Anak Dalam Cermin





Anak Dalam Cermin, merupakan buku pertama yang saya baca untuk diikut-sertakan dalam proyek #31HariBerbagiBacaan. Buku yang telah dicetak beberapa kali, menemani banyak anak-anak hingga sampai mereka telah dewasa, tidak membuat saya pribadi merasa bosan. Tentunya, karena di dalamnya tak hanya tersedia kisah-kisah yang akan menghibur, tapi juga memberi pembelajaran melalui sebuah dongeng atau cerita.

Sekali lagi, saya selalu setuju jikalau dongeng merupakan cara untuk menyampaikan sebuah pesan yang mendalam terkait moral atau khasanah pengetahuan, melalui petualangan atau dialog atau juga sikap dari para tokohnya. Dongeng selalu asik untuk dinikmati jika tidak berisi petuah yang terlalu frontal tanpa dibumbui sebuah aksi - reaksi yang bisa membuat pembaca mengambil pembelajarannya sendiri.

Begitu pula kisah-kisah dalam buku Anak Dalam Cermin, karya Enid Blyton ini. Selain covernya yang cantik, karena baru saja diterbitkan ulang oleh pihak Gramedia. Tapi juga berisi kisah-kisah yang selalu segar dan tak membosankan untuk dibaca. Ada Delapan kisah dalam buku ini, saya membacanya dari buku ke-delapan dari susunan serial Kumbang. 




Orang Yang Rakus Biasanya Mementingkan Dirinya Sendiri


Demikianlah Pop yang rakus, selalu gemar makan tapi enggan berbagi. Sehingga warga Cherry banyak yang tak suka terhadapnya. Tidak hanya itu, Pop juga sering mengambil segala yang paling bagus, milik orang lain. Jika barang yang diambil dari orang-orang yang akan marah kemudian akan menentang untuk memberikan, akan berbeda ceritanya. Karena, Pop sering sekali mengambil dan memaksa orang-orang yang lemah untuk mengambil barang atau makanan yang paling bagus milik mereka.

Hingga suatu hari, warga Cherry tidak tahan lagi dengan POP. Mereka kemudian meminta tolong pada Bu Topple. Dan Bu Topple yang bijaksana menemukan gagasannya melalui Kue Kismis yang sangat lezat.



Orang Yang Suka Mengulur Waktu Membuang-buang Waktunya dan Juga Waktu Orang Lain


Enid Blyton memiliki gagasan yang cerdas untuk membantu orang-orang yang suka mengulur waktu. Dengan menceritakan tentang kisah Dolly yang gemar sekali mengulur waktu. Hingga suatu ketika, sang Ibu sudah benar-benar malas untuk memanggilnya sebanyak tiga kali. Kemudian sang Ibu memutuskan untuk memanggil Dolly hanya cukup satu kali saja. 

Cukup satu kali, dan itu cukup, lebih dari cukup. Kesempatan tak datang dua kali.


Senangnya Bisa Menyenangkan Orang Lain


Mari belajar dari Teddy, si anak yang gemar sekali menyakiti hati teman-temannya. Hingga ketika menjelang hari ulang tahun Teddy, teman-temannya yang lain merasa enggan untuk mengucapkan atau bahkan memberinya kado. Dan mereka memutuskan untuk merahasiakan sebuah 'pembalasan' untuk Teddy, di hari ulang tahunnya. 






Teddy tahu mereka merahasiakan sesuatu darinya, hingga kemudian dia membanting dan menginjak-injak sebuah kotak hingga rusak. Dan setelahnya, sebuah pelajaran mengubah sesuatu yang buruk menjadi baik.


Mengapa Nasib Pak Malas Selalu Sial ?


Seorang lelaki bernama Pak Malas, yang sering berkeluh kesah, menangis bahkan marah-marah karena hal kecil. Dia malas membersihkan cerobong asapnya, kemudian marah karena rumahnya jadi kotor. Dia marah karena ban sepedanya belum sampai, hingga dia malas pergi ke rumah Bibinya. Sampai dia merasa malas untuk mengantar sebuah paket yang terjatuh dari kereta Pak Pos.

Bidadari yang baik hati, membawa sebuah bingkisan untuk Pak Malas, sayangnya dia justru dimarahi sang Bidadari, kemudian menangis dan merasa hidupnya sial. Kenapa?




Kita Harus Berbagi Dengan Apa Yang Kita Miliki Bila Keadaan Memungkinkan


Ronnie yang pelit, dia sering tidak mengizinkan teman-temannya memainkan mainannya ketika mereka bermain ke rumahnya. Sampai sang Ibu bingung dengan ulah Ronnie, meski sudah dinasihati berkali-kali, tapi Ronnie tetap tak mau berubah. Dia tidak ingin mainannya dipinjam oleh teman-temannya. Suatu ketika, Ronnie merasa iri dengan dunia yang hampir sama persis dengan ruangan kamar tidur Ibunya. Dia ingin sekali tahu, seperti apa kamar anak-anak yang ada di dalam cermin tersebut.

Di sana, Ronnie masuk ke kamar yang sama persis dengannya, tapi tampak sedikit berbeda. Namun, Ronnie tak tahu apa yang berbeda. Saat ingin memainkan mainan di dalam kamar tersebut, sesuatu terjadi hingga membuat Ronnie menangis.


Kau Bisa Menjadi Yang Paling Baik Dalam Kerapian dan Kebersihan


Sebenarnya dalam cerita ini bisa jadi membuat anak-anak terinspirasi untuk berlomba-lomba menjadi anak yang rapi dan bersih, karena tokoh di dalam cerita ini bernama Mary bisa bertemu dengan Ratu karena dia bersih dan rapi. Tapi, berbeda dengan saya. Apa yang saya tangkap justru lebih dari itu. Sang Ibu memberi jalan pada Mary, bahwa pandai atau pintar atau lebih dalam segala hal bukan hanya terlihat atau terpatok pada nilai. Tapi kita bisa 'lebih' dalam segala hal yang baik.

Seperti Mary yang 'lebih' dalam kerapian dan kebersihan. Sementara hal 'lebih' lainnya juga merupakan kebanggaan tersendiri bagi sesiapa saja yang paham, apa yang bisa membuatnya bangga dan bersyukur. Menjadi manusia 'paling ramah' atau menjadi sosok 'paling pengasih' bisa jadi menjadi pribadi 'paling sopan' yang akan membuat orang lain ingat pada kita. Meski bukan berarti manusia itu harus sempurna.

Di sini, diajarkan bahwa menjadi 'lebih' bisa dalam segala hal. Bahkan realita saat ini, juga disadarkan bahwa menjadi 'lebih' dalam hal buruk juga bisa dikenal. Hanya manusia yang bisa memilih akan menjadi 'lebih' dalam hal baik atau buruk, itu tergantung pada tujuan mereka, ya kan? 

Ah, Eyang Enid memang pandai memainkan keputusan dan persepsi manusia melalui cerita-ceritanya.






Saling Menolong Sesama Ternyata Membawa Kesenangan Tersendiri


Simak saja cerita Jinky yang menceritakan bagaimana kebaikan akan selalu berakhir baik bagi si orang yang berbuat baik. Iya, Jinky yang berbuat baik pada tetangganya hingga terus kebaikan itu menular pada orang lain dan terus begitu hingga kemudian kebaikan itu bermuara kembali pada Jinky, dalam bentuk yang berbeda, tapi itu merupakan 'hasil' dari kebaikan yang dia awali.



Orang Tak Tahu Lagi Apakah Ia Tengah Berbohong Atau Tidak


Ini adalah cerita terakhir dalam buku Anak Dalam Cermin. Kisah seorang anak yang pembual, sering menceritakan sesuatu yang tidak benar. Atau berlebihan hingga tidak ada lagi orang yang percaya padanya. Sampai suatu ketika, saking semua orang benci karena dia selalu berdusta, saat dia membutuhkan pertolongan, tak ada orang yang percaya. Tak ada kesempatan untuknya, membuktikan bahwa dia tidak berbohong. Namun, sama saja, semua orang tak lagi percaya. Dan apa keputusan dia, kembali berbohong atau tidak?



Detil Buku


Judul : Anak Dalam Cermin || Penulis : Enid Blyton || Halaman : 189 || Cetakan ke duabelas : Juni 2016 || Penerbit : Gramedia || ISBN : 9786020329888



Postingan Terkait