkan olehnya untuk mengetahui kemana langkah mereka akan pergi. Bersama dengan Sir Tode, yang menjadi sahabatnya - matanya - selama perjalanan menuju tempat yang belum pernah dijelajahi oleh Peter. Bahkan oleh Sir Tode sekalipun meski usianya sudah berabad-abad.

Kita akan dibawa ke sebuah tempat dimana tiba-tiba saja air laut menyusut dan tidak lagi tampak adanya laut bahkan samudra. Hanya ada gurun pasir nan tandus yang sering diselimuti oleh para burung gagak. Kehidupan bermula pada malam hari, sementara di siang hari semua harus tidur dan bersembunyi di balik pasir yang menutupi tubuh hingga bersisa bagian wajah saja untuk bernapas.

Nama gurun tersebut adalah Gurun Ganjaran. Namun, sebelum saya berkisah tentang seperti apa gurun ini, saya ingin memberi informasi sejenak tentang Danau Galau di dekat rumah Profesor Cake. Danau ini merupakan pemersatu setiap air yang mengalir dari laut atau dari sungai di negeri manapun. Jadi Danau Galau adalah tempat bermuara semua air, sehingga bisa dipastikan jika kamu mengirimkan surat melalui botol, akan melewati Danau Galau. Berharap saja suratmu bisa segera dibaca dan ditemukan oleh Profesor Cake, agar dia bisa mencari bantuan secepatnya.

Baca Juga "The Playlist"

Perlu kalian ketahui, Peter tidak pernah mengecap pendidikan di bangku sekolah. Dia hanya mempelajari cara bertahan hidup dan mencuri dari kehidupannya yang lebih banyak dihabiskan di jalanan dan di pasar-pasar serta di keramaian. Itulah kenapa, dalam memahami kalimat-kalimat puitis tersebut, dia harus berpikir keras. Apalagi akibat dari kalimat terakhir yang menghilang, membuatnya memutuskan untuk bertemu dengan si pencari pertolongan demi mengerti secara keseluruhan.

Kalau kamu menyukai teka-teki, saya yakin kamu pasti akan menyukai, bagaimana Peter dan Sir Tode saling berdiskusi tentang tempat asal sang pencari pertolongan. Dengan begitu, kalian bisa membantu Peter untuk mengurai teka-teki menjadi jawaban yang akan kalian ketahui dengan mudah. Namun, bagaimana kemudian Peter mengetahui, dimana tempat tersebut?


Angin Lembut dan Arah Yang Ditujunya



“...perjalanan mana pun merupakan salah satu sumber sukacita sejati dalam hidup. Setiap momen dipenuhi penantian penuh semangat menjelang semua hal yang akan terjadi. Rintangan dan kesulitan tidak melemahkan hati dan malah dianggap bumbu yang akan memperkaya petualangan seseorang.” ~ 92

Kalian akan menemukan jawabannya di bab ini, juga siapa sosok yang akan ditemui oleh Peter dan Sir Tode di lautan nan luas. Selain itu, negeri ini dihuni oleh makhluk-makhluk yang sudah terbiasa begini dan begitu, sehingga membuat kalian mungkin akan seperti Peter : Bingung.

Nah, sekarang saya akan sedikit berkisah tentang Gurun Ganjaran yang dijaga oleh seorang lelaki yang menyeramkan. Alkisah, gurun tersebut dihuni oleh para pencuri, semua pencuri dari semua negara berkumpul di sana. Kapal-kapal mereka rusak, tidak berbentuk lagi. Dan entah sudah berapa lama mereka tinggal di sana.

Tidak ada air di Gurun tersebut. Lantas bagaimana mereka minum? Demikianlah para pencuri ini, mereka sudah terbiasa tidak minum apa pun. Sampai, mereka akhirnya terbiasa memakan serangga atau hewan apa saja yang ditemui di balik tumpukan pasir gurun. Entah itu kelabang atau binatang apa saja, itu untuk makanan pengganjal perut mereka.

Saat mentari mulai menampakkan sinarnya, ketika deru kepak sayap terdengar dengan sangat kencang, itu pertanda kalian harus ikut bersembunyi dan mengubur tubuh kalian ke balik pasir gurun. Ini agar kalian tidak dimakan oleh sesuatu di sana. Kalau ditanya bagaimana bernapas? Ya, itu artinya kalian harus menampakkan wajah kalian saja, namun tetap harus menutup mata agar sesuatu itu tak menemukan kalian!

Perjalanan Peter memang sungguh seru, itulah kenapa saya memberi peringatan sebelumnya agar tidak berharap menjadi seperti Peter. Karena belum tentu kalian bisa bergerak tanpa diketahui sepertinya. Apalagi, belum tentu juga kalian terbiasa dengan kehidupan gelap gulita, tanpa mengetahui seperti apa warna langit dan bagaimana bentuk Sir Tode. Ya kan?


***

Membaca novel ini memang cukup menghabiskan banyak waktu, bukan tipe novel yang bisa diselesaikan dalam sehari, menurut saya. Tapi, tetap saja, gaya tulisannya serta terjemahannya yang enak dibaca, membuat saya tidak terasa lelah membacanya. Padahal alurnya lambat, sampai detil perjalanan Peter diceritakan juga, namun saya justru merasa semakin semangat ingin mengetahui keajaiban apa saja dari kotak penuh mata.

Belum lagi, motivasi setiap tokoh dalam bertindak, sangat masuk akal, meski sang penulis sudah dewasa, tapi masih bisa memberikan karakter tokoh anak-anak yang rentan terhadap pilihan-pilihan sembrono namun keras kepala. Tapi, di balik keras kepala inilah, mereka semua justru selamat dari kekuasaan gelap.

Bagi kalian yang berusia sekitar 9 tahun atau justru sama seperti Peter - 10 tahun atau lebih. Membaca novel ini akan membuat kalian merasakan juga petualangannya. Sungguh, ini buku yang bagus untuk dibaca, karena menyajikan banyak pesan yang terkandung tanpa mendikte kalian secara langsung.

Belum lagi saya mendapati cover buku ini benar-benar menarik, sehingga senang rasanya setiap membolak-balik buku, ada kesan menyenangkan serta menggembirakan. Bagaimana? Kalian sudah tahukan, harus membeli buku ini dimana? Jangan sampai ketinggalan cerita Peter Nimble, ya!


Terima kasih sudah membaca tulisan saya.


Postingan Terkait