The Golden Road

Review Novel The Golden Road

Seperti Apa Cerita Sastra Klasik Anak Ini?

Berbahagialah yang masa kecilnya, saat liburan digunakan untuk sesuatu yang bukan hanya positif tapi juga kreatif. Apalagi di zaman yang serba gadget seperti sekarang. Bermain dan berkreativitas tampaknya bukan lagi sesuatu yang disukai anak-anak.


Saat ini, sudah memasuki waktu liburan bagi anak-anak di Indonesia, entah sebagian atau juga memang keseluruhan. Sama seperti Gadis pendongeng, kelima sepupunya dan Peter, merencanakan untuk mengisi waktu liburan dengan hal yang sangat kreatif. Apa itu? Mereka hendak membuat sebuah majalah !


Terinspirasi dari keluhan Paman Roger terkait berita yang menjemukan, juga tergila-gila dengan rubrik Family Guide. Akhirnya mereka memutuskan untuk membagi tugas. Siapa saja yang mendapat bagiannya, harus bertanggung jawab. Seperti Felicity yang mendapat tugas mengisi kolom rumah tangga, Dan King yang mengisi kolom Etiket, Cecily mengisi kolom Fashion. Ada juga yang lain, bagian editor, penulis undangan dan semuanya. Mereka telah mempersiapkannya dengan baik.

Informasi Tanda Buku Golden Road


Judul : The Golden Road
Penulis : L.M Montgomery
Halaman : 350
Penerbit : Gramedia
ISBN : 9789792257182

Liburan mereka selalu saja seru dan lucu. Seakan tidak ada habisnya kebahagiaan pada masa itu. Seperti terjebak dalam badai salju sehingga harus menginap di rumah penyihir Peg Bowmen.



Atau ketika mereka dikerjai oleh Ibu Gubernur yang mereka kira adalah Bibi mereka, Bibi Eliza yang tuli. Hingga mereka berteriak ketika berbicara dengan Ibu Gubernur.


Belum lagi kisah ketika Pad, menghilang. Dan semua kisah mereka yang selalu saja membuat iri.

Pada malam tahun baru, mereka memutuskan untuk membuat Resolusi, dan yang paling banyak menepati Resolusinya mereka akan dimuat di Majalah Kita, nama majalah yang mereka susun. Nama Felicity yang keluar sebagai pemenang. Karena menurutnya lebih baik memiliki satu resolusi tapi di penuhi. Daripada banyak resolusi namun tidak dipenuhi. Keren ya pemikiran Felicity ini.


Karena dibanding sepupu lainnya, Felicity ini terbilang sudah remaja. Tapi, tidak malu bermain dan menghabiskan waktu bersama teman dan sepupunya. Bahkan Peter yang mengaku naksir dengan Felicity, membuat kisah ini menjadi lebih lucu. Rasa suka pada masa itu tidak begitu digembar-gemborkan hingga menjadi kisah cinta yang alay. Tapi, justru keren dan lucu. Berjalan berduaan saja sudah membuat Peter senang bukan main. Such a respect man.


Tapi, hari libur mereka semua juga tidak akan lengkap tanpa kehadiran Gadis Pendongeng. Yang selalu mewarnai hari-hari mereka dengan dongeng yang menarik. Dongeng tentang kisah cinta, dongeng apa saja yang membuat sepupu dan temannya terdiam sambil mendengarkan. Hanya satu hal yang tidak disukai Gadis Pendongeng, dia tidak suka ketika sedang bercerita kemudian dipenggal.


Kisah mereka selalu saja membuat iri. Dengan masa-masa dimana padang rumput luas, hutan dan kebun samping rumah masih mudah ditemui. Serta masa kanak-kanak yang selalu ingin tahu dan mencari tahu.


Postingan Terkait