The Tale of Genji

The Tale of Genji




Ditulis pada abad 11 oleh Lady Murasaki Shikibu, The Tale of Genji merupakan novel sastra klasik Jepang. Novel ini mengisahkan seorang sosok bernama Genji yang penuh dengan idealisme, memiliki paras yang cantik, sopan dan sangat sensitif dan memiliki prestasi yang banyak membuat orang yang bertemu dengannya merasa iri dengan kesempurnaannya.

"Genji is not merely good at everything that counts, he is the best at everything that counts...And of course he is the best looking of all the good-looking nobles who throng the scene” (Enright 167)

Pada periode Yamato-Nara, Jepang pernah mengadaptasi kebudayaan Cina, mulai dari menggunakan huruf Cina (kanji), agama Buddha, sampai filosofi Konfusius dan membangun sistem birokrasi Kekaisaran di pemerintah pusat. Bagaimana pun, pada masa Heian (794-1185), Jepang menjadi lebih picik dan lebih terbiasa dengan kebudayaan yang diadaptasi dari Cina menjadi style yang unik pada masa itu. Dan The Tale of Genji ditulis pada masa Heian ini merupakan NOVEL PERTAMA DI DUNIA, yang tidak memiliki pengaruh dari literasi Cina.


Karena tidak ditulis dalam huruf Cina, tapi dengan bahasa khusus untuk perempuan dalam huruf Jepang. Jadi, jaman dahulu memang disediakan khusus bahasa untuk perempuan dalam hiragana yang berisi kalimat-kalimat puitis. Puisi yang digunakan dalam novel ini menggunakan waka yang komposisinya  5-7-5-7-7. Novel ini juga mengisahkan bagaimana sejarah kepemimpinan Jepang saat itu dari kekaisaran ke pemerintahan boneka.

**

Kartu Tanda Buku

Judul : The Tale of Genji || Penulis : Lady Murasaki || Halaman : 190 || Pengantar : Arthur Waley || Penerbit : Dover Publications || Bahasa : English || ISBN : 9780486414157 || Rating : 🌟🌟🌟🌟🌟

**

Di bagian pertama buku The Tale of Genji, Arthur Waley memberi pengenalan secara singkat berisi 11 halaman berkisah tentang siapa Lady Murasaki Shikibu ini. Apa peranannya di dalam kehidupan Genji dan bagaimana dia bisa mengetahui beragam hal tentang sosok Genji? 





The Tale of Genji ini sendiri dikisahkan oleh Genji, namun kisah tersebut merupakan kejadian yang sudah lampau pada saat Murasaki mengetahuinya. Karena, perbedaan usia antara Murasaki dan Genji yang terpaut sangat jauh. Jadi, banyak hal yang saat itu baru diketahui oleh Murasaki melalui cerita dari Genji sendiri juga dari banyaknya sumber yang dia dapatkan.

Lady Murasaki sendiri merupakan perempuan yang cerdas, dia mempelajari banyak hal dengan cepat, bahkan sang Ayah sampai berkata, "If only you were a boy how proud and happy I should be." Pada masa itu, perempuan memang dipandang sebelah mata, hingga akhirnya Murasaki memutuskan untuk menyembunyikan keahliannya, juga kemahirannya menulis dalam huruf kanji.

Pertemuan Murasaki dan Genji ini terjadi justru ketika Murasaki masih kecil. Tapi, bukan berarti Genji langsung menikahinya, tidak! Genji justru merawat Murasaki dan bahkan Murasaki kecil menganggap Genji sebagai saudara tuanya. Hingga kemudian, ketika Murasaki cukup umur, barulah Genji menjadikannya sosok perempuan yang menemaninya hingga akhir hayat. Bahkan, di depan Murasaki, Genji sering bercerita tentang segala hal, karena dia bisa menjadi dirinya sendiri hanya ketika berhadapan dengan Murasaki.

Bisa dibilang, Murasaki ini memang perempuan yang sangat disayanginya. 

**

Dan novel yang saya baca ini berisi 9 Bab. Bab Pertama membuka jalur kisah tentang sosok di balik kehadiran Genji yaitu Ibunya Genji Monogatari, Lady Kiritsubo. Yang dikenal memiliki paras yang sangat teramat cantik, bahkan menjadi Istri kesayangan sang kaisar. Tidak heran, jika Genji akhirnya memiliki paras yang juga cantik seperti sang Ibu. 

Bahkan ketika Lady Kiritsubo meninggal dunia usia melahirkan Genji, sang kaisar seakan dirundung kesedihan yang terus menerus tanpa henti. Namun, Genji merupakan anak kesayangannya, meski tidak bisa menggantikan posisi sang Ayah menjadi Kaisar, karena terlahir dari posisi Istri yang tidak kuat. Tapi, tetaplah Genji selalu menjadi anak yang disayang oleh kaisar.

Pada usianya yang sudah cukup, sekitar 17 tahun, Genji dinikahkan dengan Lady Aoi dimana dirinya jarang menemui sang Istri. Tapi, bersama dengan To-no-Chujo - kakak iparnya - mereka sangat dekat. Keduanya sering menghabiskan waktu bersama, berbincang dan minum di beranda. 

**

Pada bab-bab berikutnya, diketahui bahwa Genji pernah terserang penyakit Malaria dan berhasil sembuh. Setelah berhasil sembuh, Genji memutuskan untuk berdoa agar terhindar dari petaka. Di sebuah kuil tersebutlah, Genji melihat Murasaki untuk pertama kalinya. Di sini dia melihat ada sesuatu yang istimewa bergejolak dalam dirinya hingga memutuskan untuk merawat dan membesarkan Murasaki.

Bukan pula rahasia, tentang Genji yang memiliki banyak wanita simpanan. Pada masa Heian adalah hal yang lumrah ketika lelaki memiliki wanita simpanan selain istrinya. Bahkan ada peraturan bahwa seorang lelaki tidak boleh menghabiskan waktu terlalu lama dengan satu perempuan, karena bisa menimbulkan kecemburuan di antara perempuan lain.

Dan Lady Aoi sudah mengetahui hal ini, hanya saja karena hubungan keduanya tidak begitu baik, sehingga Genji jarang berlama-lama menemui Lady Aoi. Belum lagi kondisi Lady Aoi yang lemah hingga harus mendapat perawatan dan pengawasan yang ekstra.

**

Karma, di sini kita akan diperkenalkan dengan balasan atas perilaku. Genji meyakini bahwa perbuatan baik akan menuai kebaikan dan perbuatan buruk akan menuai keburukan. Konsekuensi inilah yang kemudian dipercaya oleh Genji sebagai alasan mengapa dirinya pantas mendapat balasan dari dendam Lady Rokujo melalui kehadiran arwah jahat yang 'menghukumnya'.

Lady Rokujo ini termasuk perempuan yang juga dekat dengan Genji, namun karena entah kenapa, Genji jarang menemui sang Lady, hingga akhirnya timbullah dendam yang diyakini Genji, menghukumnya dengan mengambil orang-orang yang dicintainya.


oo00oo

Ada banyak hal yang saya dapat dari membaca kisah hidup Genji yang ternyata banyak berisi lika-liku dan perjuangan dalam kehidupannya. Tapi, satu hal yang membuat saya selalu terkenang adalah rasa sedih yang sering melandanya. Hingga membuat saya seolah bisa merasakannya juga. Seperti pada halaman 80, ketika Genji tengah merenung sambil menatap badai.

Now like a traveler who has tried two ways in vain
I stand perplexed where these sad season meet

Disertai narasi yang mengisahkan tentang suasana hatinya, ekspresi kosongnya, menambah kuat imajinasi saya sebagai pembaca layaknya tengah berdiri bersisian dengan Genji.

Serta, meski Murasaki merupakan gadis yang istimewa di hati Genji, tapi, tetap saja dirinya tidak banyak menghabiskan waktu dengannya. Hanya beberapa kali kesempatan kemudian digunakan untuk menceritakan segala hal dari hidupnya, hingga kita bisa membaca hasil karya Murasaki saat ini.

Postingan Terkait