#BookReview Landline Karya Rainbow Rowell

Landline Rainbow Rowell
Landline Rainbow Rowell


JIKA KAU PUNYA KESEMPATAN KEDUA UNTUK CINTA, APA KAU AKAN MENGAMBIL KEPUTUSAN YANG SAMA?



Landline Novel Karya Rainbow Rowell- Terus terang, ini novel kedua karya Rowell yang saya baca. Sebelumnya Attachment berhasil saya taklukan dalam sehari saja. Apakah kemudian membuat novel ini terlalu tidak berguna? Bukan, tapi gaya penulisan serta alur dan penyampaiannya yang to the point sehingga membuat novel ini berbobot dan tidak bertele-tele. Mengingat saya ini penggemar Stephen King, dimana novel-novelnya sering kali berisi kalimat-kalimat yang bertele-tele, tapi tetap saja membuat saya terkocar-kacir ngefans sama beliau.

Sama seperti buku sebelumnya, ada nuansa klasik atau kuno yang diangkat oleh Rowell dalam novelnya kali ini. Sosok perempuan yang memiliki handphone Iphone tapi batrenya soak, sehingga harus berulang kali dicas. Serta seorang lelaki yang bahkan untuk menerima SMS atau mengangkat handphone saja sangat-teramat-jarang sekali. Dan juga, kenyataan atau fakta bahwa telpon rumah tak lagi dibutuhkan, hingga harus disingkirkan atau disimpan dalam lemari penyimpanan.


Kartu Tanda Buku


Judul : Landline || Penulis : Rainbow Rowell || Halaman : 370 || Penerjemah : Airien K. || Penyunting : M.R Prajna || Proofreader : Titish A.K || Desain cover : Chyntia Yanetha || Cetakan pertama : April 2016 || Diterbitkan oleh : Penerbit Spring || ISBN : 9786027432215 || Facebook : Penerbit Spring || Twitter : @penerbitspring


Review Novel Landline


Novel ini tentang 'Mencintai Kembali'. Bagaimana tokoh-tokoh dalam buku ini berusaha untuk memperbaiki apa yang telah terlewat, dalam hal ini sesuatu yang sudah terjadi. Mereka semua terombang-ambing dalam pikiran serta ambisi yang sebenarnya kalau diwakili dengan level 1 sampai 5, maka tingkat urgensinya mencapai level 5. Semua tokoh memiliki alasan masing-masing yang kuat untuk bertindak dan memutuskan apa yang ingin mereka lakukan.

Singkatnya, novel ini tidak berisi tentang kegalauan yang diakibatkan para tokohnya tidak tahu apa yang ingin mereka pilih. Bukan. Tapi kegalauan, kebimbangan tentang pilihan mereka, apakah sudah sesuai juga dengan orang-orang yang ada di sekitar mereka yang mereka cintai. Dan bahkan ini menyangkut hampir keseluruhan tokoh.

Mereka semua memiliki tujuan masing-masing dalam roda hidup dunia yang Rowell ciptakan. Kehidupan yang sudah ditakdirkan oleh Rowell. Sehingga para tokoh memiliki impian dan cita-cita tersendiri.

Seperti Georgie, yang menjadi tokoh perempuan - awalnya saya pikir dia lelaki - dalam novel ini. Seorang Ibu dari dua anak yang sangat mencintai suaminya, Neal. Georgie sudah memiliki tujuan dan impian sejak dia masih kuliah. Cita-citanya, dia ingin memiliki program televisi sendiri, yang dia tulis serta alurnya sesuai dengan idealismenya. Georgie memang seorang penulis acara komedi, sahabatnya - Seth - mengatakan bahwa Georgie adalah perempuan terlucu yang pernah dia kenal.

Ada juga sosok lelaki yang konon mengakui bahwa dia bukan tipikal cowok yang memiliki keputusan. Dia saja bingung ingin konsentrasi dalam bidang pekerjaan apa. Apa yang ingin dia lakukan nantinya. Ibaratnya, Neal ini seperti cowok pasif yang selalu menunggu keputusan dari Georgie. Seolah-olah, dia hanya sosok yang menanti, bukan yang beraksi. Tapi, memang benar, bisa dibuktikan melalui pertemuan Neal dan Georgie setelah Neal mengakui kalau dia sudah tunangan. Dan hari itu, justru Neal yang memanggil Georgie dari sebrang jalan untuk menghampirinya.

Jujur saja, memang benar kok, kalau novel ini termasuk yang 'luar biasa' karena kebiasaan semuanya tidak seperti novel-novel yang sering kita temui. Seperti Georgie yang bekerja atau menjadi tulang punggung keluarga. Neal suami yang mengurus rumah serta anak-anaknya. Sementara jam kerja istrinya tidak dapat ditebak. Dan dua anak perempuan yang terbiasa tinggal bersama Daddynya, karena sang Ibu benar-benar sibuk bukan main.

Sementara itu, banyak ditemui novel dimana sahabat jadi cinta. Tapi, bagaimana dengan Seth dan Georgie? Yang bahkan Seth lebih paham tentang Georgie 100% daripada Georgie memahami dirinya sendiri. Seth, lelaki tampan yang menurut Georgie bertampang 'cantik', rapi tapi tetap maskulin dan bergaya. Keduanya sudah menempel sejak pertama kali bergabung dalam satu projek dalam waktu yang lama. Bayangkan saja sudah 19 tahun Seth dan Georgie bersama!

Nah, karena kedekatan Georgie inilah, akhirnya ada benih-benih cemburu yang tidak tampak terlihat oleh Georgie, ketika dia menjelaskan pada Neal bahwa natal tahun itu dia tidak bisa ikut serta dengan Neal dan kedua anaknya pergi ke Ohama. Tempat Ibunya Neal. Ketika Neal memutuskan untuk tetap pergi, Georgie masih berpikir bahwa ini tidak masalah, bukan masalah sama sekali. Sampai ketika Ibunya Georgie mengkhawatirkan anaknya.

Novel Rowell memang selalu menyertakan juga candaan atau lelucon yang ringan dan tidak terkesan memaksa. Tampak mengalir begitu saja, seperti yang saya jelaskan sebelumnya. Kalau novel ini singkat dan padat, pembaca tidak perlu membutuhkan waktu yang lama hanya untuk membaca satu kalimat yang intinya Georgie merindukan Neal. Tidak. Tapi pembaca akan disuguhi adegan :

Ketika Goergie merenung siapa yang selalu ada di rumah setiap dia pulang? Neal.
Siapa yang memandikan kedua anak mereka? Neal.
Siapa yang mengalah ketika Georgie melahirkan anak pertama mereka? Neal.
Siapa yang akan menenangkan Georgie ketika dia tengah menghadapi deadline dan kebuntuan ? Neal.


Baik, itu saja sudah cukup untuk mengetahui bahwa NEAL ITU DUNIANYA GEORGIE. Jadi, kita tidak perlu kebingungan untuk mengetahui sebenarnya kenapa sih Georgie sampai kelimpungan sampai-sampai menulari Seth yang juga ikut kelimpungan.


Pendapatku


Kalau berbicara masalah ikon telpon berwarna kuning. Itu karena alat tersebut bagi Georgie sangat ajaib. Dia bisa menghubungi Neal, sosok Neal yang berada di tahun 1998. Percaya tidak? Kalau telpon itu sangat ajaib. Georgie tinggal mencolok-kan kabel telpon di colokan di dekat kolong tempat tidur - di rumah Ibunya - kemudian menunggu nada sambung dan tunggu hingga dia bisa menghubungi orang-orang di masa lalunya. Seperti Paul ayahnya Neal.

Tadinya, saya berpikir ingin menjadi tim Neal, tapi saya tau, banyak orang yang mungkin akan memilih Neal. Itulah kenapa, saya suka karya Rowell. Karena tokoh yang dijadikan favorit ini, bukan sosok yang sempurna seperti SETH. Sungguh. Justru ketidaksempurnaannya yang terlihat sangat mengagumkan, terasa sangat hangat dan menjadikannya sosok yang favorit.

Saya justru memfavoritkan Georgie, karena rasanya ada sisi Maskulin dalam sosoknya. Tidak terlalu senang berbasa basi. Segera mengatakan apa yang ingin dia katakan, seperti ketika dia menelpon Neal hanya untuk mengatakan bahwa dia mencintai Neal. Serta keputusan-keputusan yang membuat Georgie tampak lebih macho.


Dan, jangan berharap bahwa Rowell akan memberi makan imaji dan ekspektasimu terhadap banyak hal yang sudah terlalu terbiasa terjadi di novel-novel. Kamu hanya akan berhadapan dengan rasa kecewa, karena Rowell memberikan sesuatu yang lebih konkret tentang pilihan dan bagaimana kehidupan memberikan alasan yang kuat untuk ragam pilihan.

Apalagi kisah di dalam novel ini, tampak sangat logis. Tentang kehidupan rumah tangga, di mana perempuannya termasuk Alpha Girl. Hal apa saja yang bisa menjadi penyebab keretakan dalam rumah tangga. Sampai, konflik rumah tangga yang dikemas dengan santai sehingga bisa dinikmati juga oleh pembaca yang masih single.

So far, saya menyukai sekali novel ini, mungkin saya akan menunggu hingga novel Carry On diterjemahkan. Selamat menunggu juga bagi kamu yang juga sedang menunggu.






Postingan Terkait