The fault in our stars



Judul : The fault in our stars | Penulis : John Green | Language : English | Format : Ebook

Hazel Grace seorang penderita kanker Paru-paru stadium 4. Ibunya menganggap perilakunya yang hanya ingin berada dalam rumah, serta membaca buku yang sama ribuan kali adalah perilaku yang menunjukkan gejala depresi. Akhirnya Ibunya menyuruh Hazel untuk bergabung di Support Group.

Support Group diadakan di sebuah gereja, berisi oleh orang-orang yang juga mengidap kanker. Dengan tujuan untuk saling mensupport satu sama lain. Tapi bagi Hazel dan temannya Isaac yang menderita kanker pada matanya, kelas seperti itu membosankan.

Tapi, suatu hari ada seseorang yang baru. Yang membuat Hazel merasa berbeda. Cowok itu terus memperhatikannya saat sebelum memasuki kelas Support Group. Augustus Water namanya, dia datang bersama dengan Isaac. Augustus selama sesi terus memperhatikan Hazel, ini membuatnya salah tingkah. Setelah selesai, Augustus mengajaknya berbincang dan menonton sebuah film berjudul “V for Vendetta” yang dibintangi Natalie Portman.

Di rumah Augustus, kedua orangtuanya sangat menerima baik Hazel, Gus - begitu mereka memanggilnya- mengajak Hazel melihat-lihat ruangan favoritnya di basement. Di sana dia meminjamkan Hazel sebuah novel.

Mereka bertukar Novel kemudian saling berkomentar satu sama lain. Yang membuat Gus merasa aneh adalah novel tersebut tidak pernah selesai. Menurut sumber yang diketahui Hazel, Van Houten sang penulis memang sengaja tidak ingin menyelesaikannya. Bahkan ketika Hazel mengirimkan surat ke pihak penerbit tetap tak menerima balasan.



Hal yang tak terduga terjadi saat Gus menelpon Hazel, dia menceritakan pengalamannya yang mendapat surat balasan via email dari asisten Van Houten. Itu membuat Hazel merasa penasaran dan akhirnya ikut mengirim surat. Hal yang tak terduga lainnya terjadi, ternyata setelah menunggu balasan beberapa hari akhirnya Hazel mendapat jawaban. VAN HOUTEN MENGUNDANGNYA KE AMSTERDAM!

Di tengah kegalauannya dalam menentukan impiannya. Karena bagi Hazel dia tak mungkin berangkat ke Amsterdam karena kondisi financial orangtuanya tidak begitu baik. Pengobatan untuknya mengeluarkan banyak biaya sehingga dia berusaha tidak menyimpan harapannya. Gus mengajaknya piknik berdua saja dengan Hazel. Di taman dekat dengan museum. Dan ternyata Gus memiliki harapan yang sama. Bertemu Van Houten. Hingga akhirnya kabar gembira datang. Gus akan membiayai biaya keberangkatan mereka ke Amsterdam.

Hazel's mom awalnya tidak menyetujui rencana kepergian Hazel. Karena menurutnya juga Dr. Monica bahwa harus ada yang menemani Hazel juga yang memahami penyakitnya. Namun, ketika Hazel memikirkan kejadian saat di taman. Dia mencari tahu tentang Caroline-mantan pacarnya Gus- kemudian merasakan kekalutan. Parahnya saat dini hari, Hazel mengalami rasa sakit yang tiba-tiba di kepalanya. Membuatnya berteriak dan membuat kedua orangtuanya kebingungan untuk mengatasinya.

Ternyata rasa sakit yang dialami Hazel dikarenakan Oksigen mengalir kurang lancar sehingga menimbulkan rasa sakit hingga ke bagian lain tubuhnya. Dia harus menginap selama 6 hari di ICU, melarang Gus untuk menemuinya karena dia tak ingin Gus melihatnya dalam kondisi yang tidak baik. Setelah keluar dari rumah sakit, rencana ke Amsterdam terpaksa dibatalkan.

Hari-hari diisi dengan keluhan Isaac terhadap Monica yang memutuskan hubungan percintaan mereka secara sepihak. Dan kebersamaan Gus dengan Hazel, Gus sendiri mengalami tumor yang membuat kakinya diamputasi sebelah. Sehingga dia menggunakan kaki palsu.

Ternyata Mom's Hazel tidak membatalkan rencana mereka untuk pergi ke Amsterdam, ini adalah berita baik bagi Hazel sehingga dia sangat bahagia mendengarnya. Perjalanan dilakukan, namun saat mereka menjemput Gus, dari dalam rumahnya terdengar suaranya yang berteriak marah. Akhirnya Hazel dan ibunya memilih untuk menunggu di dalam mobil.

Perjalanan lancar, setelah mengalami jet lag, Hazel tidur selama beberapa jam. Kemudian ibunya mengizinkan mereka berdua - Hazel dan Gus- menghabiskan waktu di cafe Oranjee. Cafe yang direkomendasikan oleh Peter Van Houten, mereka juga dibayari oleh Peter untuk makan malam itu.

Keesokan harinya mereka akan menemui Peter. Gus menemani Hazel sementara ibunya memilih berjalan-jalan sendiri. Di sanalah mereka melihat hal yang berbeda. Sosok Peter yang tidak ramah, angkuh dan terkesan Aneh. Asistennya menemui mereka dan berkali-kali memperingatkan Peter pada ucapannya yang meremehkan Hazel serta Gus karena penyakit kanker mereka. Namun Hazel bersikukuh untuk meminta jawaban pada pertanyaannya :


Apa yang terjadi pada Ibunya Anna, The tulip Man dan hamsternya. Pada novel yang sering dibacanya AIA.


Tapi jawaban yang didapatkan mereka tidaklah memuaskan kecuali perangai dari sang penulis yang benaer-benar membuat mereka berpikir ini sangat mengecewakan. Kedatangan mereka ke Amsterdam tampaknya tak mendapatkan apapun. Dan asisten Peter mengundurkan diri karena tingkah Peter yang tidak baik. Mereka diajak ke museum Anna' House. Di sana mereka melihat banyak hal. Dan saat mendengarkan suara Ayahnya Ana berbicara, Gus dan Hazel berciuman. Kemudian dilanjutkan dengan kebersamaan mereka di kamar Gus tanpa sepengetahuan ibunya Hazel. Di sanalah Hazel juga menyatakan cintanya setelah semalam di cafe Oranjee Gus menyatakan cintanya.

Sehari sebelum mereka kembali dari Amsterdam, Gus mengatakan sesuatu yang membuat Hazel merasa sedih. Ternyata Gus mengalami sakit kembali pada pinggangnya dan dadanya. Dia menceritakan bahwa saat Hazel di ICU, Gus juga tengah menghadapi PET Scan. Dan dia harus menjalani kemoterapi.

Gus harus menggunakan kursi roda, semakin hari kondisinya semakin menurun. Bahkan di perutnya dipasang GTube. Hazel setuju dengan salah satu quote yang tertulis di sarung bantal di rumah Gus.


Tanpa rasa sakit kita tak akan mengenal kesenangan.


Gus meminta Hazel menulis sebuah kata-kata yang akan dibacakannya di acara pemakamannya. Gus sudah mengatur bagaimana nanti acara pemakamannya berlangsung. Dia mempersiapkan semuanya. Semakin lama kondisi Gus semakin menurun.


Favorit quote dari buku ini :


"...universe need their existence"

"Without pain we never know the joy."



Kisah cinta dua orang yang mengidap kanker. Bagaimana mereka menjalani kehidupan mereka dengan make a deal pada situasi yang mereka rasakan.


Postingan Terkait