Brave New World - Aldous Huxley

Brave New World - Aldous Huxley
Brave New World - Aldous Huxley


Brave New World - Buku ini terbit di tahun 1932 dan merupakan buku kedua dari penulisnya yaitu Aldous Huxley. Lelaki kelahiran Godalming, Inggris tahun 1894 ini menempuh pendidikannya di Eton Collage kemudian mempelajari Sastra Inggris di Balliol College, Oxford. Menurut Huxley, "kewarasan itu satu fenomena yang agak jarang." Dari pemikiran inilah, dirinya tak henti-henti dikritisi hingga diberi tahu bahwa dia adalah sebuah gejala yang menyedihkan dari kegagalan satu kelas intelektual.

Buku ini tidak memiliki acuan pada fiksi nuklir. Serta tema dalam novel ini bukan tentang kemajuan sains secara siginifikan, melainkan sebuah kemajuan yang memengaruhi individu manusia. Kemenangan fisika, kimia dan teknik. Satu-satunya kemajuan ilmiah yang dibahas melalui penggambaran secara spesifik yaitu kemajuan yang melibatkan penerapan hasil riset masa depan dalam bidang biologi, psikologi dan fisiologi terhadap manusia. Hanya dengan sarana sains maka kualitas kehidupan bisa diubah secara radikal.

Dalam novel ini, jelas memang Huxley menitik-beratkan kehidupan manusia di 'masa depan' jauh berbeda. Semua serba teratur, kesehatan makhluk hidup terjamin hingga tidak ada lagi gangguan kesehatan, obesitas hingga penuaan kronis. Dimana setiap manusia yang hidup di Tempat Lain ini, bisa merasakan kehidupan Forever Young. Tentunya, dengan pengadaan makanan yang dipilih dengan ketat, seperti serat padi sitetis, atau seperti almond magnesium asin. Semua bahan makanan dimodifikasi agar membuat tubuh tetap sehat, bugar, tanpa penyakit dan awet muda. Tidak hanya itu, kesehatan secara lingkungan juga benar-benar terjaga, di Tempat Lain tidak ada lalat atau binatang yang tampak jorok bagi mereka.

Banyak orang yang bersimpati dengan kelahiran novel ini, di abad ke-20. Mereka setuju dengan ide tentang dunia yang bisa membantu mereka agar tetap sehat, totalitas dalam pekerjaan serta memiliki pikiran yang terkontrol dengan baik. Mengingatkan saya pada novel 1984 karya Orwell, tentang mind control dimana setiap orang sudah diberi asupan perintah sejak mereka masih bayi, untuk menanamkan peraturan-peraturan yang nantinya tidak akan mempersulit 'pemerintah' dalam mengatur tingkah laku manusia. Bahkan, sudah dilakukan eksperimen sejak bayi, dalam dunia Huxley ini, mereka membuat traumatis pada bayi dan balita untuk memperbaiki perilaku di masa depannya.

Di dunia masa depan milik Huxley, manusia tidak dilahirkan secara normal - yaitu melalui proses hamil kemudian melahirkan dari rahim seorang Ibu - melainkan melalui proses bayi tabung. Dimana satu embrio yang telah dibuahi, akan dibagi-bagi menjadi beberapa bagian hingga tercipta manusia yang seragam. Sekali 'lahir' terdapat sekitar 80-an anak yang memiliki wajah kembar. Ini demi menyetarakan tiap-tiap level yang sudah dibagi menjadi manusia level Alpha, Beta, Delta, Gamma dan Epsilon. 

Bagian-bagian dalam level ini juga menentukan jenis pekerjaan, tempat tinggal sampai kehidupan yang mereka jalani. Melalui sosok Ford, Huxley tengah bermain-main menjadi sosok Tuhan. Dia-lah yang mengontrol setiap bagian kehidupan manusia. Dengan pikiran yang sudah dikendalikan, maka kehidupan dan stabilitas sosial tetap terjaga tanpa harus memikirkan banyak kerusakan, demikian yang terkandung dalam novel ini. Kembali lagi pada 'kelahiran' anak-anak kembar yang sudah diberi 'jatah' kehidupan oleh Ford. Mereka juga diberi satu tanda, melalui baju yang mereka pakai, level hidup yang akan mereka jalani.

Selain itu, pun eksperimen serta pendidikan yang mereka terima sangat berbeda. Contoh, manusia pada level Epsilon merupakan orang-orang yang menjadi petani, pesuruh dan yang bertugas melakukan pekerjaan kotor. Apakah mereka pernah memimpikan untuk menjadi sosok Alpha? Yang kehidupan serta pekerjaannya bisa dikatakan golongan mapan? Di sinilah mind control itu memainkan peranannya, sejak kecil setiap level manusia ini dicekoki oleh sebuah suara yang terus mereka dengarkan ratusan kali dalam sehari. Ini untuk menanamkan sebuah keyakinan melalui alam bawah sadar mereka. Dimana, hal ini yang mencegah mereka menginginkan sesuatu yang diluar batas.

Manusia level Epsilon akan merasa beruntung dengan menjadi Epsilon, dan tidak pernah memiliki keinginan untuk menjadi level Alpha. Mind control ini terbukti sukses menjaga kestabilan dalam kehidupan dunia Tempat Lain. Meski begitu, pasti ada saja beberapa 'ciptaan' yang sedikit melenceng dari yang seharusnya. Namun, ternyata sosok Bernarnd yang saya pikir akan menjadi sosok Hero di sini, justru di beberapa bab menjelang akhir, dia berubah haluan menjadi anti-hero. Betapa proses dalam novel ini memiliki kejadian-kejadian tak terduga yang membuat saya sedikit terkecoh.


Seperti yang sudah saya tuliskan sebelumnya, tentang kondisi lingkungan yang sehat, seperti tidak adanya lalat atau serangga yang menandakan bahwa lingkungan tersebut sangat-sangat bersih dan terjaga. Pun dengan kondisi udaranya, dimana tidak ada polusi yang juga menjadi penyokong melambatnya penuaan para makhluk yang hidup di Tempat Lain ini. 

Kenapa saya menyebutnya Tempat Lain, bukan dunia seutuhnya saja? Karena di sini, juga terdapat satu lokasi yang merupakan Reservasi Liar. Apa isinya? Dihuni oleh manusia-manusia Ras Indian, yang masih mengikuti pola hidup normal, seperti menikah-hamil-melahirkan-disusui oleh seorang Ibu. Sampai jatuh cinta. Ini yang sedikit berbeda dari Tempat Lain. Karena di Tempat Lain, Setiap Orang adalah Milik Orang Lain. Mereka bebas bergaul dengan siapa saja, perempuan bebas memilih berkencan dengan lelaki mana saja. Bahkan, sebuah hal yang aneh dan termasuk 'cabul' jika mereka memilih satu lelaki atau satu perempuan untuk hidup mereka.

Kalau dipikir-pikir, kira-kira apakah mereka merasakan kebosanan dan kejenuhan? Nyatanya tidak. Bukan karena mereka bebas berpacaran dengan siapa saja. Tapi, teknologi dalam Tempat Lain memiliki beberapa 'alat' pembantu yang membuat manusia terhindar dari stress, kecewa, perilaku berkata buruk sampai perilaku yang bisa merusak kondisi tubuh dan jiwa. Ada Soma, istilah yang dipakai, yang kalau saya pahami sepertinya ini merupakan Narkotika. Karena efek yang dihasilkan seperti tenang, kebal terhadap rasa sedih, takut dan resah. 

Belum lagi, mereka memiliki permen berisi hormon-sex, yang membuat mereka akan selalu bersemangat -konon beginilah fungsi permen itu. Juga ada satu tempat Stimulasi Rasa, yang membuat orang yang menonton video tersebut, seolah-olah bisa merasakan apa yang terjadi dalam film itu. Entah itu rasa sakit, gairah, bahagia dan semua rasa yang distimulasi pada orang yang menontonnya.

Hal ini yang membuat saya berdecak kagum, betapa ide-ide tentang masa depan kerap kali memberikan gambaran yang justru seringnya bertolak belakang. Ini berpengaruh pada aktivitas dan pemikiran pada masa itu, pada abad tersebut. Dimana juga dijelaskan oleh sang Konsolir, New World ini diberlakukan setelah Perang Sembilan Tahun yang terus berkecamuk dan meninggalkan kerusakan. Di sinilah kemudian, mereka berusaha menemukan satu solusi untuk mengendalikan dinamika kehidupan manusia agar lebih teratur.

Ada banyak orang yang pastinya tidak sejalan dengan pemikiran Huxley, namun karyanya kini telah diadaptasi oleh banyak penulis lain. Tentang dunia distopian yang serba teratur mengingatkan saya pada banyak film yang mengulas tentang hal ini. Ini semacam jawaban dari pertanyaan dan rasa ingin tahu saya, siapa sih yang menyebabkan adanya ide tentang dunia seperti dalam film-film yang beredar? Ternyata, Huxley-lah biang keladinya.

Memang, meski di dunia masa depan terdapat Tempat Lain yang konon lebih beradab. Terdapat pula tempat bernama Reservasi Orang Liar. Di sinilah kita akan diajak berkenalan dengan John, seorang anak yang tidak mendapat tempat baik di Tempat Lain maupun di Reservasi Orang Liar. Hingga kita akan diajak mendalami perasaannya yang semakin lama semakin kehilangan kewarasan, demi mempertahankan apa yang menjadi prinsipnya. Kebingungannya yang tidak diterima di tempat mana pun. 

Hingga kemudian, ada banyak orang yang justru mengatakan bahwa sosok Huxley ada di karakter John. Dalam hal apa? Dalam hal rasa cintanya pada sang Ibu dan kecenderungannya cemburu pada sosok Ayah. Oedipus Complex adalah sebutan untuk seorang anak lelaki yang mempunyai hasrat seksual yang besar terhadap ibunya dan merasa cemburu terhadap ayahnya sendiri. Istilah Oedipus Complex diambil dari sebuah legenda di Yunani, legenda Oedipus, seorang anak yang jatuh cinta kepada ibunya, setelah ia membunuh ayahnya.

Dalam cerita ini, pun kisah John menyerupai legenda Oedipus. Bagaimana kemudian dia mengurung dirinya di sebuah tempat terpencil, mencoba untuk menjadi tetap 'normal' di dunia yang bahkan tak lagi dia kenali. Hingga kemudian takdir membawanya pada keputusan lain.

Pada akhirnya, saya memang mengakui ada banyak hal yang dibahas dalam novel ini. Baik dalam struktur sosial, kebebasan individu yang kemudian berpengaruh dalam kondisi psikologis mereka, falsafah atau pandangan hidup yang berubah serta banyak hal yang melingkupi di satu buku ini. Namun, tetap saya memiliki satu kendala, yaitu Terjemahannya yang membuat kepala saya sakit. 

Mungkin, jika Anda mendapatkan buku ini diterjemahkan oleh penerbit lain, bisa membantu mencerna setiap cerita dan kalimat yang ditulis. Karena, saya sampai harus membaca berulang-ulang demi menemukan kalimat yang pas untuk saya cerna.


Kartu Tanda Buku

Judul : Brave New World || Penulis : Aldous Huxley || Halaman : 265 || Penerjemah : Nin Bakdi Soemanto || Penyunting : Tia Setiadi || Cetakan Pertama, Juli 2015 || Terbitan : Penerbit Bentang Pustaka || ISBN : 9786022910879 || LBABI : 2 || Rating : 🌟🌟🌟🌟🌟

Postingan Terkait