Kisah Hidup Umar Ibn Khattab

Kisah Hidup Umar IbnKhattab – Seorang khalifah pemberani tapi penuh perhitungan dan suka bermusyawarah. Dialah hawari terdekat Rasulullah salallahu alaihi wassalam, orang terpercaya sekaligus penasihat utama. Dialah sahabat paling cemerlang, sang inspirator umat islam. Beliau merupakan penjaga Rasulullah dan pencerai-berai barisan kaum kafir, musuh yang senantiasa membangkan dan melawan dakwah islam. Kehadiran Umar memancarkan keteduhan bagi kaum fakir dan kegentaran bagi kaum kafir.



Kisah Hidup Umar Ibn Khattab





Tentang Khalifah Umar Ibn Khattab


Beliau lahir dari keturunan yang mulia, berasal dari suku Quraisy dimana nasabnya bertemu dengan Rasulullah salallahu alaihi wassalam pada leluhurnya yang kesembilan. Riwayat termasyhur menyatakan bahwa Umar dilahirkan tiga belas tahun setelah kelahiran Rasulullah atau sekitar tahun 586 M di Makkah. Sebagai ksatria perang, Khattab mengajari Umar pelbagai macam tradisi, menggembala ternak, memainkan pedang dan tombak, berburu, menunggang kuda, administrasi, hingga baca tulis.

Baca tulis dan mengenal mazmur adalah tradisi yang sangat langka pada masa itu. Hal inilah yang kemudian menjadikan Umar sebagai orang tercerdas dan juru tulis terkemuka. Hingga pada tahun-tahun pertama kenabian Muhammad, orang yang mampu baca tulis di seluruh semenanjung Arab bisa dihitung – tak lebih dari empat belas atau tujuh belas orang.

Umar sangat piawai menggubah syair, ia cakap menulis dan membaca syair, di samping banyak menghapal syair-syair Arab terkenal, ia juga kerap diundang untuk berpidato serta membacakan syair di berbagai festival dan upacara. Beliau juga dikenal sebagai jawara gulat yang tangguh.

Ketika beranjak dewasa, Umar mulai menekuni perniagaan. Umar sering pergi berdagang ke luar semenanjung Arab. Selain mendapatkan pengalaman niaga, Umar juga memeperoleh ilmu pengetahuan yang luar biasa. Wasasan dan kecakapannya semakin terbuka luas, juga mampu menguasai beberapa bahasa.



Suku Quraisy


Perlu diketahui bahwa Suku Quraisy merupakan klan ningrat atau bangsawan Arab yang paling disegani. Suku Quraisy tercatat sebagai orang terpandang dan pemegang posisi sosial, seperti saudagar, pedagang kaya, penjaga Ka’bah, pengawas para peziarah, penyelenggara diplomasi, penunjuk kepala suku, ksatria perang, sekaligus pemegang administrasi perdagangan dan peradilan orang-orang Arab.




Ketika Hijrah


Madinah merupakan periode baru sejarah Islam dan kehidupan umat Nabi Muhammad salallahu alaihi wassalam. Di kota ini dibangun masjid dan dari sanalah tradisi azan bermula sebagai panggilan untuk mendirikan solat. Ketika itu Rasulullah menginginkan agar umat Islam memiliki peringatan khusus untuk mendirikan solat.

Pada suatu malam, Umar tertidur dan bermimpi, bertemu dengan seorang lelaki pedagang lonceng, beliau hendak membelinya untuk memanggil orang-orang solat, namun lelaki tersebut kemudian justru mengajarkan Umar kalimat-kalimat azan. Setelah terbangun Umar segera menemui Rasulullah, di sana sudah menghadap lebih dahulu Abdullah ibn Zaid yang juga bermimpi hal yang sama.

Sejak saat itulah Rasulullah memerintahkan untuk mengumandangkan azan sebagai penanda dan peringatan atas masuknya waktu solat.




Ketika menjadi Pendamping Abu Bakar Al-Shiddiq


Kepemimpinan Abu Bakar (baca juga, "Kisah Hidup Abu bakar Al-Shiddiq") berlangsung dua tahun tiga bulan, selama itu pula Umar selalu menyertain dan menunjukkan kesetiaannya kepada Abu Bakar dalam mempertimbangkan keputusan-keputusan strategis umat Islam. Abu Bakar adalah Khalifah sementara Umar adalah waliyyul amri-nya. Kedudukannya sebagai sahabat sekaligus penasihat Abu Bakar terlihat jelas, salah satunya ketika Umar mengusulkan penghimpunan Al-Quran. 


Pertempuran di Yamanah telah menelan banyak korban, dan banyak di antaranya adalah penghapal Al-Quran. Umar khawatir Al-Quran akan hilang bersamaan dengan gugurnya para penghapal Al-Quran tersebut. Sehingga dengan demikian dikumpulkanlah Al-Quran dari pelepah-pelepah kayu, tulang belulang, lempeng-lempeng batu dan dari lisan para penghapal Al-Quran.




Membuat Sistem Tata Negara


Tidak hanya sebagai penakluk kaum kafir dan memperluas wilayah Islam di luar semenanjung Arab. Dalam buku ini juga dituliskan bagaimana Umar mengatur sebuah negara, beliau memelopori pembentukan beberapa jabatan bagi pemerintahan, membentuk tata negara yang lebih maju serta memperbaiki administrasi negara. Di masa inilah adanya pembagian administrative antarwilayah, berdirinya majelis kenegaraan, bagian pajak, bagian pengadilan dan lembaga konsultasi hokum, ketentaraan dan keamanan rakyat, perbendaharaan negara, keagamaan, wakaf, sampai undang-undang untuk pengaturan non muslim dan sistem pembebasan budak.


Juga dibuat sebuah Majelis Syura yang terdiri dari kumpulan para ulama dan cendekiawan, pemilihan anggotanya dilakukan dengan mempertimbangkan dua hal yaitu lama mengabdi di dunia politik, militer dan misi Islam selama 8-10 tahun, serta memiliki pengetahuan yang memadai mengenai yurisprudensi dan Al-Quran.


Pada masa kekhalifahan Umar Ibn Khattab Majelis ini terbagi menjadi beberapa lembaga, yaitu :


1.    Majelis Permusyawarahan yang juga terbagi lagi menjadi tiga divisi yaitu Dewan penasihat tinggi, Dewan penasihat umum, dan Dewan antara penasihat tinggi dan umum yang bertugas membahas masalah-masalah khusus.
2.    Sekretaris Negara
3.    Lembaga perbendaharaan, yang mengatur masalah pemasukan keuangan dari ghanimah, jizyah, kharaj dan lain-lain.
4.    Lembaga Administrasi yang bertujuan untuk memudahkan pelayanan kepada masyarakat.
5.    Lembaga kepolisian dan keamanan.
6.    Lembaga keagamaan dan pendidikan



Di masa ini juga, Khalifah Umar mendirikan penjara yang diperuntukkan bagi para pelanggar kejahatan. Namun, beliau memiliki cara tersendiri dalam menegakkan hukum. Beberapa kali ia menyadarkan orang yang salah untuk kembali ke jalan yang benar dengan cara yang benar-benar penuh hikmah dan kelembutan. Berikut ini salah satu kisah dari banyak kisah bagaimana Khalifah Umar menegakkan hokum.


Alkisah ada seseorang yang datang mengadu pada Khalifah Umar perihal seorang lelaki lacur dari Syam. Dikatakan tentang lelaki tersebut bahwa, ia selalu minum hingga mabuk. Mendengarnya Umar segera memerintahkan juru tulisnya untuk mencatat :


Dari Umar ibn Khattab untuk Fulan ibn Fulan. Assalamualaikum. Aku memuji kepada Allah atasmu, bahwa tiada Tuhan selain Allah. Bismillahirrahmanirrahim. Telah diturunkan sebuah kitab suci dari sisi Allah yang Mahaperkasa dan Maha Mengetahui, yang mengampuni segala dosa, menerima tobat dan memiliki azab yang pedih dan kekuasaan. Tiada Tuhan selain Allah dan kepada Allah segala sesuatu kembali.


Kemudian Umar berkata, “Jangan berikan surat ini kepada lelaki itu kecuali ia telah sadar.” Khalifah Umar juga memerintahkan utusan tersebut untuk mendoakan lelaki pemabuk itu. Hingga ketika surat itu datang dan dibacakan dihadapan lelaki pemabuk it, ia berkata, “Sungguh Allah telah menjanjikan pengampunan untukku, dan mencegah siksaannya atas diriku.” Kemudian, lelaki pemabuk itu terus membacanya hingga menangis. Kemudian dia bertobat dan memperbaiki perbuatannya.


Ketika kabar tersebut sampai kepada Khalifah Umar, ia berkata, “Seharusnya demikianlah kalian berbuat. Ketika salah satu dari kalian melihat seseorang terjerumus pada kesalahan, luruskanlah, doakan dan jangan menjadi setan lain untuknya.



Umar dan Ilmu Pengetahuan


Sosok beliau yang sangat mencintai ilmu pengetahuan membuat Khalifah Umar peduli dengan pendidikan. Majelis ilmu kemudian didirkan untuk menerapkan kebijakan agar mengajarkan dan menyebarkan Al-Quran ke seluruh pelosok negeri. Selain Al-Quran, majelis-majelis dan madrasah ilmu yang didirikan oleh beliau juga mengajarkan hadis-hadis Rasulullah salallahu alaihi wassalam, fikih dan ilmu lainnya.

Hendaklah kalian mempelajarai Sunnah, ilmu waris, Bahasa, sebagaimana kalian mempelajari Al-Quran.

Kematian seorang ahli ilmu jauh lebih baik daripada kematian seribu ahli ibadah yang tak mengerti halal dan haram.



Sifat Mulia Umar ibn Khattab


Melalui beberapa kisah yang dituturkan oleh orang-orang terdekat khalifah Umar, pembaca bisa mengetahui lebih dekat bagaimana beliau dalam beribadah. Khalifah Umar senantiasa menjaga rasa takutnya pada Allah, takut yang lebih besar dari rasa takut banyak orang terhadapnya. Rasa takut orang-orang disekitarnya karena kewibawaan beliau, namun dalam diri Umar, dia selalu merasa takut jika berbuat dosa atau melanggar dari perintah-Nya.
Melalui sebuah kisah dari Al-Hasan, bahwa setiap malam selepas solat Isya, Umar ibn Khattab akan menyuruhnya meletakkan bejana berisi air di samping kepalanya. Ketika terjaga, ia akan mencelupkan tangannya ke dalam air lalu mengusap wajah dan kedua tanganya untuk kemudian berzikir sampai ia terkantuk dan tertidur lagi. Lalu Umar akan terjaga lagi, sampai tiba waktu ketika ia benar-benar terbangun.


Kehidupan beliau jauh dari kesan kemewahan, tidak seperti ketika sebelum dirinya memeluk Islam. Sikapnya yang senantiasa berusaha zuhud dari kenikmatan dunia, juga sangat berhati-hati dalam mengurus negara. Beliau takut, jika ada satu kesalahan saja akan membuatnya dimintai pertanggung jawaban di akhirat kelak.



Detil Buku


Judul : Kisah Hidup Umar Ibn Khattab || Penulis : Dr. Musthafa Murad || Halaman : 262 || Penerjemah : Ahmad Ginanjar & Lulu M. || Cetakan : VII , 2014 || Penerbit : Zaman


oo00oo



Membaca kisah hidup Umar ibn Khattab membuat saya tak henti-hentinya kagum, dengan keperkasaan, kepandaian dan kelihaiannya dalam mengurus negara namun tetap teguh kokoh berdiri untuk melaksanakan Solat dan tetap menjalankan puasa. Ada banyak juga yang diceritakan dalam buku ini, tentang keselarasan Umar ibn Khattab dengan Al-Quran


Kisah tentang penaklukan dan bagaimana Umar menawarkan Islam pada bangsa lain. Beliau sangat menghargai orang-orang yang tak ingin memeluk Islam, karena tidak ada paksaan dalam memeluk Islam. Juga memberi jaminan bagi para tawanan perang untuk memilih mana yang sesuai dengan pilihan mereka.

Jalan perang bukan sesuatu yang diputuskan dengan tergesa oleh Khalifah Umar, beliau akan memikirkan dengan matang-matang dan memberikan tawaran dengan cara yang baik.


Juga berisi beberapa nasihan Umar bagi para sahabatnya yang sangat bagus untuk selalu dicontoh, tentang kehidupan. Dan beberapa doa beliau yang senantiasa mengharap ampunan dari Allah dan selalu takut pada Allah. Serta kisah kehidupan beliau yang senantiasa menjadi pengingat bagi pembaca agar bisa menjalani kehidupan dengan lebih baik lagi.


Beliau merupakan pancaran keteduhan bagi kaum fakir dan kegentaran bagi kaum kafir.

Postingan Terkait